Minggu, 24 Maret 2019

4 Langkah Akhir Menjadi Agen Anti Clutter

Assalamu'alaikum...

Alhamdulillah, semakin kesini semakin benderang dan semakin bingung, 
mau memulai dari mana bebenahnya.. wkwkwk. Apalagi setelah baca Pilar-Pilar Gemar Rapi Bagian I.

Namun, sebelum memulai itu semua, masih ada Pilar-Pilar Gemar Rapi (Bagian II) yang perlu dicermati dan dipahami dengan seksama, yaitu:



5.   Menyesuaikan kondisi individu (personalized).  Pasalnya, Allah SWT menciptakan manusia dalam kondisi yang berbeda-beda, baik itu antara laki-laki dan perempuan bahkan antara saudara kandung. Nah, demikian juga dengan bebenah, jangan suka saling membandingkan wahai netizen yang budiman. Standar berbenah yang ditetapkan oleh masing-masing individu dapat berbeda satu sama lainnya. Oleh karenanya, di dalam metode Gemar Rapi, memulai kategorinya pun bisa berbeda-beda, meskipun berada dalam klaster yang sama. Ada yang mulai berbenah mainan, baju, dapur atau ruang baca.
6.   RASA sebagai prinsip (principles) yang terdiri dari Rapi dan Teratur, Aman dan Nyaman, Sehat dan Bersih, serta Alami dan Berkelanjutan. Menurut Gemar Rapi, prinsip rumah yang baik harus meliputi delapan prinsip tersebut, tidak boleh kurang, hehe. Prinsip RASA ini erat kaitannya dengan Hygge yang menurut orang Denmark adalah perasaan yang menenangkan dan menyenangkan. Bahasa bulenya, bisa disebut homey  atau cozy. Tempat yang nyaman ini membuat pikiran tenang dan jauh dari stress.
7.   Memenuhi standar safety dan hygiene. Gemar Rapi membagi safety di rumah menjadi 3 jenis, yaitu General (berlaku umum/ untuk semua dalam kondisi normal), Spesific (pertimbangan akan salah satu penghuni rumah, seperti balita, lansia, difabel, dll), dan Emergencey Safety & Security (berkaitan dengan keadaan darurat). Sedangkan hygiene tentunya berkaitan erat dengan kesehatan dimana kondisi rumah harus semaksimal mungkin steril dari kuman atau berbagai sumber penyakit. Ingat, yang rapi itu belum tentu aman dan sehat.
8.   Tidak mencemari lingkungan (environment) karena proses decluttering nanti pada akhirnya akan menimbulkan barang-barang yang akan disingkirkan. Nah, supaya tidak terjadi hal sedemikian, maka harus teguh menjalankan 8i/8r upaya, yaitu mulai dari refuse (hindari), reduce (kurangin), reuse (pakai berkali-kali), recycle (bentuk kembali), rehome (donasi), repurpose (ahli fungsi), replant (tanam kembali), hingga rot (kembali untuk bumi).


Laluuuu... bagaimana jika keempat pilar ini jika dikaitkan dengan situasi kondisi Rumah Daniesta?
Owwwh tentu saja sangat jauuuh sekali dengan prinsip Gemar Rapi tersebut.
Jadi dari delapan pilar itu pun, Rumah Daniesta masih jauh? Iya pastinya. Maka dari itu, kami sekeluarga memutuskan untuk berubah, dimulai saya yang merupakan penyumbang clutter terbesar.
Astagfirullahaladziim... Ampuni hamba Ya Allah yang Maha Pengampun.



إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Kecuali mereka yang telah bertaubat, mengadakan perbaikan dan menjelaskan(nya). Mereka itulah yang Aku terima taubatnya, dan Akulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(Q.S Al-Baqarah: 160)


Jelas banget kan gaess apa kata Allah SWT di surat kedua dalam Al Qur'an tersebut, bahwa jika memang sungguh-sungguh bertaubat, maka juga harus memperbaiki diri. Mengapa harus gitu? Karena ganjarannya dahsyat, seperti Allah SWT bilang:




إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَاعْتَصَمُوا بِاللَّهِ وَأَخْلَصُوا دِينَهُمْ لِلَّهِ فَأُولَئِكَ مَعَ الْمُؤْمِنِينَ وَسَوْفَ يُؤْتِ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ أَجْرًا عَظِيمًا


Kecuali orang-orang yang bertaubat, memperbaiki diri dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan dengan tulus ikhlas menjalankan agama mereka semata-mata karena Allah. Maka mereka itu bersama-sama orang-orang yang beriman, dan kelak Allah akan memberikan pahala yang besar kepada orang-orang yang beriman.
(Q.S An-Nisa: 146)


Baique, mari bertahap memperbaiki diri, keluarga, rumah dan (syukur-syukur) lingkungan sekitar. Bagaimana situasi kondisi Rumah Daniesta jika dikaitkan dengan keempat Pilar (bagian II) dari GR ini? Untuk lebih jelasnya dan dalam rangka memenuhi Task 3 Gemar Rapi, maka akan dijabarkan secara satu persatu.

Kelima, setelah meresapi pilar kelima Gemar Rapi yang mana bahwa berbenah itu menyesuaikan keadaan individu, maka Rumah Daniesta dihuni oleh 4 orang yang terdiri dari Ayah, Ibu, dan 2 anak perempuan (7 tahun 11 bulan, dan 4 tahun 4 bulan). Tentunya, keempat penghuni tersebut memiliki karakter yang berbeda-beda. Alhamdulillah, sejak menempati rumah tahun 2012 ini, secara perlahan kami mulai memahami karakter masing-masing, terutama dalam berbenah.
  • Suamitermasuk memiliki karakter berbenah yang berbeda dari saya. Bisa disimak dari kejadian nyata berikut ya... hehehe... Suatu saat ada semut di meja makan yang mengerubuti makanan. Lalu, suami saya membersihkan meja makan dan membuat garis dengan kapur anti serangga, supaya semut tidak ke meja makan lagi. Apa ada yang salah dengan hal tersebut? Tentu tidak sepenuhnya cara tersebut salah, hanya saja Suami memiliki karakter dan pola pikir yang berbeda dalam sebuah solusi. Dapat disimpulkan, kadang Suami menyelesaikan suatu permasalahan dengan solusi sesaat. Sebenarnya Suami termasuk yang rajin melakukan sesuatu yang baik jika memang sudah sangat mood atau meresap ke dalam jiwanya.. hahaha (*biar kalo suami baca, saya tambah disayang :P). Namun, ya namanya juga manusia, kadang ada up and down-nya, maka terkadang harus diingatkan untuk dapat menaruh benda ditempatnya, tidak menunda-nunda, serta mengembalikan benda ketempatnya semula.
  • Istri, pribadi lebih suka "membereskan" kejadian semut tadi dengan cara mencari darimana si semut berasal. Saya telusuri sampai ujung perjalanan si semut, yang ternyata berasal dari lubang di tembok dekat meja makan. Lalu, saya basmi sarang semut di lubang tadi dengan cairan anti serangga. Setelah itu, saya bersihkan meja makan. Iya siy, memang jadi repot dan mungkin merepotkan yang lain, haha. Tapi ya itu tadi, ini demi sebuah solusi jangka panjang dengan membasmi akar masalahnya, demi meskipun "ada gula di meja, tapi tidak ada semut". Bukan memuji, saya sendiri termasuk yang suka dengan kerapian dan keteraturan, dan semangat dalam berbenah (red: bawel dirumah, haha). Namun, kekurangan saya yang kadang konsumtif serta menimbun benda-benda itulah yang menjadi penghambat kerapian dan keteraturan yang saya idam-idamkan.
  • Untuk anak-anak, memang harus selalu diingatkan, dicontohkan dan diarahkan. Anak-anak mempunyai jadwal kegiatan harian. Jadwal tersebut berisi aktivitas keseharian mereka mulai dari bangun tidur, sholat subuh, sekolah hingga tidur lagi, lengkap dengan keterangan waktu. Jadwal ini tidak dibuat sepihak oleh saya sebagai ibunya atau oleh ayahnya saja, tapi biasanya kami berembuk mengajak anak-anak membuatnya bersama-sama. Alhamdulillah kalau si Kakak sudah bisa membaca dan menulis jadi bisa membuat jadwal hariannya sendiri. Secara umum, si Kakak sudah mulai paham apa itu kerapian dan berbenah. Kakak juga semakin rajin dan sadar diri dalam membereskan barang-barangnya ketempat semula.
  • Sedangkan si adik masih berada dalam tahap pengenalan simbol, jadi biasanya si Kakak membantu menuliskan kegiatan si Adik. Biasanya Adik harus diingatkan untuk selalu membereskan barang-barangnya kembali ke tempat semula. Iya kadang dia rajin, kadang ya gitu deh.. haha.. Kalau mood Adik sedang tidak bagus untuk membereskan barang-barangnya, biasanya kami yang memulainya dengan sambil bilang, "Yuk rapiin mainannya, sambil di bantuin niy ya..." Kami ingin Adik paham, meskipun orang lain yang membantu membereskannya, barang tersebut merupakan tanggung jawab Adik. Kami hanya bersifat membantu dan berusaha mencontohkan.
Jadi ya kekira begitu situasi kondisi masing-masing karakter penghuni rumah kami. Meskipun berbeda-beda, tapi kami tetap saling menghargai dan saling melengkapi cara berbenah masing-masing. Pada akhinya semua mempunyai tujuan yang sama untuk menciptakan rumah aman dan nyaman.

