Kamis, 31 Oktober 2019

HSI - S2 - Mengenal Allah (Halaqah 4) - Mengenal Allāh Sebagai Pengatur Alam Semesta

Kamis, 31 Oktober 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) 2
Mengenal Allah (Halaqah 4)

Mengenal Allāh Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pengatur Alam Semesta
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Halaqah yang ke-4; Mengenal Allāh Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pengatur Alam Semesta.
Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang:
• Mengatur alam semesta ini.
• Mematikan makhluk dan menghidupkan.
• Memuliakan makhluk dan menghinakan.
• Mengganti siang menjadi malam, dan malam menjadi siang.
• Menerbitkan matahari dan menenggelamkan.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
ﻳُﺪَﺑِّﺮُ ﭐﻟۡﺄَﻣۡﺮَۖ
“Dialah Allāh yang mengatur seluruh perkara.
(Q.S. As Sajadah: 5)
Tidak ada yang mengatur selain Allāh Subhānahu wa Ta’āla, Dialah Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menerbitkan matahari dari timur. Dan siapa selain Allāh yang bisa menerbitkan matahari dari barat?
Nabi Ibrāhīm ‘alayhissalām berkata kepada salah seorang, yang mengaku menjadi Tuhan selain Allāh, beliau berkata:
“Sesungguhnya Allāh Subhānahu wa Ta’āla telah menerbitkan matahari dari timur, maka silahkan engkau, kalau engkau memang Tuhan, terbitkan matahari dari barat. Maka orang kafir tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.”
(Q.S. Al Baqarah: 258)
Allāh Subhānahu wa Ta’āla yang menjadikan siang. Dan siapa yang mengganti siang menjadi malam selain Allāh?
Tidak ada yang mengatur alam semesta kecuali Allāh dan tidak ada sesembahan selain Allāh ﷻ yang membantu Allāh ﷻ untuk mengatur alam semesta ini.
Oleh karena itu, seorang Muslim tidak boleh meyakini bahwasanya ada selain Allāh ﷻ yang mencipta, memberikan rizki dan juga mengatur alam semesta, siapapun dia dan bagaimanapun kedudukannya di sisi Allāh ﷻ.
Barangsiapa yang berkeyakinan bahwasanya ada selain Allāh ﷻ yang mencipta, memberikan rezeki dan juga mengatur alam semesta maka dia telah menyekutukan AllāhSubhānahu wa Ta’āla.



Bersambung.....

Mudahkan Hidupmu Dengan GoClean


Tampilan Aplikasi Gojek
Zaman sekarang ini, perkembangan teknologi semakin memudahkan manusia, mulai dari jasa transportasi, jasa antar makanan hingga jasa bersih-bersih. Dengan semakin berkembangnya teknologi, manusia cukup sentuh layar gawainya, lalu sudah dapat sopir, makanan atau asisten bersih-bersih di rumah.


Berbicara perkembangan teknologi, tentu tidak terlepas dari perkembangan aplikasi di smartphone. Salah satu aplikasi yang perkembangannya cukup pesat, yaitu Gojek. Mulanya, Gojek merupakan jasa transportasi berbasis aplikasi. Masih teringat dalam benak, pertama tahu dan menggunakan aplikasi ini yaitu sekitar lima tahun yang lalu. Saat itu, untuk mendapatkan satu pengemudi ojek online (ojol) dengan cepat sangatlah sulit. Pasalnya, saat itu jumlah pengemudi ojol masih sedikit di lapangan. Namun, meski begitu, tetap saja layanan Gojek ini sangat membuat ketagihan karena memudahkan. Konsumen hanya tinggal pesan di gawai lalu menunggu duduk manis dijemput ojol.



Tampilan Aplikasi GoLife
Seiring berjalannya waktu, layanan Gojek semakin berkembang, tidak hanya menyasar transportasi roda dua, tapi juga roda empat, baik itu taksi konvensional atau pengemudi mobil pribadi. Selain itu, jenis jasanya pun semakin bervariasi, mulai dari jasa transportasi logistik, jasa beli antar makan serta belanja, jasa pembayaran digital, jasa pembelian tiket online, hingga jasa dalam kebutuhan sehari-hari.

