Sabtu, 23 Mei 2020

Silaturahim Idul Fitri Di Rumah Aja Saat Wabah Covid-19 Melanda

Assalamu'alaikum,
Selamat Idul Fitri 1441 H

تَقَبَّلَ اللَّهُ مِنَّا وَمِنْك

Semoga Allah menerima amalku dan amal kalian
(H. R. Ahmad)




Selamat Idul Fitri 1441 H

Manfaat Silaturahim
oleh Ust. Khalid Basalamah

Ustadz Khalid Basalamah menjelaskan, bawa silaturahim berasal dari dua kata, yaitu:
Sila: hubungan
Rahim: hubungan darah

Oleh karena itu, silaturahim dalam Islam hanya khusus untuk orang yang punya hubungan darah saja. Bukan untuk semua (sesama) muslim. Untuk seluruh (sesama) muslim disebut dengan ukhuwah (persaudaraan).
Nabi Muhammad SAW menyuruh umatnya untuk menelusuri jalur nasabnya, sehingga mengetahui siapa saja keluarganya. Menelusuri jalur nasab juga akan mempermudah silaturahim. Jangan sampai tidak mengenal saudara sedarah ketika bertemu.


تَعْبُدُ اللَّهَ لاَ تُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا ، وَتُقِيمُ الصَّلاَةَ ، وَتُؤْتِى الزَّكَاةَ ، وَتَصِلُ الرَّحِمَ

“Sembahlah Allah, janganlah berbuat syirik pada-Nya, dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan jalinlah tali silaturahmi (dengan orang tua dan kerabat).”
(H.R. Bukhari)


Adapun beberapa manfaat silaturahim, yaitu:

Dari Abu Hurairah, Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِى رِزْقِهِ ، وَأَنْ يُنْسَأَ لَهُ فِى أَثَرِهِ ، فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ

“Siapa yang suka dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya hendaklah dia menyambung silaturrahim.”
(H.R. Bukhari - Muslim)

1. Semakin mendekatkan diri pada Allah Subhanallahu Wata'ala.
Bersilaturahim termasuk salah satu bentuk kecintaan dan ketakwaan seorang hamba. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah:
“Allah ‘azza wa jalla berfirman: Aku adalah Ar-Rahman. Aku menciptakan rahim dan Aku mengambilnya dari nama-Ku. Siapa yang menyambungnya, niscaya Aku akan menjaga hak-Nya. Dan siapa yang memutusnya, niscaya Aku akan memutus darinya.”
(H.R. Ahmad).


2. Penyebab datang dan banyaknya rezeki.
Silaturahim bisa digunakan untuk menolong keluarga/kerabat yang mungkin sedang membutuhkan uluran tangan kita. Allah Subhanallahu Wata'ala pun menjanjikan pahala yang besar. Ada keberkahan harta bagi mereka yang bersilaturahim dan membantu saudaranya.

“Sedekah terhadap orang miskin adalah sedekah dan terhadap keluarga sendiri mendapat dua pahala, sedekah dan silaturahim,”

(H.R. Tirmidzi)

3. Memperpanjang umur (keberkahan umur). 
Menurut Ust. Khalid, maksudnya disini adalah bukan memperpanjang umur, karena umur sudah ditentukan oleh Allah Subhanallahu Wata'ala. Akan tetapi, barangsiapa yang bersilaturahim maka umurnya akan berkah.

4. Kunci masuk surga.
Puncak silaturahim adalah kedua orangtua kita. Oleh karena itu, jangan menyia-nyiakan orangtua, karena ridho Allah ada pada ridho orangtua. Saat bersilaturahim, keluarga dan kerabat yang dikunjungi akan merasa bahagia karena masih ada keluarganya yang peduli.