Keenam, jika Rumah Daniesta dikaitkan dengan prinsip metode RASA yang terdiri dari Rapi dan Teratur, Aman dan Nyaman, Sehat dan Bersih, serta Alami dan Berkelanjutan. maka kekira dapat dijabarkan seperti ini:
  • Rapi dan Teratur dimana setiap penghuni rumah dan benda miliknya berada dalam situasi kondisi yang apik dan terorganisir. Benda-benda dirumah diletakkan secara tergorganisir sesuai fungsi dan ruangannya. Sehingga setiap penghuni rumah mampu mengingat dan mengetahui letak benda miliknya (secara khusus) dan benda lain yang digunakan bersama (secara umum). Misalnya di rumah ada pemisahan letak benda anak-anak dan orang tua.
  • Aman dan Nyaman dimana situasi dan kondisi ini memiliki standar  yang menyesuaikan dengan setiap individu di rumah, terutama dengan adanya dua anak di Rumah Daniesta. Standar tersebut dapat berupa bebas dari bahaya atau gangguan sehingga menimbulkan rasa tenteram dan tidak khawatir atau tidak takut. Misalnya, semua "colokan listrik" di rumah memiliki tinggi tertentu yang hanya dapat dijangkau oleh orang dewasa.
  • Sehat dan Bersih dimana prinsip ini tentunya harus dapat menjaga setiap individu di rumah dari sakit yang diakibatkan oleh kelalaian individu tersebut. Oleh karenanya, setiap individu di rumah harus selalu menjaga kebersihan baik dirinya serta benda-benda, baik itu milik pribadi atau milik bersama. Misalnya, setiap penghuni rumah langsung berbenah usai makan bersama, tidak meninggalkan makanan sisa di meja makan, dan langsung mencuci peralatan makan yang kotor serta dikembalikan ke tempat semula. Tata ruang rumah beserta letak benda di dalamnya juga harus turut mendukung prinsip sehat dan bersih, seperti terjaganya sirkulasi udara di dalam rumah dan cukupnya cahaya matahari yang masuk.
  • Alami dan Berkelanjutan yang dapat dimaknai bahwa prinsip ini mengusung untuk menggunakan bahan-bahan yang tersedia dari alam dan mengembalikannya ke alam secara aman. Hal ini bisa tercapai dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dengan tujuan utama untuk meminimalkan sampah. Misalnya saat makan, maka makanlah sesuai porsi dan harus dihabiskan. Jikalau ada yang bahan makanan (bumbu) yang tidak disuka, maka jangan langsung dibuang ke tempat sampah begitu saja. Sisa bahan makanan tadi (organik) dapat dipendam di tanah sehingga turut menggemburkan tanah tersebut dan menyuburkan tanamannya.
Naah, nilai RASA erat kaitannya dengan Hygge yang kalo orang Denmark bilang itu perasaan yang menenangkan dan menyenangkan, sedangkan orang bule bilang homey  atau cozy. Kalau di Rumah Daniesta suasana homey cozy bin menenangkan dan menyenangkan itu berupa:


Setiap individu dan benda di dalam rumah berada dalam kondisi rapi, terorganisir, dan tetap aman serta nyaman. Hal tersebut ditandai dengan komunikasi dan aktivitas yang lancar dan nyaman di dalam rumah yang hangat serta asri. Ruangan beserta bendanya dapat digunakan dengan baik sesuai fungsinya secara cukup dan tidak berlebihan. Tidak ada lagi benda-benda yang salah tempat, sulit dicari, atau bahkan berserakan bin bertumpuk di salah satu sudut rumah. Sehingga dapat meminimalisir sampah rumah tangga yang dihasilkan, baik itu dengan cara diolah sendiri atau pun menyalurkannya pada tempat yang tepat. Perasaan nyaman itu tidak hanya di dalam rumah, tapi juga rasa nyaman yang timbul ketika dapat ikut berkontribusi dalam melestarikan lingkungan. Pada akhirnya Rumah Daniesta bercita-cita menjadi rumahku surgaku yang sesungguhnya yang dapat meringankan hisab di akhirat kelak.


Ketujuh, jika dikaitkan dengan standar safety dan hygiene, Rumah Daniesta sudah mempertimbangkan hal ini saat dibuat denahnya. Namun, standar safety, di rumah masih diterapkan secara umum (general) serta mempertimbangkan kondisi anak-anak (spesific). Dalam hal ini untuk peletakan barang-barang berbahaya hanya dapat dijangkau oleh orang dewasa seperti pisau, gunting, kompor dll. Pembagian sekring listrik secara paralel sesuai ruangan, serta colokan listrik yang dapat dijangkau hanya orang dewasa. Namun, Rumah Daniesta belum mempunyai tahapan detail keadaan darurat (emergency safety & security) secara tertulis. Selama ini hanya dilakukan pembahasan ini hanya melalui lisan, baik itu kepada orang dewasa maupun anak-anak. Pernah ada kejadian, suatu saat sekring listrik utama yang terletak di garasi terbakar dan mengeluarkan asap sangat banyak. Akhirnya, kami berusaha segera keluar rumah dengan membawa anak-anak dan meminta tolong tetangga sekitar untuk memadamkan. Rasanya sangat tidak memungkinkan saat itu jika kami memadamkan api sendirian tanpa dibantu tetangga. Pasalnya, prioritas utama saat itu adalah mengamankan anak-anak untuk segera keluar rumah lalu memadamkan api.

Untuk kondisi hygiene  di Rumah Daniesta juga belum 100% terjaga kebersihannya di setiap sudut rumah. Pasalnya, kami masih mengutamakan untuk membersihkan secara rutin hanya untuk ruangan yang digunakan setiap hari atau terlihat di mata saja. Sedangkan untuk ruangan yang jarang dilihat, seperti gudang atau teras atas masih belum maksimal dijaga kebersihannya. Masih banyak perbaikan yang harus kami lakukan disana-sini.

Kedelapan, berbicara mengenai upaya apa yang sudah dilakukan untuk tidak mencemari lingkungan, jadi teringat  pada awal tahun 2016 ada kebijakan mengenai kantong plastik berbayar. Jujur saja, saat itu kami langsung menggunakan tas kain/ tas lipat pribadi untuk berbelanja. Alasannya jujur saja bukan karena sadar untuk menjaga lingkungan, tapi lebih kepada hukum ekonomi, "Masa iya udah belanja pengen murah, tapi masih harus ngeluarin duit lagi untuk kantong plastik?' Iya sesimpel dan seekonomis itu alasannya. wkwkwk. Keluarga kami mungkin bukan keluarga yang sempurna, tapi setidaknya kami tidak nakal-nakal banget deh. Kami tidak membuang sampah sembarangan, menyediakan kantong plastik sampah di mobil, rumah rapi tidak ada sampah karena sampah tersimpan rapi jali di tempat sampah.


Namun, seiring berjalannya waktu, kami pun mulai menyadari, bahwa ada yang salah dengan perilaku kami sekeluarga. Kami terlalu asyik menikmati segala kemudahan dan kepraktisan di bumi ini tanpa tindakan untuk menjaganya. Kalau belanja ya gapapa pake plastik dari penjual, kan nanti plastinya bisa sekalian buat kantong sampah. Kalau haus, tinggal beli air minum dalam kemasan lalu buang plastiknya. Kalau lapar, tinggal pesan makanan, lalu buang bungkus plastiknya. Iya, buang sampah memang pada tempatnya, tapi mau dikemanakan dan mau diapakan sampah, terutama sampah plastik itu?