Beberapa tahun belakangan ini, kebutuhan masyarakat akan jasa dalam kebutuhan hariannya semakin tinggi. Misalnya, jasa dalam bersih-bersih rumah. Namun, beberapa orang termasuk saya ingin mempunyai asisten rumah tangga (ART) tanpa harus memiliki. Dalam hal ini, asisten rumah tangga diharapkan selalu siap sedia dan ada saat dibutuhkan pada waktu tertentu saja. Karena tidak semua orang merasa nyaman untuk memiliki ART yang menginap di rumah atau pulang pergi sekalipun.



Membahas soal ART tentu tidak terpisahkan dari dramanya. Termasuk saya yang pada akhirnya harus ditinggalkan ART yang bekerja Pulang Pergi setelah bekerja 8 tahun lebih secara mendadak dengan alasan tidak terduga. Namun, saat itu Alhamdulillah dijauhkan dari kepanikan soal urusan beberes rumah. Satu hal yang langsung terlintas saat itu, yaitu GoClean yang ada di aplikasi GoLife. Sudah menjadi rahasia umum bagi ibu-ibu senusantara soal jasa bersih-bersih ini.


Daftar Riwayat Pesanan GoClean
Pertama kali resmi menggunakan GoClean 24 Agustus 2019 lalu, sejak ART pamit undur diri. Saat itu, sebagai pengguna baru aplikasi GoLife, tentu saya merasa was-was dan timbul banyak pertanyaan. Mulai dari "Apakah aman?," "Apakah profesional?," "Apakah terjamin?," "Apakah akan sesuai harapan?," dan banyak pertanyaan lainnya dalam benak. Akan tetapi, akhirnya saya memantapkan hati dan tentunya atas ijin suami, maka dipesanlah jasa GoClean sore itu. Tidak tanggung-tanggung, saya langsung pesan dua jenis layanan, yaitu Setrika dan Membersihkan Kamar Mandi.


Melacak riwayat pesanan, Mba Nurhikmah menjadi yang pertama menerima order saya untuk menyetrika baju-baju di rumah. Lalu, disaat yang bersamaan ada Mba Legisah yang juga menerima order untuk menyikat kamar mandi. Saat mereka berdua bertemu di rumah, mereka saling sapa karena ternyata mereka berdua berteman. Melihat gelagat saya seperti anak kemarin sore, Mba Nurhikmah dan Mba Legisah tidak sungkan untuk memberikan informasi atas penggunaan aplikasi GoLife. Beberapa pertanyaan yang saya ajukan pun mereka balas dengan cepat dan sopan.


Dengan berbincang santai sambil mengamati pekerjaan mereka berdua. Hasilnya, memuaskan. Tumpukan baju yang menggunung sudah terlipat rapi. Sedangkan, kamar mandi pun demikian bersih. Mereka berdua juga menginfokan jika konsumen dapat memfavoritkan petugas GoClean. Dengan demikian, jika nanti hendak pesan GoClean lagi, maka yang diutamakan adalah yang pernah bekerja dengan saya. Tentunya langsung saja saya praktekan dengan mengklik tombol favorit.


Setelah saya telusuri kembali, memang banyak sekali jenis layanan dari GoClean. Bahkan kategori bersih-bersih pun dipisahkan secara detail, mulai dari kategori untuk rumah, apartemen hingga kamar kos-kosan. Proses pembersihannya meliputi menyapu, mengepel, menyikat, mencuci, bersihkan kulkas dan lainnya. Penasaran? Langsung saja unduh aplikasinya dan cobain ya.


Dari sekian banyak jasa layanannya, para mitra alias pekerja GoClean juga dibekali dengan peralatan yang memadai. Kemana-mana mereka selalu membawa tas ransel besar berisikan peralatan tempur untuk membuat rumah jadi kinclong kembali. Namun, meski mereka sudah membawa peralatan dan perlengkapan kebersihan sendiri, saya tetap meminta mereka memakai yang ada dirumah. Harapannya, peralatan dan perlengkapan kebersihan di rumah tidak akan mengganggur sia-sia di dalam lemari atau bahkan jadi mubazir.