Silaturahim Idul Fitri Di Rumah Aja Idul Fitri
Setiap Idul Fitri datang, kami sekeluarga pun turut menyambut dengan suka cita. Kami sekeluarga memang tidak pernah mudik kemana pun. Alhamdulillah kami dilahirkan dan menetap di kota yang sama dimana semua keluarga dan kerabat juga tinggal disini, Jakarta. Meski tidak mudik, kami biasanya tetap melalukan rutinitas silaturhim dengan berkeliling saat Idul Fitri tiba. Usai sholat Idul Fitri, saya bersama suami dan anak-anak biasanya bersilaturahim ke tetangga sekitar. Lalu, pergi ke rumah orangtua yang hanya berbeda RT. Selama disana, saya bersama suami dan adik serta adik ipar, membantu dan menemani orangtua yang selalu kedatangan tamu dari warga sekitar. Jika tamu mulai berkurang dan tidak ada lagi yang datang, kami berfoto bersama sebagai kenang-kenangan Idul Fitri dari tahun ke tahun. Selanjutnya, kami bersilaturahim ke rumah mertua saya yang berada di kelurahan sebelah. Sedari sana, kami lanjut silaturahim ke rumah besan (orangtua adik ipar) yang berada di kecamatan sebelah. Lalu, rute terakhir adalah mengunjungi keluarga besar Bapak (orangtua saya) yang hanya berbeda kelurahan. Lanjut, di hari kedua, kami berkumpul kembali di rumah orangtua untuk menyambut adik-adik dari Ibu yang datang berkunjung silaturahim dari Depok. Alhamdulillah senangnya....


Sehat-sehat selalu ya ❤️

Namun, momen Idul Fitri kali ini tentu dirasa berbeda bagi kami khususnya, dan juga setiap orang. Pasalnya kita harus bersilaturahim dengan "kenormalan yang baru" yang mana sudah kita jalankan selama hampir 3 bulan belakangan sebagai akibat dari mewabahnya Covid-19. Jika biasanya, silaturahim erat dengan suasana kebersamaan melalui saling berkunjung, saling bersalaman, dan bercengkrama, maka kali ini tidak demikian. Demi menjaga kesehatan diri sendiri, keluarga dan semuanya, silaturahim dilakukan dengan menjaga jarak.



"Potoin dong gini, sebelom PSBB", kata Bapak 😂
"Trus kaya gini, pas PSBB," kata Bapak lagi 😂























Pagi hari, saya bersama suami dan anak-anak pergi ke rumah orangtua untuk sholat Idul Fitri berjamaah disana. Usai sholat Id, kami saling mengucapkan Selamat Idul Fitri, bermaaf-maafan dan tidak lupa saling mendoakan. Kemudian, kami menyantap ketupat bersama lauk pauk yang menemani. Selanjutnya, kami mulai menelpon dengan video call keluarga yang biasanya kami kunjungi. Telepon bergantian dengan keluarga yang berada di rumah dan juga rumah sakit. Qodarullah, salah satu tante saya (adik ipar dari Ibu) sedang masih dirawat di rumah sakit karena mengalami pecah pembuluh darah sejak Ramadhan. Benar-benar terasa sekali perbedaan Idul Fitri kali ini. Tidak ada yang datang berkunjung, dan tidak ada tempat yang kami kunjungi juga. Kami semua hanya beraktivitas di rumah, tidak mengunjungi keluarga/kerabat, meski hanya berada di keluarahan atau kecamatan sebelah. Mengingat sebagian besar keluarga berada di usia lanjut dengan penyakit bawaannya. Sedangkan keluarga kami pun ada yang bekerja sebagai tenaga kesehatan dan juga di bagian operasional yang mana cenderung bertemu banyak orang. Kita saling menjaga.

Di jalanan depan rumah pun, tidak banyak tetangga atau warga yang bersilaturahim. Sebagian besar berada di rumah masing-masing. Saat sudah mulai siang, kami berfoto bersama sebagai kenang-kenangan.

Meski pun hanya bersilaturahim melalui online dengan video call dan tak bertatap langsung, tetap harus memperhatikan beberapa etika ya, yaitu:

- Mengucapkan salam disertai senyum.
- Mengucapkan Idul Fitri.
- Saling mendoakan.
- Menggunakan bahasa yang baik  dan jelas.
- Gunakan bahasa yang bernada postif (tidak berbicara soal pribadi, penampilan/fisik dan lainnya yang dapat membuat tersinggung/tidak nyaman).
- Tanyakan kabar.
- Sabar saat berkomunikasi (berbicara bergantian).
- Sebaiknya menggunakan telepon (suara) untuk silaturahim dengan keluarga yang berusia lanjut.
- Saling bercerita yang baik (kenangan masa lalu atau rencana masa depan).
- Berbagi momen di media sosial dengan bijak (tidak membuat sindiran dan lainnya).
- Menjadi pendengar yang baik.