Walhasil, kami berpikir harus melangkah sedikit menuju perbaikan. Justru contoh dan semangat ini datangnya dari anak-anak kami. Kalau bepergian, mereka selalu minta bawa botol minum sendiri, karena mereka lebih suka minum air putih dengan botolnya yang lucu-lucu itu. Anak-anak juga selalu minta dibawakan masakan saya kalau bepergian. Jadilah kalau bepergian selalu membawa peralatan makan dan minum sendiri juga. Alhamdulillah, mulai bulan ini kami pun sudah berkomitmen untuk menolak pemakaian sedotan. Kalau pun butuh banget, kami punya sedotan pribadi yang bisa dicuci pakai berkali-kali.

Alhamdulillah, sejak 2016 itu kami jadi semakin terbiasa membawa tas sendiri saat berbelanja. Tentunya semakin kesini semakin menyadari bukan karena alasan ekonomis semata. wkwkwk. tobaaat gaesss... Belanja dengan tas sendiri juga lebih praktis, karena biasanya tas yang kami bawa ada beberapa ukuran, dari kecil hingga besar. Untuk produk-produk kecil yang tidak bisa langsung dicampur, kami masukkan ke tas/kantong kain kecil, lalu tetap kami satukan semua di tas kain besar. Sangat praktis dan mudah untuk dibawa.

Selain itu, kami juga semakin mengurangi pemakaian tisu kering dan basah. Kalau dirumah diusahakan semaksimal mungkin memakai lap kain/ serbet, dan jika sedang diluar rumah selalu diusahakan dengan sapu tangan/ handuk kecil. Si kakak mendapatkan berbagai macam info dari bacaannya juga yang kadang mengingatkan, "Bu, jangan banyak-banyak pake tisunya, nanti begini lho...", "Bu, ini sayang kertasnya, masih bisa dipake lagi, nanti kalo banyak-banyak jadi...." Nah, dari sinilah kami juga belajar dari anak-anak yang sering bertanya soal kemasan-kemasan bekas yang dapat dibuat menjadi sesuatu yang bermanfaat, salah satunya mainan. Kamis minggu lalu, anak-anak memanfaatkan botol bekas yakult menjadi boneka. MasyaAllah, semoga menjadi anak-anak sholehah yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

Sedangkan untuk sampah-sampah rumah tangga ini yang kami masih proses belajar. Bahkan saya baru mengetahui istilah ecobrick beberapa hari lalu di kelas 5 Gemar Rapi Pratama, hehehe. Pengolahan sampah juga sudah mulai kami lakukan sendiri, terutama oleh suami. Beberapa bulan lalu, kondisi tanah di taman mungil kami sangat jelek meski sudah dikasih pupuk. Akhirnya, suami berinisiatif mengubur sampah-sampah organik rumah tangga ditanah, seperti kupasan kulit bawang, buah atau sayuran. Alhamdulillah, tanah pun semakin gembur dan tanaman semakin subur. Bahkan kalau lagi beruntung, tumbuh beberapa tunas, haha. Saya pun mendukung tindakan suami saya dengan alasan yang sama untuk menggemburkan tanah dan menyuburkan tanaman.

Selain itu, untuk pengurangan sampah plastik rumah tangga, kami selalu mengusahakan membeli kebutuhan rumah tangga dalam kemasan besar, seperti sabun, sampo, detergen, pengharum, dan lainnya. Semakin kesini, kami semakin menyadari, bahwa apa yang kami lakukan itu merupakan salah satu upaya untuk menjaga lingkungan.

Pada akhirnya, keluarga kami menyadari, kalau memang belum dapat menjalani 8r/8i secara keseluruhan. Usaha kami baru sebatas refuse (hindari), reduce (kurangin), reuse (pakai berkali-kali), rehome (donasi), rot (kembali untuk bumi).


Mohon doa dan dukungan dari kengkawans semua, semoga keluarga kami semakin istiqomah berbenah demi mengurangi hisab di akhirat nanti.



#Task3GP #gemaripratama #angkatan1 #kelas5 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #berbenahalaIndonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu

Jumat, 15 Maret 2019

4 Langkah Awal Menjadi Agen Anti Clutter

Assalamu'alaikum

Alhamdulillah, udah memasuki minggu kedua materi Gemar Rapi. Alhamdulillah juga, tugasnya udah diumumin dan harus dikerjain. wkwkwk..

Semangat gaesss...
Biar jadi penyemangat, bisa baca tentang 13 Alasan untuk Bangkit disini ya.


Alkisah, pada Senin (11/3) lalu, Gemar Rapi menyampaikan materi kedua dengan tema, jeng-jeng-jeng.... 
Pilar-Pilar Gemar Rapi. Secara keseluruhan, ada 8 pilar Gemar Rapi, tapi demi mempermudah peserta belajar memahaminya, maka penyampaian pilar dibagi menjadi dua kloter. Untuk keempat pilar pertama tersebut, mari kita simak berikut ini Pilar-Pilar Gemar Rapi (Bagian I):
  1. Dilakukan oleh pemilik barang (owner) karena pada dasarnya, decluttering merupakan kegiatan sekaligus tanggung jawab masing-masing individu. Selain itu, nilai barang tersebut juga berkaitan erat dengan pemiliknya. Menurut GR, setiap benda yang disimpan di rumah dapat dinyatakan bermakna ketika pemiliknya menggunakannya sesuai fungsi, merawat serta menghargainya, tidak diabaikan & dilupakan. Ada tip dari GR, biar pemilik barang tidak kebingungan, bisa juga dibuat daftar (list) barang.
  2. Penguatan mindset sebagai pondasi awal. Pasalnya, semua hal yang berkaitan dengan proses berpikir (kecerdasan, pengambilan keputusan dan kebiasaan) berkaitan erat dengan pola pikir (mindset) tersebut. Tim GR membagi pola pikir tersebut menjadi 2, yaitu pertama Mindset Tetap (Fixed Mindset) dimana sudah memiliki sifat yang sudah ditetapkan dengan melakukan pembuktian diri terus menerus. Hal ini dapat membuat pelakunya menjadi enggan dan malas  mempelajari hal baru. Kedua, Mindset Tumbuh dimana kualitas seseorang dapat diolah melalui upaya tertentu, yaitu melalui pembelajaran dan pengalaman. Pola pikir ini dapat berkembang saat mengalami masa paling sulit. Ya itu tadi, karena adanya kemauan dan kemampuan untuk belajar dan berkembang. Terkait kemampuan, GR membaginya lagi menjadi dua, pertama Kemampuan Tetap (Fixed Ability) yang mana kemampuan ini harus dapat dibuktikan dengan jelas. Kedua, Kemampuan yang Bisa Diubah (Changeable Ability) yang mana kemampuan ini dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran.
  3. Perubahan kebiasaan sebagai tujuan (habit). Iya, berbenah bukan menjadi ajang dadakan semata, tapi juga harus mampu mengubah pola pikir, gaya hidup dan kebiasaan si pelaku berbenah. Hal ini berhubungan dengan tujuan akhir dari berbenah, yaitu menuju kebiasaan yang lebih baik dalam segala hal. 
  4. Pengurangan barang dengan prinsip lagom (decluttering)Lagom berasal dari bahasa Swedia yang menurut Lexin dalam kamus Swedia-Inggris berarti "enough, sufficient, adequate, just right" . Lagom memiliki makna cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Lantas adakah standar atau indikator yang menentukan batasan cukup tersebut? Tentu saja ada, si empunya barang yang menentukan hal tersebut. Proses decluttering diperngaruhi oleh gaya hidup yang mana harus dapat membedakan antara kebutuhan atau keinginan. Mengutip GR, sederhana itu aset, berlebihan itu beban. Semakin sederhana barang yang dimiliki, maka akan semakin mampu memberi nilai maksimal pada barang tersebut. Oleh karenanya, tidak perlu menambah barang yang tidak memberi nilai pada hidup kita.
Lalu, bagaimana keadaan Rumah Daniesta jika dikaitkan dengan keempat pilar tadi? Sungguh jauuh sekali tentunya. Maka dari itu, demi memenuhi tugas kedua Gemar Rapi dan demi kerapian bin keteraturan yang hakiki menuju rumahku surgaku, penghuni Rumah Daniesta berusaha mem-break down satu-persatu pemikiran kami terhadap empat pilar tersebut. Bisa dibilang, ini merupakan empat langkah awal menjadi agen anti clutter.