GoClean Langganan: Mba Ulfa dengan tumpukan baju.
Lanjut soal baju yang disetrika. Seminggu kemudian, saya hendak pesan GoClean lagi, tapi saat itu sangat sulit didapatkan. Akhirnya saya mendapat pekerja baru, Mba Ulfa. Kebetulan rumahnya juga dekat dengan saya, hanya berjarak 3 kilometer. Nah, ini salah satu kemudahan memakai GoClean, akan dicari pekerja terdekat dari jarak pesanan. Demikian juga hal yang sama dikatakan oleh Mba Ulfa, yang juga mengajari saya memanfaatkan GoClean dengan baik, termasuk informasi soal diskon atau potongan harga.


Hari-hari berlalu berganti bulan, hingga saat ini saya masih menggunakan jasa GoClean. Berhubung sudah menemukan ritme jadwal setrika, akhirnya saya memesan GoClean setiap 3-5 hari sekali. Bergantung pada jumlah baju kotor yang dicuci, apalagi sebagian besar baju anak-anak. Jika mereka banyak kegiatan, maka semakin sering berganti baju, semakin banyak pula cucian kotor dan gunungan baju yang belum disetrika.


Daftar Riwayat Pesanan
Seiring berjalannya waktu, akhirnya hanya Mba Ulfa saja yang cukup membantu saya menyelesaikan pekerjaan menyetrika. Pasalnya gaya menyetrika dan melipat bajunya lebih cocok. Ketika Mba Ukfa menyetrika, saya dapat memanfaatkan waktu bersama anak-anak dan suami. Membersamai mereka tanpa perlu memikirkan drama baju yang belum disetrika, bahkan hingga menggunung.

Membahas baju yang belum disetrika, tentu tidak akan ada habisnya. Pernah juga beberapa kali baju yang belum disetrika masih menggunung, tapi Mba Ulfa tetap mau mengerjakannya meski sudah melewati durasi pesanan. Sejauh memakai GoClean hingga saat ini, durasi terlama sekitar 4 jam untuk setrika, sedangkan durasi tersingkat biasanya 3 jam. Itu juga terkadang selalu lebih. Namun, saya tetap membayar durasi berlebih tersebut sesuai dengan biaya per jam di aplikasi.




GoClean Ulfa
Sungguh mudah bukan, menjaga rumah tetap rapi resik serta sehat tanpa memikirkan cucian menumpuk. Namun, hati senang tetap bisa jalan-jalan atau sekedar santai-santai disaat akhir pekan bersama keluarga tersayang. Berkat GoClean yang bersedia menjadi petugas "delegasi" menjaga kebersihan rumah. Yuk cobain menata rumahmu demi ketentraman hidup, tentunya dengan bantuan GoLife.

Semakin penasaran? Kalau begitu, silahkan cermati langkah-langkah berikut untuk menghadirkan GoClean dirumahmu. Pertama, unduh aplikasi GoLife di Apple App Store atau Google Play Store, lalu klik ikon GoClean. Selanjutnya, pilih kategori layanan yang diinginkan, yaitu Reguler atau Spesial. Jika memilih layanan Reguler maka konsumen dapat memilih kembali untuk menggunakan peralatan GoLife atau peralatan pribadi. Jenis layanan yang ditawarkan Reguler sangat beragam dan bisa dikombinasi, tentunya dengan memperhitungkan durasi waktunya. GoClean memberi standardisasi waktu pengerjaan sekitar 20-30 menit untuk bebersih 1 ruangan. Ruangan yang dibersihkan bervariasi, mulai dari kamar tidur, kamar mandi, dapur, ruang makan, hingga kulkas. Selain itu, pada layanan ini juga disediakan pilihan untuk jasa setrika dengan estimasi 30 menit untuk sekitar 8-12 baju. Tidak hanya itu, pada layanan Reguler, konsumen juga dapat memilih untuk menggunakan peralatan pribadi, seperti saya.


Jika konsumen hanya membutuhkan jasa tertentu, seperti hanya setrika baju, maka sebaiknya menggunakan kategori layanan Spesial dengan pilihan ikon Setrika. Pada pilihan layanan ini, konsumen dapat menggunakan peralatan pribadinya.

Langkah selanjutnya, yaitu pilih durasi waktu layanan yang diinginkan, mulai dari 1 jam hingga 5 jam. Tentunya, semakin lama durasi yang dipilih, maka akan semakin besar potongan harga yang diberikan GoClean. Adapun untuk biaya setrika sebesar Rp 50.000/jam, Rp 90.000/2 jam, Rp 130.000/3 jam, Rp 170.000/4 jam, dan Rp 210.000/5jam. Jika sudah mantap memilih durasi, berikutnya yaitu memilih Preferensi Pekerja GoClean. Dalam hal ini, konsumen dapat memilih mau memakai jasa petugas pria atau wanita. Tentunya saya hanya memilih pekerja wanita.