Selain silaturahim secara digital, kami juga saling bertukar kirim hampers lebaran. MasyaAllah, banyak sekali teman-teman yang baik ❤️Untuk mengirim hampers ini, tidak perlu memberikan barang mahal ya mantemans. Lebih baik memberikan barang yang bermanfaat meskipun kecil nilai dan besarnya. Barang-barang tersebut dapat berupa makanan berat, makanan kudapan, pernak-pernik dapur, buku, tanaman dan lainnya. Di dalam hampers juga baiknya diselipkan kartu ucapan, sehingga lebih terasa personal 💕. Nah, jika ada keluarga atau teman yang memiliki usaha jual beli barang-barang tersebut, bisa saja memanfaatkan jasa mereka. Hitung-hitung membantu mereka. Kita bisa pesan barang ke mereka untuk dijadikan hampers bagi keluarga/kerabat. 

Demikian cerita tentang Idul Fitri kali ini.
Semoga ada hikmah yang bisa diambil.
Tetap semangat dan sehat❤️

Jumat, 22 Mei 2020

Keistiqomahan Ibadah Ramadhan Di Rumah Aja

Assalamu'alaikum...

MasyaAllah.. Ramadhan belum benar-benar berlalu, tapi hati sudah rindu 🥺

Tak terasa sudah berada di ujung waktu Ramadhan dan sebentar lagi berlalu.
Semoga Allah Subhanallahu Wata'ala jadikan hambanya selalu tawadhu.




Ramadhan kali ini pasti terasa spesial bagi siapapun yang menjalaninya mengingat masih mewabahnya Covid-19. Sebagian aktivitas tentu saja harus dilakukan #dirumahaja.

Hikmahnya, selalu banyak hal positif yang semakin mendekatkan keluarga.
Saat Ramadhan sebelumnya, mungkin masih banyak aktivitas yang dilakukan di luar rumah, mulai dari kegiatan kantor, sekolah dan lainnya. Namun, kali ini semua harus dilakukan #dirumahaja.

Jika mengingat kembali ibadah Ramadhan kali ini, rasanya masih saja ada yang kurang atau belum dilakukan. Butuh keistiqomahan yang kuat agar ibadah Ramadhan dapat berjalan secara optimal.




Lantas, Apa itu Istiqomah?


Menurut ustadz Adi Hidayat, istiqomah berasal
 dari kata Qomah dan Ista.

Qomah: tegak, lurus, sempurna
Ista: usaha, keinginan untuk mewujudkan sesuatu (permintaan)/ usaha untuk mewujudkan sesuatu)

Jika ibadah dimulai dengan kata qomah, maka ibadah tersebut ditunaikan dengan sempurna.


Secara istilah, istiqomah, yaitu usaha untuk konsisten dalam kebaikan/ketaatan. 


4 Cara Istiqomah

Ada 4 cara untuk istiqomah yang disampaikan oleh Ustadz Adi Hidayat, yaitu:

1. Mulai dengan ilmu
Jika mengerjakan sesuatu tanpa ilmu pengetahuan, maka tidak akan ada motivasi untuk menguatkan terhadap hal yang dikerjakan. Hal ini sejalan dengan turunnya Surat Al-Alaq ayat 1-5 kepada Nabi Muhammad SAW melalui perantara malaikat Jibril pada 17 Ramadhan.

اِقۡرَاۡ بِاسۡمِ رَبِّكَ الَّذِىۡ خَلَقَۚ
1. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
خَلَقَ الۡاِنۡسَانَ مِنۡ عَلَقٍۚ
2. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
اِقۡرَاۡ وَرَبُّكَ الۡاَكۡرَمُۙ
3. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia,
الَّذِىۡ عَلَّمَ بِالۡقَلَمِۙ
4. Yang mengajar (manusia) dengan pena.
عَلَّمَ الۡاِنۡسَانَ مَا لَمۡ يَعۡلَمۡؕ
5. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.

Allah Subhanallahu Wata'ala memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk belajar (mencari ilmu) terlebih dahulu sebelum berdakwah. Lima tahun kemudian, turun surat Al Mudatsir yang mana Allah Subahanallahu Wata'ala memerintahkan Rasulullah SAW untuk menyerukan dakwahnya secara terang-terangan.