Pertama, setelah membaca, meresapi, menimbang dan mengingat (*mulai lebay), Rumah Daniesta yang dihuni oleh 2 orang dewasa dan 2 anak-anak ini, menyatakan sangat sepakat terhadap pilar pertama. Suami siy udah bilang Iyes, kalo anak-anak mah ya ikut aja dibilangin ini itu, haha. Proses berbenah harus dilakukan oleh pemilik barangnya sendiri. Tentu saja, untuk barang anak-anak harus dibantu oleh kami selaku orangtua. Mengingat anak-anak masih berumur 7 tahun dan 4 tahun yang memang masih butuh pendampingan dan arahan. Ketika saya menyatakan akan hijrah, menjadi lebih baik, Alhamdulillah suami sepakat untuk bersinergi bersama. 


Cita-cita: Kursi Baca
 "Anak-anak udah mulai ga fokus, soalnya kita kebanyakan beliin barang. Sampe-sampe susah dicarinya. Disitu masalahnya."

Begitu kira-kira omongan saya ke suami saat awal tahun 2019. Kami harus berubah. (Bukan Baja Hitam ya gaesss.. hahaha). Tidak hanya sependapat dengan pilar pertama tersebut, kami juga akan mempraktekkannya. Tentunya prosesnya bertahap, tidak langsung nyah nyoh noh noh tuh tuh bin ujug-ujug. Sesibuk apapun kegiatan keseharian, kami bersepakat untuk membuat Rumah Daniesta tambah nyaman dan aman untuk dihuni. 
Cita-cita: Ruang Tamu Minimalis

Oiya, cerita sedikit, dahulu sekali, kami pernah berbenah dengan sistem saling silang. Maksudnya disini, saya menyeleksi barang-barang suami yang sudah tidak dipakai, tidak dilihat, bahkan sudah dilupakan olehnya. Demikian juga sebaliknya. Dampak positifnya adalah ini dapat mengurangi "ketidaktegaan" dalam menghempaskan barang yang akhirnya ditimbun kembali. Akan tetapi, ini juga berefek negatif, karena proses berbenah kurang teratur karena ketidaktahuan akan barang-barang yang di-declutter. Daaan... apalagi jika selesai berbenah, ternyata tidak semua barang di-declutter, ada barang yang masih dibutuhkan dan harus disimpan, maka akan dapat memunculkan kembali chaos ketika menaruhnya di storage. Soalnya yang merapikan dan menyimpan barang tersebut bukan si empunya. Ga efektif banget kan. wkwkwk... Sooo please, jangan ditiru ya..

Jadi, fokus, balik lagi ke realitas, bahwa berbenah harus dilakukan pemilik barangnya sendiri. Nah, gimana kalo jadwal berbenah udah dibuat, tetiba suami atau anak-anak mandek? Atau bahkan saya yang mandek? Ingat hisab itu berat, ga akan ada yang kuat. Masih mandek? Ingat Firman Allah:



إِنَّ اللّهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.”
(Q.S. Ar-Ra’d:11)

Tapi, jangan cuma diinget-inget doang gaesss.. harus ada tindakan nyata. Jadwal berbenah yang sudah dibuat harus dikerjakan bersama-sama, atau ya  tetap bergerak maju meskipun sendirian. Tentunya dimulai dengan merapikan pola pikir sendiri, lalu bergerak merapikan barang-barang pribadi. Bagaimana jika penghuni rumah lainnya masih tidak berminat? Keep Move On sambil selalu berdiskusi soal pola pikir berbenah, sambil dicontohin, dan terakhir didoain. Hanya Allah SWT yang mampu menggerakan hati hamba-Nya. Lalu, apa saja langkah nyata untuk Keep Move On :
  • Buat jadwal berbenah yang berisi pembagian tugas berbenah, mulai dari jenis barang dan ruangan, tempat storage yang dipakai, hingga deadline selesai berbenah.
  • Lakukan jadwal berbenah sesuai kesepakatan. Jika ada yang sibuk atau sampai mandek, maka harus saling mengingatkan dan tetap kerja sama.
  • Jika suami benar-benar tidak ada waktu untuk bebenah sesuai jadwal, maka dapat didelegasikan kepada saya. Demikian sebaliknya. Tentunya, suami harus membuat daftar barang dan tempat penyimpanannya. Keputusan tetap ada ditangan si pemilik barang, mau dihibahkan, didaur ulang atau dihempaskan.
  • Untuk berbenah barang milik anak-anak, sebaik-baiknya perbuatan orangtua adalah dengan mengomunikasikannya, mencontohkannya dan memandunya. Lelah? Iya memang, tapi kalau ikhlas maka akan menjadi Lillah dan ringan dijalankan.
  • Barang-barang yang dirapikan harus dikategorikan menjadi empat, yaitu disimpan karena butuh, dihibahkan, didaur ulang atau dihempaskan karena rusak.
  • Buat daftar barang yang disimpan dirumah sesuai kebutuhan berdasarkan fungsi ruangan.
  • Siapkan storage yang layak dan sistem penyimpanan teratur yang diketahui masing-masing pemilik barang menyimpan barang yang dibutuhkan.
  • Untuk barang-barang yang dapat didaur ulang atau dialihfungsikan, maka harus benar-benar dipastikan kemanfaatannya.
  • Buat daftar penerima donasi barang-barang layak pakai yang dihibahkan.
  • Pastikan saat menghempas barang yang rusak, jangan sampai ada yang menjadi limbah yess.

Kedua, setelah mendalami pilar kedua Gemar Rapi yang merupakan pondasi awal dari berbenah, yaitu penguatan pola pikir, maka jadi teringat akan seruan Allah SWT melalui Nabi Musa A.S. pada Firaun,

فَقُلْ هَل لَّكَ إِلَى أَن تَزَكَّى

Maka katakanlah (kepada Fir‘aun), “Adakah keinginanmu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?”
(Q.S. An-Nazi’at:18)

Astagfirullahaladzim, hampuni hamba Ya Allah. Hamba tidak ingin berada dalam kesesatan dan kegelapan terus menerus. Hamba ingin menjadi pembelajar demi menjadi manusia yang lebih baik lagi. Maka kekira begini hasil introspeksi kami terhadap pola pikir lama yang kurang tepat itu:

  • "Nanti akan dipakai" atau "Dibuang sayang".
  • "Terlalu menyayang-nyayang nilai historis suatu barang meski sudah tak berfungsi."
  • "Dirapikannya nanti sesudah yang ini yang itu rapi".
  • "Murah, nanti ga akan ada diskon lagi". 
  • "Sayang anak, kapan lagi kalo enggak sekarang."
  • "Nggak apa-apa banyak barang, yang penting nyimpennya rapi."
Ternyata, itu semua hanya tinggal cerita gaesss... Akhirnya, setelah taubat dan mengikutin Gemar Rapi, harus ada perbaikan dalam berpikir. Adapun Pola Pikir Baru itu berupa:
  • Ingat Hisab. Setiap hal akan ada perhitungannya dengan Sang Pencipta.
  • Dunia ini cuma tempat singgah, tak ada satu pun milik kita di dunia ini kecuali 'tiga perkara'.  
  • Waktu yang dikira "Nanti" itu tidak akan pernah datang.
  • Berbenah sekarang atau menyesal kemudian.
  • Punya karena butuh bukan karena mau.
  • Banyak barang itu beban.
  • Masih galau, balik lagi ke poin awal.

Ketiga, menilik pilar ketiga Gemar Rapi, yaitu tentang mengubah kebiasaan (habit), tentunya pola pikir lama yang menyesatkan tersebut, tentunya juga menimbulkan kebiasaan lama yang tidak baik, seperti: 
  • Menumpuk benda dengan alasan, "Nanti akan dipakai" atau "Dibuang sayang".
  • Menunda berbenah ketika ada satu barang yang berantakan dengan dalih, "Dirapikannya nanti sesudah yang ini yang itu rapi".
  • Menimbun barang yang dibutuhkan (seperti daily needs) tanpa tahu akan diletakkan dimana.
  • Membeli barang diskonan dengan alasan "Murah, nanti ga akan ada diskon lagi". 
  • Membelikan berbagai macam jenis mainan anak.
Daaaan... itu semua hanya meninggalkan "keberantakan" yang abadi dirumah. Lalu, kebiasaan positif apa saja yang harus ada sebagai langkah nyata dari pola pikir yang lebih baik:
  • Tidak konsumtif, hanya beli barang sesuai kebutuhan.
  • Tidak menimbun barang kebutuhan, dan beli sesuai yang hendak dipakai.
  • Berpikir lagi.. lagi.. dan lagi, saat hendak menemui barang kesukaan yang diskon.
  • Membuat daftar kategori barang beserta fungsinya.
  • Menyimpan barang sesuai dengan fungsi ruangan, serta membuat daftarnya.
  • Meminimalkan sampah.
  • Usahakan membuat mainan sendiri dengan peralatan dirumah.