Belum selesai sampai disitu, konsumen juga dapat memilih waktu dan tanggal pesanan. Biasanya, waktu terdekat yang dapat diorder adalah 15 menit ke depan dari waktu order masuk. Menurut saya hal tersebut tidak menjadi masalah, masih dalam batas kewajaran. Waktu 15 menit tersebut dirasa cukup sambil menunggu petugas GoClean datang, dan saya menyiapkan baju yang mau dieksekusi.

Saat ikon Order diklik, saat itulah aplikasi memulai pencarian petugas. Tentunya aplikasi mencarikan petugas yang terdekat lokasinya dengan konsumen. Apalagi jika konsumen sudah memfavoritkan petugasnya saat pekerjaan selesai. Hal tersebut akan mempermudah proses pemesanan GoClean. Dan terakhir, jangan lupa memberikan bintang pada petugas yang pekerjaannya sangat memuaskan.

Tidak ada salahnya sesekali melepas penat tanpa dibebani bayangan bersih-bersih rumah yang menghantui. Tapi rumah dan hidup tetap tertata rapi. Karena #PastiAdaJalan dengan GoClean. Yuk Mudahkan Hidupmu Dengan GoClean!

Seperti itulah pengalaman bersama GoClean selama beberapa bulan ini. Menyenangkan sekali, meski kadang ada beberapa kekurangan. Owh ada kekurangannya? Tentu saja, apalagi ini bikinan manusia, tentu tidak sempurna. Misalnya saja, aplikasi GoLife akan mengalami loading yang lama ketika cuaca tidak stabil, alias mendung atau bahkan hujan. Bahkan, jika baru mulai mendung saja, aplikasi sudah tidak bisa diajak kompromi. Hal ini juga sebenarnya terjadi ketika menggunakan aplikasi GoLife. Saat hendak memesan, status di aplikasi hanya tertulis Searching..... lalu akhirnya tidak ada yang ambil order. Begitu terus. Ini kejadian berulang setiap cuaca mendung atau hujan. Tentunya tidak ingin menyalahkan cuaca, tapi mengapa GoJek tidak membuat aplikasinya lebih tahan banting yang dapat digunakan dalam berbagai cuaca.

Kekurangan lainnya adalah jika pernah sekali memfavoritkan 1 mitra GoClean, maka tidak bisa dinon-aktifkan favoritnya. Misalnya ada kejadian, saat kedua kali memakai mitra tersebut, ternyata ada yang kurang puas hasil kerjanya. Namun, konsumen tidak bisa menon-aktifkan atau mengeluarkannya dari daftar mitra favorit GoClean.

Yak, cukup segitu saja review sekaligus pengalaman memanfaatkan GoClean dalam aplikasi GoLife. Semoga kedepannya layanan ini semakin baik dan inovatif. Lalu, apakah diantara manteman yang pernah memakai GoClean? Yuukk.. sharing...



Rabu, 30 Oktober 2019

HSI - S2 - Mengenal Allah (Halaqah 3) - Mengenal Allāh Sebagai Pemberi Rezeki

Rabu, 30 Oktober 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) 2
Mengenal Allah (Halaqah 3)

Mengenal Allāh Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pemberi Rezeki 

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal Allah Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pemberi Rezeki”.
Di antara nama Allah Subhānahu wa Ta’āla adalah Ar Razzāq yang artinya Yang Maha Memberi Rezeki.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan makhluk dan memberikan rezeki kepada mereka.
Bahkan Allah Subhānahu wa Ta’āla telah menulis rezeki makhluk-Nya jauh sebelum Allah menciptakan mereka.
Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
كَتَبَ اللهُ مَقَادِيرَ الخَلاَئِقِ قَبلَ أنْ يَخلُقَ السَّموَاتِ والأرضَ بِخَمسِينَ أَلفَ سَنَةٍ
“Allāh telah menulis takdir bagi makhluk-makhluk-Nya 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.”
(HR Muslim, dari Abdullah Ibnu ‘Amr)
Allāh Subhānahu wa Ta’āla menciptakan rezeki tersebut dan menyampaikannya kepada makhluk sesuai dengan waktu yang sudah Allah Subhānahu wa Ta’āla tentukan sebelumnya.
Maka tidak akan meninggal seseorang sampai dia mendapatkan rezeki terakhir yang menjadi jatahnya, meskipun rezeki tersebut ada di puncak gunung atau bahkan ada di bawah lautan.
Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
وَمَا مِنْ دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada seekor binatang melata pun yang ada di permukaan bumi ini melainkan Allah yang akan memberikan rezekinya.”
(QS Hūd: 6)