2. Tunjukkan Keutamannya (Motivasi Positif) yang akan dipakai saat lagi turun iman. 
Contoh: ingin istiqomah sholat tajahud, maka tuliskan keutamaan tahajud, yaitu: (Q.S. 17: 79-81)
1. Mengangkat karir ditempat terbaik.
2. Mendapat bimbingan Allah Subhanallahu Wata'ala saat menjalani aktivitas.
3. Mendapat bimbingan Allah Subhanallahu Wata'ala keluar dari kesulitan.
4. Mendapat perlindungan dari Allah Subhanallahu Wata'ala saat diganggu orang lain.


3. Hadirkan ancaman-ancaman Allah Subhanallahu Wata'ala saat menyimpang dari ibadah yang sedang dikerjakan. 

وَيْلٌ لِّكُلِّ هُمَزَةٍ لُّمَزَةٍ (١) ٱلَّذِى جَمَعَ مَالًا وَعَدَّدَهُ (٢) يَحْسَبُ أَنَّ مَالَهُۥٓ أَخْلَدَهُ (٣) كَلَّا ۖ لَيُنۢبَذَنَّ فِى ٱلْحُطَمَةِ (٤) وَمَآ أَدْرَىٰكَ مَا ٱلْحُطَمَةُ (٥) نَارُ ٱللَّهِ ٱلْمُوْقَدَةُ (٦) ٱلَّتِيْ تَطَّلِعُ عَلَى ٱلْأَفْـِٔدَةِ (٧) إِنَّهَا عَلَيْهِمْ مُّؤْصَدَةٌ (٨) فِى عَمَدٍ مُّمَدَّدَةٍ (٩)
  1. Celakalah bagi setiap pengumpat dan pencela
  2. Yang mengumpulkan harta dan menghitung-hitungnya
  3. Dia (manusia) mengira baha hartanya dapat mengekalkannya
  4. Sekali-kali tidak! Pasti dia akan dilemparkan ke dalam (neraka) hutamah
  5. Dan tahukah kamu apakah (neraka) hutamah itu?
  6. (yaitu) api (azab) Allah yang dinyalakan,
  7. Yang (membakar) sampai ke hati
  8. Sungguh, api itu ditutup rapat atas (diri) mereka
  9. (sedang mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang
4. Berdoa memohon kepada Allah Subhanallahu Wata'ala  supaya dikuatkan keimanannya. 

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)

Jika sudah menempuh cara istiqomah tadi, maka Allah Subhanallahu Wata'ala akan menurunkan malaikat untuk menjaganya. Ada bisikan dari malaikat yang masuk melalui sifat takwa. Penjagaan tersebut dapat berupa:
a. Penjagaan terhadap ibadahnya dan dijauhkan dari maksiat.
b. Dijaga supaya tidak bersedih dalam kehidupannya (selalu tenang). 

Saling Mengingatkan Untuk Istiqomah
MasyaAllah, rasanya masih kurang optimal beribadah Ramadhan selama ini. Rasa-rasanya memang ga akan pernah cukup ya.. 🥺

Selama Ramadhan di rumah aja kali ini, kami berusaha menjaga keistiqomahan ibadah Ramadhan. Mulai dari mengikuti kajian secara online via streaming atau mengikuti grup-grup kajian. Kadang dirasa agak kesulitan juga membagi waktu dan tenaga mulai dari kegiatan work from home, mendampingi anak-anak school from home hingga urusan domestik. Ada rasa lelah yang demikian hebatnya. Namun, Allah Subhanallahu Wata'ala selalu menjaga hambanya dengan saling mengingatkan.

Saat pertengahan Ramadhan di hari kerja, pagi-pagi sudah diingatkan untuk merevisi pekerjaan. Akhirnya langsung fokus membenahi pekerjaan. Lalu, Aiko menghampiri sembari bertanya, "Ibu, kok ga nyalain dzikir?"
MasyaAllah, rasanya langsung ketampar sendiri, malu sekaligus terharu. Biasanya usai sholat subuh, saya sudah memutar rekaman dzikir pagi untuk dibaca bersama anak-anak. Namun, pagi itu khilaf karena fokus wfh. Alhamdulillah, Allah Subhanallahu Wata'ala mengingatkan kembali melalui Aiko yang baru berusia 5 tahun.
Langsung saja saya berhenti bekerja, lalu membaca dzikir bersama anak-anak. Tidak lupa juga memohon kepada Allah Subhanallahu Wata'ala untuk selalu menjaga hati dan semangat dalam beribadah Ramadhan dan seterusnya.