Keempat, sesuai dengan pilar keempat Gemar Rapi, yaitu Lagom, boleh saja menyimpan barang tentunya sesuai kebutuhan. Barang yang dimiliki pun hanya secukupnya, tidak berlebihan dan tidak kekurangan. Misalnya, saat menemukan ada diskon sabun mandi di online shop dan free ongkos kirim, jangan langsung klik beli sebanyak-banyaknya. Tapi ditimbang-timbang lagi, beli sesuai kebutuhan untuk berapa lama, dan sesuai dengan besaran storage.

Barang-barang yang dibutuhkan dan dimiliki harus benar-benar memberikan nilai pada kehidupan keseharian. Jika tidak ada nilainya dan tidak bermanfaat, maka jangan dimiliki. Rasanya ini seperti kembali saat dulu sewaktu masih sekolah dan kuliah. Barang yang saya punya adalah yang dibutuhkan, diganti hanya saat barangnya rusak atau sudah tidak berfungsi. Mulai dari tas, sepatu, hingga jam tangan, hanya itu-itu saja yang dipakai dan bisa dirawat dengan baik. Semakin sedikit barang yang dimiliki, semakin sedikit hisab, semakin mudah mengingat barang dan semakin maksimal merawatnya.



#Task2GP #gemaripratama #angkatan1 #kelas5 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #berbenahalaIndonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu

Jumat, 08 Maret 2019

13 Alasan Untuk Bangkit dari Clutter House

Assalamu'alaikum...
Alhamdulillah, bisa aktif isi blog lagi, karena selain semangat mengerjakan tugas mingguan dari Gemar Rapi juga sekalian mulai menata kehidupan bebenah, mulai dari diri, rumah, keluarga dan insyaAllah di lingkungan sekitar. Soal Gemar Rapi pernah saya tulis disini ya.

Berbicara soal rumah, terutama Rumah Daniesta yang kami tinggali sejak November 2012 ini, sungguh banyak hal seri di dalamnya. Hampir delapan tahun silam, saat hendak membuat denah rumah, saya khususnya bercita-cita ingin rumah yang dengan bentuk yang sangat minimalis. Alhamdulillah, ukuran lahan pun sangat pas, sekitar berukuran 7,8 x 12 m. Mulai dari denah hinggan desain fasad (tampak depan) rumah hanya ingin seminimalis mungkin, tidak perlu ukiran ataupun molding dengan sistem furniture semua serba tertutup. Tidak rak-rak terbuka atau banyak pajangan didinding. Mengapa? Karena semakin banyak penyimpanan barang-barang dalam bentuk terbuka, maka semakin banyak juga tempat nyangkutnya debu. Semakin banyak pajangan/ hiasan di dinding atau tempat lainnya di rumah, maka semakin harus rajin juga membersihkannya.


Lalu, apa kami malas membersihkan? terkadang iya terkadang tidak. hahaha.. Intinya sih, di keluarga kami ada yang alergi dengan debu, termasuk saya. Jika sudah kumat alerginya, selain kulit gatal-gatal kemerahan,  hidung mampet tak kunjung usai, kepala pun terasa sakit. Ya begitulah.. 

Cita-Cita: Ruang Mudroom

Itu dulu cita-citanya...

Faktanya sekarang adalah, rumah benar-benar dalam kondisi kacau (clutter), berantakan dan berdebu. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jika diuraikan bisa terdapat banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Namun, sebelumnya, saya ingin membahas sedikit soal clutter yang menurut materi Gemar Rapi merupakan rumah yang tidak rapi, clutter dapat berupa benda-benda yang bertebaran (berantakan) dan tidak memiliki 'rumah' ataupun benda yang berserakan yang tidak dikembalikan ke tempat asalnya setelah digunakan. Clutter juga dapat berupa tumpukan benda- benda yang terabaikan dan tidak dimanfaatkan dengan optimal.

Gimana? Apa sudah mulai benderang apa itu clutter? Atau bahkan sudah mengetahui tentang clutter?
Jadi... kira-kira seperti itulah keadaan dirumah sekarang, kacau balau dengan tempat-tempat yang masih dalam kondusif alias rapi hanya dibeberapa ruang saja. Tentunya, ruangan tersebut yang memang pasti disinggahi setiap hari, seperti kamar tidur, dapur, kamar mandi, ruang tamu dan ruang keluarga. Ruang lainnya, seperti gudang, teras atas, dan ruang keluarga di lantai atas, sungguh tak enak dilihat. 


Cita-Cita: Tempat duduk diruang baca
Nggak punya Gudang? Owh tentu ada, bahkan gudang sudah merambah jatah kamar satu lagi diatas, hahaha... Mulanya gudang tersebut kami adakan dengan tujuan untum menyimpan barang-barang yang tidak dipakai setiap hari, storage bahan-bahan kerajinan hingga barang-barang jualan. Tadinya rapi, tapi lama kelamaan dari tahun ke tahun semakin penuh sesak dan akhirnya memenuhi ruangan sebelahnya yang mana rencana semula hendak dijadikan kamar. Tidak hanya itu, bahkan beberapa buku-buku dan mainan anak-anak pun berserakan di lantai dua rumah kami. Tak sangguplah kami perlihatkan gambarnya disini, hahaha.. Hanya sebagian kecil "keburukan" saja yang kami sharing disini.. Maluu gaesss. wkwkwkwk...


Fakta: Ini Kursi dengan Penyimpanan.
Bahkan, niatan semula rumah yang tanpa rak terbuka dan pajangan, itu hanya halu... Kenyataannya, banyak pernak-pernik bertebaran disana-sini, dan ada beberapa rak gantung terbuka untuk menyimpan buku anak-anak dan hasil karya mereka. Alasannya pake pajangan? Mempercantik rumah. Alasan pake rak gantung? Karena ga muat. Gitu aja terus sampe nanti tau-tau anak-anak udah SMP. Nggak maju-maju, jauh bangeet dari cita-cita keluarga yang tumbuh, boro-boro rumah yang tumbuh dan berkembang.


Akhirnya, perlahan tapi pasti, keluarga kami yang hanya berempat ini mulai insaf. Terutama saya yang harus insaf duluan. Yaiyalah gaesss.. Ibu itu ibaratnya ujung tombaknya dirumah. Ibu, madrasah pertama dan utama, kalo ibunya aja ga insaf, ga tobat, trus siapa yang bisa membimbing dan menyemangati. Apalagi kalo inget hisab, berat gaesss nggak akan ada yang kuat! seperti kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat menggambarkan keadaan hari kiamat dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berikut ini:

لَا تَزُوْلُ قَدَمَا ابْنِ آدَمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ عِنْدِ رَبِّهِ حَتَى يُسْأَلَ عَنْ خَمْسٍ عَنْ عُمْرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ شَبَابِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ وَمَاذَا عَمِلَ فِيْمَا عَلِمَ.
Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskantentang masa mudanya untuk apa ia gunakantentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946)

Jangan nangis gaess, kalo cuma nangis ga akan mengubah hidupmu, rumahmu atau keluargamu menjadi lebih baik. Semangat gaesss...
Supaya bisa merapikan diri, keluarga, rumah dan lingkungan, semua itu harus dimulai dari nol, dari diri sendiri. Terutama soal mindset, yak pola pikir ini penting banget! Cekidot Firman Allah SWT:


وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
Dialah yang menjadikan kalian memiliki pendengaran, penglihatan, dan hati, supaya kalian bersyukur. [Q.S. An-Nahl:78].
Jadiii apa siy sebenernya yang bikin rumah berantakan, kacau balau, kek kapal karam? Banyaaak peyebabnya kalo dijabarin satu-satu ga akan abis, yang ada malah ikutan jadi clutteri  ini tulisan. Soalnya penyebab itu saling berkaitan satu sama lain. Mari simak kekira penyebab kekacauan dirumahku istanaku, Rumah Daniesta :
  1. Adanya mindset, "Semua akan rapi pada waktunya berdasarkan kalimat, semua akan indah pada waktunya,". Itu palsu gaesss... Kebiasaan menunda dan menumpuk-numpuk benda-benda dengan alasan, "Nanti akan dipakai", "Dibuang sayang", atau "Dirapikannya nanti sesudah yang ini yang itu rapi" itu juga sangat menyesatkan. Ya memang, tanpa sadar kami, mungkin melihatnya selama puluhan tahun hal tersebut berlangsung, baik dirumah ortu atau dirumah kerabat. Sungguh saya tidak bermaksud menyalahkan orangtua atau pihak lain. Namun, saya hanya berusaha instropeksi diri darimana ini berasal, dan saya harus bisa menerimanya bahwa sedari kecil tidak ditanamkan atau bahkan tidak diberitahu bahwa perilaku tersebut "bukannya tidak apa-apa". Dengan demikianlah, saya dapat move on dan menjadi lebih baik.
  2. Keluarga kami, terutama saya dan suami memiliki kebiasaan yang buruk soal menyimpan. Barang-barang diletakkan tidak sesuai dengan kategorinya, yang menyebabkan menjadi sulit dicari dan akhirnya membeli lagi barang/ benda yang sama. Daaannn.. menumpuklah itu semua... Daaan ditirulah itu semua oleh anak-anak.. Maafkan kami ya Allah...
  3. Potensi kami berempat sangatlah beragam. Ada yang suka kegiatan fisik seperti olahraga bola, mewarnai bahkan hingga memasak. Hal tersebut tentunya memengaruhi barang yang digunakan dan disimpan dirumah. Di sisi lain, kami, khususnya saya tidak mengetahui metode yang tepat untuk merapikan dan menyimpan barang-barang tersebut.
  4. Tidak diterapkannya less waste atau bahkan zero waste. Hal ini dapat saya jelaskan ketika belanja mingguan ke pasar. Ketika berbelanja, saya memang menggunaka kantong belanjaan sendiri. Namun, ketika semua belanjaan tersebut dirapikan dan disimpan dikulkas, saya selalu menggunakan plastik klip sekali pakai. Tentunya dengan alasan, praktis dan tidak makan tempat seperti menggunakan kotak plastik. Nyatanya, hal itu salah besar gaess.. Beberapa kali ditemukan bahan makanan terselip di kulkas dan menjadi busuk. Akhirnya tidak bisa dipakai dan terbuang percuma. Astagfirulahalazdiim...
  5.  Apakah saya dan suami tipe konsumtif? Iya tentu saja meski kami bukan pengikut tren. Konsumtif tetap saja konsumtif, meski tidak parah. Hal ini sudah pasti menjadi salah satu faktor penyebab kacaunya rumahku surgaku. Saya dan suami memang memiliki kesamaan dan perbedaan mengenai barang atau benda yang dibeli. Jika lagi dateng khilafnya, apalagi dengan bisikan syaitan mulai dari "Kalau nggak dibeli sekarang, nanti nyesel lho", "Beli sekarang atau menyesal kemudian!" hingga kalimat "Nanti juga pasti kepake" Semua itu sungguh cuma godaan dunia gaesss.. Karena waktu yang dimaksud tidak akan pernah datang.
  6. Kami juga sempat punya prinsip, "Tidak apa-apa banyak barang, asalkan tertata rapi". Namun, itu hanyalah kesemuan belaka. Nyatanya, rumah tidak akan bisa rapi karena terlalu banyak barang.
Berbagai macam penyebab kekacauan dirumah kami tersebut, tentunya memiliki dampak sangat buruk, terutama pada anak-anak. Memang, kami termasuk keluarga yang betah dirumah, tapi itu saja tidak cukup untuk membuktikan kalau rumah kami baik-baik saja. Pasalnya, anak-anak dirumah cenderung menjadi tidak fokus, yaitu tadi karena kebiasaan tidak tertatanya barang-barang dirumah. Alhamdulillah siy tidak ada yang sampai sering sakit karena debu-debu intan dirumah. Akan tetapi, sangat disayangkan hal tersebut memengaruhi perilaku anak-anak yang kadang menjadi tidak tepat waktu. Sungguh menyedihkan, karena kami sebagai orangtua yang diamanahi titipan Allah SWT telah memberi contoh yang buruk.

Oleh karenanya, selain bertaubat dan beristigfar, perlahan tapi pasti kami mulai mengubah pola pikir yang buruk tersebut, bahkan membuangnya jauh-jauh. InsyaAllah sedikit demi sedikit kami mulai bergerak menuju ke arah decluttering. Alhamdulillah, setelah mengikuti kelas online Gemar Rapi, saya pun mengetahui kalau langkah perbaikan tersebut dapat menyesuaikan dengan nilai RASA, yaitu Rapi & Teratur, Aman & Nyaman, Sehat & Bersih, serta Alami & Berkelanjutan.

Lalu, adakah tahapan atau bahkan motivasi yang dapat dilakukan untuk segera bangkit dari Clutter House ini? Kira-kira, seperti inilah tahapan langkah nilai RASA yang dapat kami buat berdasarkan Life Mapping keluarga kami untuk membiasakan hidup gemar rapi.
  1. Mengubah dan membuang pola pikir yang menjadi penyebab kekacauan.
  2. Bergerak dari sekarang, atau menyesal kemudian.
  3. Setiap dua hingga 4 kali seminggu, saya dan suami selalu berusaha menyortir dan mengurangi barang-barang yang kami benar-benar butuhkan. Memang saat ini belum dapat dilakukan secara besar-besaran dan sekaligus, karena belum menemukan waktu yang tepat. Maka kami berpikir, lebih baik menyortir sedikit demi sedikit daripada tidak sama sekali.
  4. Kami berharap, tindakan kami yang sedikit ini dapat menjadi contoh yang baik untuk anak-anak.
  5. Dalam kurun waktu maksimal 6 bulan, hanya ada barang atau benda yang benar-benar dibutuhkan dirumah.
  6. Dalam waktu 6 bulan, kami berharap rumah benar-benar dalam keadaan aman dan nyaman, serta sehat dan bersih.
  7. Sejalan dengan itu, secara bertahap hingga lebih dari 6 bulan ke depan, semoga rumah kami mulai rapi dan teratur. Setiap individu dirumah mengetahui dimana letak benda miliknya masing-masing.
  8. Setelah satu tahun berlalu, kami berharap dapat mewujudkan rumah yang ramah dengan alam dan juga berkelanjutan. Taman dan tanaman dirumah dapat teratur rapi dengan baik. Banyaknya ruang terbuka dan jendela dirumah kembali berfungsi sesuai tujuan awal rumah ini dibangun, yaitu menjadikan rumah ini memiliki pencahayaan alami (matahari) pada siang hari. Serta mengembalikan kesegaran udara dirumah yang ditunjang dengan sirkulasi udara yang baik.
  9. Setelah satu tahun kedepan juga kami berharap dapat terwujudnya Ruang Baca yang berdekatan dengan Musholla, demi menunjang hobi anak-anak.
  10. Semoga Allah mudahkan dalam dua tahun kedepan dalam membuat lahan bermain aktivitas anak-anak dilantai 3 dengan konsep outdoor sesuai ide awal membangun rumah ini.
  11. Dalam 2-3 tahun kedepan juga benar-benar tersedia tempat yang rapi dan teratur untuk meletakkan barang dagangan, hobi dan mempunyai work station di rumah.
  12. Sekitar 4-5 tahun lagi, anak-anak dapat pindah kamar ke lantai 2 yang tentunya lebih dekat dan banyak aktivitasnya disana.
  13. Pada akhirnya, kami hanya berharap sedikit perubahan dalam rumah dapat menghasilkan kebaikan yang besar demi mengatur waktu kami menjadi lebih baik dalam meringankan hisab dan demi mendidik anak-anak yang merupakan investasi akhirat kami.

Yap, segini saja dulu kali ya rencana yang dapat saya uraikan. Semoga dengan adanya tulisan ini juga dapat membuat kami istiqomah menjalankan niat baik kami dalam rangka meringankan langkah dan hisab kami di akhirat kelak.
Aamiin Allahumma Aamiin.


بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ 


#Task1GP #gemaripratama #angkatan1 #kelas5 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #berbenahalaIndonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu

Sabtu, 02 Maret 2019

Ikhtiar Menjaga Kerapian

Assalamu'alaikum...

Hai kengkawans, Alhamdulillah udah hari Ahad again yess...
kalian tim mana nih? hang-out, bebenah rumah atau gegoleran dirumah?

kalau saya siy tim heng-out tapi pengen rumah selalu bersih nan rapih.
Lha, emang bisa? hahaha...