Siapa sesembahan selain Allah yang bisa melakukan yang demikian?
Adakah selain Allah Subhānahu wa Ta’āla sesembahan yang bisa memberi makan sekali saja untuk seluruh makhluk yang ada di bumi ini mulai dari manusia, jin, hewan dan tumbuhan?
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اذْكُرُوا نِعْمَتَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ ۚ هَلْ مِنْ خَالِقٍ غَيْرُ اللَّهِ يَرْزُقُكُمْ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۚ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۖ فَأَنَّىٰ تُؤْفَكُونَ
“Wahai manusia, hendaklah kalian mengingat nikmat Allah atas kalian. Adakah yang mencipta selain Allah yang memberikan rezeki kepada kalian dari langit maupun dari bumi? Tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Dia. Oleh karena itu kenapa kalian dipalingkan?
(QS Fāthir: 3)

Bersambung.....

Selasa, 29 Oktober 2019

HSI - S2 - Mengenal Allah (Halaqah 2) - Mengenal Allāh Sebagai Pencipta

Selasa, 29 Oktober 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) 2
Mengenal Allah (Halaqah 2)

Mengenal Allāh Subhānahu wa Ta’āla Sebagai Pencipta 
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang “Mengenal Allah Sebagai Pencipta”.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah Dzat Yang Maha Pencipta, menciptakan dari sesuatu yang tidak ada menjadi ada.
Dialah Allāh yang telah menciptakan langit, menciptakan bumi, manusia, dan seluruh alam semesta.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
ذَٰلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ خَالِقُ كُلِّ شَيْءٍ
“Itu adalah Allāh Rabb kalian yang telah menciptakan segala sesuatu.”
(QS Ghāfir: 62)
Dialah Allāh, Al-Khāliq Yang Maha Pencipta, sedangkan selain Allah adalah makhluk yang diciptakan. Mereka tidak bisa mencipta meskipun diagung-agungkan dan disembah oleh manusia.
Allāh Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ ضُرِبَ مَثَلٌ فَاسْتَمِعُوا لَهُ ۚ إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ الله لَنْ يَخْلُقُوا ذُبَابًا وَلَوِ اجْتَمَعُوا لَهُ ۖ.
“Wahai manusia, telah dibuat perumpamaan bagi kalian maka hendaklah kalian mendengarnya. Sesungguhnya segala sesembahan yang kalian sembah selain Allāh, tidak akan bisa menciptakan seekor lalat, meskipun mereka bersatu padu untuk membuat seekor lalat tersebut.”
(QS Al-Hajj: 73)
Berkumpul dan bekerja sama saja mereka tidak mampu untuk mencipta, bagaimana mencipta sendirian?
Menciptakan seekor lalat yang sedemikian sederhana susunan tubuhnya mereka tidak mampu maka bagaimana mereka menciptakan makhluk yang lebih rumit.
Seorang Muslim wajib meyakini bahwasanya Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah satu-satunya Pencipta dan tidak ada yang mencipta selain Allāh .
Barangsiapa yang meyakini ada yg mencipta selain Allah, maka sungguh telah melakukan syirik besar.

Bersambung...