Di lain hari, saat sedang membuat mie low gluten bersama anak-anak untuk berbuka puasa, malah kegagalan yang didapat. Mie tidak kunjung kalis sehingga tidak dapat dibentuk. Lagi-lagi Aiko mengingatkan, "Ibu, udah baca doa? Kan nanti Allah tolongin." Gitu katanya dengan suara bersemangat. "Iya, udah baca doa tadi. Coba kita baca lagi yuk, بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ, Ya Allah, Ibu sama kakak Tsaqi sama Aiko mau bikin mie, doain biar jadi", jawab saya. Sementara Tsaqi hanya mesem-mesem mendengar ucapan Aiko 😆 Langsung jadi mie-nya, tentu tidak. Mie kembali "maur" dan belum bisa dibentuk. Lalu Aiko berkata lagi, "Coba baca doa aja lagi bu, nanti Allah tolongin."  Kejadian terus saja berulang sampai beberapa kali akhirnya mie bisa dibentuk. Alhamdulillah.

Dari kejadian itu, MasyaAllah, lagi-lagi terharu, karena Aiko sudah paham dan bahkan mengingatkan untuk selalu meminta bantuan Allah Subhanallahu Wata'ala. Aiko sepertinya sudah paham bahwa kita harus selalu mengingat Allah Subhanallahu Wata'ala dalam hal apapun. Alhamdulillah, Aiko mulai merespon positif dari setiap pertanyaan saya padanya saat hendak memulai sesuatu, "Aiko udah baca doa?"

Dari sini saya belajar bahwa keistiqomahan itu bisa dilakukan dari hal-hal kecil yang dilakukan secara berulang. Seperti kata pepatah, sedikit demi sedikit menjadi bukit. 

Sementara itu, menjelang minggu terakhir Ramadhan, Tsaqi selalu bertanya, "Puasanya tinggal berapa hari lagi bu?" Itu saja yang ditanyakannya setiap hari. Tsaqi yang sudah sekolah dasar ini paham betapa seru dan nikmatnya puasa Ramadhan. Dia merasa sedih karena Ramadhan akan segera berlalu. Akan tetapi, saat Tsaqi diingatkan kalau ada puasa sunnah saat bulan Syawal nanti, dia kembali ceria. Katanya dia mau ikutan berpuasa sunnah juga. Lalu, Tsaqi memberitahu dan mengajak Aiko untuk ikut berpuasa sunnah juga. "Emang iya bu, besoknya besok lagi udah ga puasa? trus besoknya lagi udah bisa puasa?" Saat saya mengangguk, Aiko kembali berujar, "Aku mau ya ikutan kaya kakak." (kakakku idolaku 😆).

Terasa sekali anak-anak berusaha istiqomah beribadah di bulan Ramadhan ini. Bahkan, sudah bisa mengingatkan orangtuanya yang banyak khilaf ini. Semula mungkin beribadah karena terpaksa, tetapi lama-lama jadi terbiasa karena memang ini yang dibutuhkan.

Semoga Allah Subhanallahu Wata'ala jadikan kita semua selalu istiqomah dijalanNya.


Semoga ada manfaat yang bisa diambil dari tulisan ini ya.....

Sabtu, 16 Mei 2020

Tetap Sehat dan Cantik Selama Ramadhan Di Rumah Aja

Assalamu'alaikum,
MasyaAllah tak terasa Ramadhan sudah memasuki hari-hari terakhir 🥺
Semoga ibadahnya semakin semangat ya mantemans.

Untuk dapat beribadah dengan semangat, tentunya harus didukung dengan jiwa raga yang fit nan sehat selama Ramadhan. Nah, selama Ramadhan #dirumahaja kali ini, kami sekeluarga menerapkan beberapa hal untuk mendukung hal tersebut. Sebenarnya hal tersebut tidak hanya dilakukan saat Ramadhan saja, tetapi semenjak beberapa tahun terakhir.