Nah, makadari itu, sedari dulu sejak menikah dan tinggal dirumah sendiri, gateeel banget rasanya kalau liat rumah berantakan. Bawaannya pengen bebenah melulu, apalagi pas udah ada anak-anak. Mangkin menurun deh level kerapian rumah. hahaha.. MasyaAllah banget anak-anak kalau udah main. Semangat mainnya lebih tinggi daripada semangat merapikan dan membereskannya kembali.

Terus, nyerah gitu aja? ga bebenah lagi?
ya enggak dong, tetep semangat, meski kadang yang ga bisa langsung cepet rapinya. Soalnya, masih bingung bin galau pake metode yang pas buat bebenah. Hampir udah dicobain berbagai macem dan ngelibatin suami dan anak-anak. tapi ya gitu... tetep ajah kurang sreg.

Akhirnya, media sosial jadilah tambatan hati yang dipantengin mulu saban waktu buat nyari tau macem-macem metode bebenah. Ehhh.. terus berseliweranlah itu metode dari negeri sakura sana, yang digiatin oleh si emba Marie. Ternyata, ada akun instagram perkumpulan untuk Indonesianya. Pas dibaca, diteliti dan dicermati, ternyata saat itu akun tersebut lagi proses mengganti nama. Setelah meluncur ke blog-nya Khoirun Nikmah benderanglah, mengapa bisa terjadi hal demikian. Akun instagram tersebut akhirnyah berubah nama menjadi Gemar Rapi (GR) yang menurut penjelasan profil, visi dan misinya akan menggunakan metode bebenah sesuai budaya Indonesia. Waaaah, sangat menarik sekali. Sejak itu, makin rajinlah memantau update-an dari akun GR, terutama jika GR mengadakan seminar-seminar offline dan gratis.
Akun Instagram Gemar Rapi


Pernah sih beberapa kali pengen coba ikut, tapi qodarullah belum bisa, padahal jaraknya cukup dekat dari kantor atau rumah. Aaah pengen banget rasanya, karena senapsaran banget gimana siy bisa bebenah yang apik dan tentunya istiqomah menjaga kerapian rumah. 

Nah, pas 8 Februari 2019, GR menginfokan akan mengadakan Kelas Kulwap Metode Berbenah ala Indonesia, metode Gemar Rapi pada keesokan harinya, 9 Februari 2019, jam 08.00-09.00 WIB dengan peserta terbatas. Di kelas ini, GR akan menjelaskan secara singkat apa yang bakal kalian dapet dari minara kalau kalian ikut kelas gemari pratama. Eh, qodarullah lagi, udah daftar, tapi ga bisa masuk kelas, karena udah penuh gaesss.. hahahaha.. too sad. Namun, Alhamdulillahnya, tim GR tetap mengirimkan rangkuman kulwap tersebut via email yang sudah peserta daftarkan.

Lalu, keesokan harinya lagi, ternyata GR langsung membuka pendaftaran kelas Gemari Pratama Angkatan I. Seneng banget rasanya, kepengen banget bisa ikutan kelas online dan upgrade ilmu bebenah. Secara ya mamak-mamak sibuk macem kita ini, susah banget kalo pengen upgrade ilmu secara offline. Digelendotin en dikintilin anak-anak mulu gaesss. hahaha.

Etapiii gaesss, pas pendaftaran itu, saya lagi ga dirumah, karena sedang menuju ke Depok acara silaturahim keluarga. Subhanallah, khawatir sinyal jelek dan ga bisa daftar, huhuhu... Walhasil pas udah sampe dirumah sodara, langsung keluar rumah again, wat nyari sinyal demi bisa pendaftaran. Rajin refresh terus, soalnya dirumah sodara ga da wifi. hahahaha.. Deg-deg-an rasanyaaaah... Kaya lagi nek bajaj, cuma Allah SWT dan kang bajaj yang tau kalo mau belok en berenti. Wkwkwkwk. pahaam kan....

Setelah mantengin Instagram, Shopee dan Google Form. Akhirnya, paham dan ngerti juga proses pendaftaran. Nah, yang bikin deg-deg-an lagi, ternyata abis check-out di Shopee, bayar dna udah dikonfirmasi sama Shopee, Order ga bisa langsung di klik Received. Yampuuunn, ngeri kenapa-kenapa. Tapi, yaudinlah, yang penting PD aja isi form pendaftaran di google, dan Alhamdulillah setelah nge-klik link whats-app bisa join grup. Tapi.. ternyata sampe besoknnya, Order belom bisa di klik received juga. Kayanya kalau nggak salah, baru bisa diklik siang atau sorenya gitu. hahaha...

Nah, pas Senin masuk kantor itu, sambil mantengin status Order, ngobrol deh sama temen kantor, Fitri namanya. Pas diceritain soal GR buka pendaftaran, langsung aja dia juga semangat pengen ikutan. Meluncurlah doi ke Shopee, ketak ketik di handphone, dan langsung bilang, Alhamdulillah bisa ikutan, Yeaaayy hore, asyik ada temen deket ikutan kelas GR. Setelah pembagian kelas, ternyata kami ga sekelas, saya di kelas 5, dan dia di kelas 1. Beneran deh, serasa kembali ke zaman sekolah dulu, cuma bedanya sekarang lebih canggih. Bisa diakses kapan aja dimana aja dan papperless.

Pas materi pertama di unggah di grup whats-app, penasaran banget isinya. Jujur aja, saya sendiri juga baru benar-benar tau soal materi yang disampaikan tersebut. Alhamdulillah, karena ada kelas diskusi, jadi bisa saling sharing di kelas grup tersebut. Terutama tentang tugas. Hah, emang ada tugas? Ada dong. Seru pastinya, seperti tulisan ini yang juga merupakan tugas perdana di kelas Gemari Pratama I.

InsyaAllah, kelas akan berlangsung selama 16 pekan mendatang. Oleh karena itu, mohon doa dan dukungan kengkawans semua, agar kami dapat meng-upgrade ilmu bebenah, dan mengaplikasikannya untuk diri, keluarga, rumah, hingga masyarakat. Intinya siy jadi pribadi yang lebih berfaedah dan bisa istiqomah menjaga ikhtiar bebenah ini.
Aamiin Allahumma Aamiin.



Jumat, 01 Maret 2019

Ini Itu Soal Bengkel Diri

Setahun lalu, sering kali melihat nama Ummu Balqis seliweran di Instagram dipakai menjadi quote mamak - mamak kekinian. Isinya apa? Pokonya makjleb deh. Mengena dihati, hahaha. Lalu saya telusurilah, sampai akhirnya menemukan akun Bengkel Diri (BD) di Instagram, dan Informasi Pembukaan Angkatan 3 ini. Ternyata Bengkel Diri adalah besutan Ummu Balqis yang juga menjadi Kepala Sekolahnya.



Source: https://www.instagram.com/p/Bi1b7cwgbMX/

MasyaAllah, pertama kali yang terbersit ketika melihat pengumuman ini adalah, betapa saya sudah tertinggal jauh dalam lumpur kemalasan men-upgrade diri. Sementara zaman now saja, sekolah sudah bisa online, bahkan melalui pesan singkat. 

Setelah saya baca-baca cermat nan penuh khidmat di bulan Mei setahun lalu itu, akhirnya saya memantapkan diri untuk mendaftar menjadi siswi Bengkel Diri Level 1 Angkatan 3. Kebetulan waktu itu, pendaftaran BD masih menggunakan whatsapp, berbeda dengan sekarang yang sudah memakai Google Form.









Tepat pada 20 Mei 2018, saya mendapat balasan dari Kak Rani, dengan isinya seperti berikut:


Assalamualaykum, terimakasih sudah menghubungi saya selaku staf pendaftaran angkatan 3

Bengkel diri adalah perkuliahan online via whats app yg sudah dikondisikan agar bisa diakses dengan mudah kapanpun dan dimanapun


Fasilitator2 kami insyaAllah mumpuni di bidang masing2


Perkuliahan dilakukan mayoritas malam hari, jika saat waktu kuliah tdk hadir karena berhalangan bisa diakses ulang kapanpun


KHUSUS MUSLIMAH


berbayar: Rp 250.000,- 


Silahkan lengkapi data berikut jika  benar-benar serius


NAMA:

LOKASI TEMPAT TINGGAL: misal Pasar minggu, jaksel
USIA:
Status pernikahan: misal single/menikah/janda
Jumlah anak dan usia
ALAMAT IG:
ALASAN IKUT:


Jangan daftar jika hit and run/tdk serius karena quota terbatas dan peminat banyak. Agar proses pengkondisian kelas tidak terhambat

Jazzakillah khoir 😊




Ketika membaca respon Kak Rani, jujur saja, bagian yang paling susah diisi adalah "Alasan Ikut". Sejujurnya saya pun bingung apa alasan dan tujuan saya ikut BD. Namun, saya merasakan kekosongan, kehampaan diri ini sudah lama tidak ikut mentoring/ liqo seperti saat kuliah dulu. Hidup berjalan seperti biasa, tapi yang dirasa seperti itu saja, seperti ada yang hilang. Tapiii saya ingin sekali menjadi pribadi yang lebih baik lagi, terutama dalam mendidik anak-anak.