Senin, 28 Oktober 2019

HSI - S2 - Mengenal Allah (Halaqah 1) - Pentingnya Mengenal Allāh, Rasūlullāh Dan Agama Islam

Senin, 28 Oktober 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) 2
Mengenal Allah (Halaqah 1)

Pentingnya Mengenal Allāh, Rasūlullāh Dan Agama Islam  Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Halaqah yang pertama dari Silsilah Ilmiyyah Mengenal Allah adalah tentang Pentingnya Mengenal Allah, Mengenal Rasulullah, dan Agama Islam.
Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa setiap manusia apabila telah meninggal dunia, maka di alam kubur akan ditanya oleh 2 malaikat tentang 3 perkara :
1. Siapa Tuhanmu?
2. Siapa Nabimu? dan
3. Apa Agamamu?
Oleh karena itu, wajib bagi seorang Muslim dan Muslimah untuk mempersiapkan diri terkait 3 perkara tersebut. Perlu diketahui bahwasanya untuk menjawab pertanyaan tersebut tidak cukup dengan menghafal. Sebab seandainya menghafal itu cukup niscaya orang munafik pun bisa menjawab pertanyaan.
Tetapi yang dituntut adalah pemahaman dan juga pengamalan. Barangsiapa yang di dunia:
1. Mengenal Allāh dan memenuhi hakNya,
2. Mengenal Nabi Muhammad ﷺ dan memenuhi haknya, serta
3. Mengenal agama Islam dan mengamalkan isinya,
Maka diharapkan dia bisa menjawab pertanyaan dengan baik dan mendapat kenikmatan di dalam kuburnya.
Namun apabila dia:
1. Tidak mengenal siapa Allāh dan tidak memenuhi hakNya,
2. Tidak mengenal Nabi Muhammad ﷺ dan tidak memenuhi haknya, serta
3. Tidak atau kurang mengenal ajaran Islam dan tidak mengamalkannya,
Maka ditakutkan dia tidak bisa menjawab pertanyaan sehingga akibatnya siksa kubur yang akan dia dapatkan. Semoga Allāh سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memudahkan kita, keluarga kita dan orang-orang yang kita cintai untuk bisa mengenal Allāh, mengenal Nabi Muhammad ﷺ dan juga mengenal agama Islam.

Bersambung.....

Jumat, 04 Oktober 2019

HSI - S1 - Belajar Tauhid (Halaqah 25) - Ridha Dengan Hukum Allah

Jum'at, 4 Oktober 2019

Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) 1
Belajar Tauhid (Halaqah 25)

Ridha Dengan Hukum Allah 
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sebagai pencipta manusia sangat menyayangi ciptaanNya. Dialah Ar-Rahman Ar-Rohim. Diantara bentuk kasih sayang Allah adalah menurunkan syariat supaya manusia mendapatkan kebahagiaan dan terhindar dari kesusahan di dunia maupun di akhirat. Dialah yang Maha mengetahui dan Maha bijaksana, hukumnya penuh dengan keadilan, hikmah dan juga kebaikan, meskipun kadang samar atas sebagian manusia.
Oleh karena itu, menjadi keharusan bagi seorang muslim dan muslimah untuk ridha dengan hukum Allah dan yakin bahwasanya kebaikan semuanya didalam hukum Allah, didalam segala bidang kehidupan, aqidah, akhlak, adab, muamalah, ekonomi, kenegaraan, dan lain-lain.
Mengesakan Allah SWT didalam hukum-hukumnya adalah termasuk konsekuensi tauhid.

Allah SWT berfirman:
وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلَا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَن يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ وَمَن يَعْصِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ ضَلَّ ضَلَالًا مُّبِينًا
“Dan tidaklah pantas bagi seseorang laki-laki yang mukmin dan wanita yang mukminah apabila Allah dan Rasulnya telah menetapkan sesuatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan yang lain di dalam urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah dan Rasulnya, maka sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata”
(Q.S. Al-Ahzab: 36)



Saudaraku alhamdulillah dengan izin Allah dan karunianya, sampailah kita pada bagian yang  terakhir dari silsilah yang pertama ini, yaitu halaqah yang ke 25. Dengan berakhirnya silsilah pertama ini bukan berarti kita sudah merasa cukup memahami ilmu tauhid. Apa yang disampaikan dalam silsilah pertama ini baru sebagian kecil dari ilmu tauhid itu sendiri.
Belajar tauhid dan mengamalkannya tidak akan berhenti sampai ajal menjemput kita. Ikutilah majelis-majelis ilmu yang membahas tentang tauhid ini, bacalah buku-buku yang berkaitan dengan tauhid yang telah ditulis oleh para ulama yang terpercaya.
Semoga Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى merahmati kita semua, menghidupkan dan juga mematikan kita di atas tauhid.

Kamis, 03 Oktober 2019

HSI - S1 - Belajar Tauhid (Halaqah 24) - Menyandarkan Kenikmatan Kepada Allāh

Kamis, 3 Oktober 2019

Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) 1
Belajar Tauhid (Halaqah 24)

Menyandarkan Kenikmatan Kepada Allāh 
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Termasuk keyakinan yang harus diyakini dan diingat oleh setiap muslim, bahwa kenikmatan dengan segala jenisnya adalah dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman:
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Kenikmatan apa saja yang kalian dapatkan maka asalnya dari Allah
(Q.S. An-Nahl: 53) 

Adalah termasuk syirik kecil apabila seseorang mendapatkan sebuah kenikmatan dari Allah SWT, kemudian menyandarkan kenikmatan tersebut kepada selain Allah. Misalnya seperti ungkapan, "Kalau pilot tidak mahir niscaya kita sudah celaka", "Kalau tidak ada angsa niscaya uang kita sudah dicuri", "Kalau bukan karena dokter niscaya saya tidak sembuh", dan sebagainya. Ini semua adalah contoh bentuk menyandarkan kenikmatan kepada sebab.
 Allah berfirman:
يَعْرِفُونَ نِعْمَتَ اللَّهِ ثُمَّ يُنْكِرُونَهَا
“Mereka mengenal nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya”
(Q.S. An-Nahl: 83)

Seharusnya kenikmatan tersebut disandarkan kepada Allah SWT, Dzat yang menciptakan sebab. Yang seharusnya dikatakan adalah "Kalau bukan karena Allah niscaya kita sudah celaka", atau "Kalau bukan karena Allah niscaya uang kita sudah hilang", atau "Kalau bukan karena Allah niscaya saya tidak akan sembuh", dan sebagainya".
Yang demikian karena Allah-lah yang memberikan nikmat keselamatan, nikmat keamanan, nikmat kesembuhan dan sebagainya. Sedangkan, makhluk hanyalah sebagai alat sampainya kenikmatan tersebut kepada kita.
Kalau Allah SWT menghendaki, niscaya Allah tidak akan menggerakkan makhluk-makhluk tersebut untuk menolong kita. Ini semua bukan berarti seorang muslim tidak boleh berterima kasih kepada orang lain. Seorang muslim diperintah untuk mengucapkan syukur dan terima kasih kepada seseorang yang berbuat baik kepadanya, karena mereka telah menjadi sebab kenikmatan tersebut. Bahkan diperintahkan pula untuk membalas kebaikan tersebut dengan kebaikan atau dengan doa yang baik. Namun, pujian dan penyandaran kenikmatan tetap hanya kepada Allah SWT semata.

Bersambung.....

Rabu, 02 Oktober 2019

HSI - S1 - Belajar Tauhid (Halaqah 23) – Taat Ulama dalam Kebenaran

Rabu, 2 Oktober 2019

Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) 1
Belajar Tauhid (Halaqah 23)

Taat Ulama dalam Kebenaran
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah SWT dan juga agamanya, ilmu yang membawa dirinya untuk bertakwa kepada Allah SWT. Para ulama adalah pewaris para Nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi.
Allah SWT telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk taat kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan. Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.”
(QS. An-Nisaa : 59).
Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umaro/pemerintah
Menghormati para ulama, bukan menaati mereka dalam segala hal sampai kepada kemaksiatan. Ulama seperti manusia yang lain, ijtihad mereka terkadang salah terkadang juga benar. Kalau benar mereka mendapatkan 2 pahala dan kalau salah mereka mendapatkan 1 pahala.
Apabila telah jelas kebenaran bagi seorang muslim dan jelas bahwasanya seorang ulama menyelesihi kebenaran tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang menaati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran.
Rasulullah SAW bersabda :

لاَ طَاعَةَ فَيٍ مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ

tidak ada ketaan dalam kemaksiatan, sesungguhnya ketaatan hanya di dalam kebenaran”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Apabila seseorang menaati ulama dalam kemaksiatan kepada Allah SWT maka dia telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat. Hal ini seperti yang dilakukan oleh orang yahudi dan nasrani.
Allah berfirman :

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ

Mereka (yaitu yahudi dan nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai sesembahan selain Allah.
(Q.S. At-Taubah: 31).
(Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran ulama dan ahli ibadah mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.)”