Alhamdulillah, proses pendaftaran saya berhasil, dan resmi menjadi siswi kelas Marwah. Saat itu, ada tiga kelas pada Level 1 Angkatan 3. Kelas tersebut terdiri dari Kelas Arafah, Safa dan Marwah, seperti penjelasan lebih lanjut dari Kak Rani.

Assalamualaikum
Bismillahirrahmanirrahim

Selamat datang di angkatan 3 Sekolah Online bengkel diri, terima kasih sudah melengkapi seluruh registrasi siswa


Penerima pesan ini berarti telah resmi terdaftar sebagai siswa bengkel diri.

____

Pembentukan grup, invitation ke grup akan dibuat 16 Juni 2018


Mohon diperhatikan akan ada 3 grup di Angkatan 3 ini


Grup Arafah, Grup Shafa dan Grup Marwah


Jadwal orientasi online di grup WA kelas pukul 20.00 WIB (GMT+7), langsung oleh kepala sekolah kita, ibu Ummu Balqis:


Arafah >> 17 Juni 2018

Shafa >> 18 Juni 2018,
Marwah >> 19 Juni 2018

Orientasi adalah penjelasan secara detail teknis, program dan apapun yg terkait kegiatan ini.

___

Setelah diinvite, dimohon untuk tidak melakukan aktifitas chat dahulu sebelum petugas mengumumkan Rules dan Tata Tertib Bengkel diri



Jazzakillah khoir ukhti shalihah




Bagaimana? Sudah mulai benderang apa itu Bengkel Diri?
Jadi singkat cerita, BD adalah sekolah online berbasis pesan singkat melalui aplikasi whatss-app yang nyatanya sunguh fleksibel bagi mamak-mamak pencari ilmu seperti saya. Soalnya, jika tidak sempat hadir di kelas saat itu, masih bisa diakses kapan-kapan lagi. hehehe.. maklum, namanya juga mamak-mamak zuper zibuk. Eits, tapi jangan sampai terlena selalu tidak hadir saat kelas berlangsung. Nanti kita sendiri yang rugi gaesss.

Adapun materi dalam sekolah BD berkaitan dengan pengembangan diri, bukan perkembangbiakan diri ya gaess. hahaha... Materinya berupa skill pengembangan diri dunia akhirat. Soalnya, salah satu goals dari BD yaitu ingin menjadikan siswinya produktif dan semangat menata kehidupan dunia akhiratnya dengan bahagia. InsyaAllah. Aamiin Allahumma Aamiin.



Kurikulum 1 Bulan Pertama di Level 1 Kelas Marwah
Perkuliahan yang dilakukan setiap 3 hari sekali dengan total 20 kali pertemuan ini berdurasi selama 2 jam. Untuk 1 jam pertama diisi dengan materi dari fasilitator (pemateri) dan dipandu oleh seorang wali kelas. Fasilitatornya siapa aja? Tentunya ada Ummu Balqis dan Uzadzah bahkan Psikolog yang mumpuni sesuai dengan bidang keilmuannya. Nah, 1 jam selanjutnya digunakan untuk sesi tanya jawab. Emang efektif? Owh tentu saja, bahkan lebih efektif daripada kelas atau seminar offline yang mana sesi pertanyaan sangat dibatasi baik jumlah atau durasinya. Kalau di BD malah lebih puas, usai sesi materi, siswi bisa mengirim pertanyaan melalui wali kelas, dan nantinya akan dilempar ke grup kelas. Wali kelas tidak akan mencantumkan nama si penanya. Benar-benar terasa lebih private kan. Apalagi jika yang ditanyakan berkaitan dengan masalah atau bahkan aib.




Kurikulum 1 Bulan Pertama di Level 1 Kelas Marwah
Udah kelar tanya jawab, trus apalagi? Tugas gaesss. haha. Tapi tenang, jangan langsung strezz. Tugasnya seru koq, soalnya ini tuh sebenernya kaya nantangin diri sendiri, bisa apa enggak? ngena apa enggak materinya? ngerti apa enggak materinya? Tugasnya biasanya berupa unggah resume materi yang disampaikan. Ada juga fasilitator yang memberi tugas langsung praktek dan unggah hasilnya di sosial media (instagram).

Bingung atau galau soal tugas? tenang, masih ada grup (ruang) silaturahim yang masih di aplikasi whats-app, biasanya disebut Cafe untuk setiap kelas. Nah, disini kita bisa chit-chat ngobrol panjang kali lebar, tentunya sesuai dengan syarat dan ketentuan. Ga ribet koq, ketentuannya berkaitan soal buka tutup jam diskusi ajah. Yakali masa iya kita mau ngobrol seharian, kan bisa mengganggu yang lain. Haha. Di ruang ini juga terkadang bisa diskusi sama fasilitatornya loh.



Kurikulum 1 Bulan Pertama di Level 2 Kelas Al Haram
Kurikulum 1 Bulan Pertama di Level 2 Kelas Al Haram



Siapa aja yang boleh ikut? Semua muslimah dengan minimal usia 17 tahun yes. Oiya, meski sudah 17 tahun plus plus plus (banyak ya plusnya, *sesuai umur, wkwk) semua siswi akan mendapatkan dukungan untuk beribadah harian secara lebih baik lagi dan lagi. Soalnya tiap siswi akan selalu dipantau ibadah hariannya dengan berupa memberikan cek list ibadah harian mulai dari Sholat Fardhu, Sholat Sunnah, Sholat Dhuha, Qiyamulail, Dzikir pagi dan petang, Baca Alqurán, Bacaan Islami, Menyimak kajian (online/ offline), silaturahim hingga dakwah (baik di keluarga sendiri atau di sosmed). Ribet? Nggak juga sih, ini kan tujuannya buat akhirat nanti ya. Dan satu kuncinya, jangan minder jangan keder. Tetap semangat!




Source: https://www.instagram.com/p/BuaJyd2gGgB/


Jadi gimana gaesss, kepengen atau kepengen banget ikut BD? Masih bingung cara ikutnya? Cekidot gambar disebelah ya.

Soalnya, tepat tanggal 3 Maret 2019, BD akan buka kelas Level 1 Angkatan 7!

Jangan sampai kalian kelewatan ya.

Tetap semangat dalam mencari ilmu!

Eitts, tunggu, ini belum penutupan, saya mau infoin, Alhamdulillah saya bisa ikutan Bengkel Diri Level 1 di Kelas Marwah dan Level 2 di Kelas AL Haram. Mohon doanya, semoga bisa menjadi lebih baik lagi dan bisa ikutan level terakhir di BD, yaitu Level 3. Aamiin.






Oiyaa... untuk satu masa tertentu, BD juga membuka kelas online Seminar Online Tematik
Berdamai Dengan Luka. Kelas online ini terutama ditujukan untuk muslimah yang kemungkinan sulit bangkit dari luka pasca pengkhianatan pernikahan, perceraian, pengabaian hak2 hingga mengalami luka hati yang mendalam yang mengganggu ketuntasan amanah kehidupan sekarang. Eett tapi nggak harus bermasalah dulu sih baru bisa ikut kelas ini. Bisa juga buat muslimah yg ingin belajar, agar mampu memberi masukan pada sahabat/kerabat yg terkena kasus guncangan pernikahan.

Saya sendiri Alhamdulillah bisa mengikuti kelas ini selama 3 hari pada September tahun lalu. Adapun pemaparan materi berlangsung selama 4 jam dengan 8 jam untuk tanya jawab. Sementara itu, seminar ini dipandu oleh moderator dan 3 fasilitator (pemateri) yang membawakan materi dari sisi ilmu keislaman, psikologi atau motivasi. Untuk lebih jelasnya, langsung saja meluncur ke akun BD ya.