Rasulullah  SAW menjelaskan ayat ini, beliau bersabda:
قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ
"Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut. Akan tetapi, mereka apabila menghalalkan apa yang Allah haramkan maka mereka ikut menghalalkan dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allah halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan. (H.R. Tirmidzi dari ‘Adhi bin Hatim, di hasankan oleh Syaikh al-Albani).

Bersambung.....

Selasa, 01 Oktober 2019

HSI - Belajar Tauhid (Halaqah 22) - Takut Kepada Allah

Selasa, 1 Oktober 2019

Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)

Belajar Tauhid (Halaqah 22)
Takut Kepada Allah
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Diantara keyakinan seorang muslim adalah bahwa manfaat dan mudhorot adalah di tangan Allah semata. Seorang muslim tidak takut kecuali kepada Allah dan tidak bertawakal kecuali hanya kepada Allah.
Takut yang dibenarkan adalah takut yang membawa pelakunya untuk merendahkan diri dihadapan Allah, mengagungkan-Nya, dan membawanya untuk menjauhi larangan Allah dan melaksanakan perintahnya. Bukan takut yang berlebihan yang membawa kepada keputusasaan terhadap rahmat Allah dan juga bukan takut yang terlalu tipis yang tidak membawa pemiliknya kepada ketaatan kepada Allah.
Takut seperti ini adalah ibadah, tidak boleh sekali-kali seorang muslim menyerahkan takut seperti ini kepada selain Allah dan barangsiapa yang menyerahkan kepada selain Allah maka dia telah terjerumus ke dalam syirik besar yang dapat mengeluarkan seseorang dari Islam seperti orang yang takut mudhorot wali fulan yang sudah meninggal kemudian takut tersebut menjadikan dia merendahkan diri di hadapan kuburannya dan juga mengagungkannya.
Hendaknya seorang muslim meneladani Nabi Ibrahim ketika ia berkata :

وَقَدْ هَدَانِ ۚ وَلَا أَخَافُ مَا تُشْرِكُونَ بِهِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ رَبِّي شَيْئًا

dan aku tidak takut dengan sesembahan kalian, mereka tidak memudhoroti aku kecuali apabila Rabb-ku menghendakinya.”
(Q.S. Al-An’am: 80)
Diantara takut yang diharamkan adalah takutnya seseorang kepada makhluk yang melebihi takutnya kepada Allah sehingga takut tersebut membuat dia meninggalkan perintah Allah atau melanggar larangan Allah seperti orang yang meninggalkan jihad yang wajib atasnya karena takut kepada orang-orang kafir atau tidak melarang kemungkaran karena takut celaan manusia padahal dia mampu.
Allah berfirman :

إِنَّمَا ذَٰلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءَهُ فَلَاتَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

“Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.”
(Q.S. Ali Imran: 175)
Diantara cara menghilangkan rasa takut kepada makhluk yang diharamkan adalah berlindung kepada Allah dari bisikan setan dan mengingat sabda Nabi:

  وَاعْلَمْ أَنَّ اْلأُمَّةَ لَوِ اجْتَمَعَتْ عَلَى أَنْ يَنْفَعُوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَنْفَعُوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ لَكَ, وَإِنِ اجْتَمَعُوا عَلَى أَنْ يَضُرُّوْكَ بِشَيْءٍ لَمْ يَضُرُّوْكَ إِلاَّ بِشَيْءٍ قَدْ كَتَبَهُ اللَّهُ عَلَيْكَ

“Ketahuilah, bahwa seandainya seluruh ummat berkumpul untuk memberi suatu manfaat kepadamu maka mereka tidak akan dapat memberikan manfaat kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditetapkan Allah untukmu. Sebaliknya, jika mereka berkumpul untuk menimpakan suatu kemudharatan (bahaya) kepadamu maka mereka tidak akan dapat menimpakan kemudharatan (bahaya) kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan atasmu”
(H.R. Tirmidzi, Hasan Shahih)

Dan diperbolehkan takut yang merupakan tabiat manusia seperti takut kepada panasnya api, binatang buas, dan takut yang seperti ini bukanlah takut yang merupakan ibadah dan juga bukan takut yang membawa seseorang meninggalkan perintah atau melanggar larangan Allah. Ini adalah takut yang tabiat yang para Nabi pun tidak terlepas darinya.


Bersambung.....