Konsumsi Makanan Halal dan Thayyib



يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُوا۟ مِمَّا فِى ٱلْأَرْضِ حَلَٰلًا طَيِّبًا وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ


Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan; karena sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.

(Q.S. Al Baqarah: 168)

Dalam ayat tersebut, Allah tidak hanya memerintahkan manusia tidak hanya untuk mengonsumsi yang halal, tapi juga thayyib (baik) bagi tubuh. Ayat ini sungguh meresap sekali di hati, mengingat di masa dahulu pernah "sembarang makan" meski berada di jalur halal. Betapa banyak makanan yang tidak thayyib yang masuk ke tubuh, mulai dari makanan yang banyak prosesnya, makanan berpengawet hingga makanan "0" manfaat (hanya mengenyangkan sesaat). Seperti mie instan, minuman bersoda, makanan kaleng dan lainnya. 


Dampaknya tubuh yang merasakan langsung, mulai dari sembelit, kulit kusam, cepat lelah dan lainnya. Namun, Alhamdulillah kami sekeluarga, saya khususnya langsung tersadar jika ada yang tidak beres dengan pola makan. Oleh karena itu, sedikit demi sedikit mulailah diperbaiki jenis makanan yang dikonsumsi dan juga mengatur pola makan.



Atur Pola Hidup dan Konsumsi

Jika pola hidup tidak sesuai kebutuhan, makan akan banyak dampak negatif yang dirasakan tubuh. Oleh karena itu, diusahakan selama beberapa hari dalam seminggu kami juga berjemur dan juga berolahraga ringan. Untuk anak-anak biasanya main sepeda sambil berjemur. Meski berpuasa, kami tetap melakukan olahraga ringan. Anak-anak tetap bersepeda sambil berjemur, meski sesudahnya mereka keringetan, kelelahan lalu ketiduran😂

Sementara saya dan suami juga berolahraga sambil berjibaku mengerjakan urusan domestik, terutama berbenah rumah. Tidak perlu olahraga berat yang membuat badan basah berkeringat hingga "gobyos". Tidak semua orang cocok dengan olahraga berat, karena bahkan beberapa dapat mengganggu kinerja jantung menjadi lebih berat. Oleh karenanya, kami lebih memilih olahraga ringan melalui aktivitas harian yang dilakukan secara rutin.

Pernah mengukur berapa langkah yang dibutuhkan ketika memasak di dapur selama 3 jam? Membersihkan jendela dan mencuci gorden? Saya pernah mengukurnya, selama berada di dapur sekitar 3-4 jam, mulai dari persiapan, memasak hingga merapikan kembali menghabiskan sekitar 6000 langkah atau berjalan sekitar 4 kilometer 🤩Sementara saat saya membersihkan jendela dan gorden 2 lantai dengan total 15 daun jendela menghabiskan sekitar 7000an langkah dengan 1800an kalori. Tidak berasa memang, hilir mudik kesana kemari, naik turun, tau-tau pegel, hehehe...


Salad Sayur dengan Salmon Panggang

Sementara untuk mengatur pola konsumsi baru kami jalani beberapa bulan terakhir ini dengan mengatur makan sayur dan buah sebelum makan besar. Menurut dr. Herlin Ramadhanti pada kelas dalam jaringan (daring) Mengenal Enzim dan Usus sebagai Salah Satu Otak Manusia saat Februari lalu, tubuh manusia mempunyai irama biologis atau irama sirkadian. Irama ini mempunyai siklus kerja yang tetap dan sistematis dalam kurun waktu 24 jam sehari. Sistem tersebut terbagi menjadi tiga fase, yaitu



  • Fase pencernaan jam 12.00 - 20.00. Dalam fase ini proses yang paling dominan terjadi adalah mengonsumsi makanan padat karena fungsi mencerna yang lebih aktif. Bukan berarti juga tidak terjadi proses pembuangan di fase ini. Diluar fase ini, sebaiknya tidak makan berat, seperti nasi.
  • Fase penyerapan jam 20.00 - 04.00. Saat fase ini, tubuh mengalami istirahat total (tidur) karena tubuh mulai menyerap, mengedarkan zat makanan dan detoksifikasi. Rasulullah pun menganjurkan umatnya untuk tidur setelah isya. Dianjurkan konsumsi makanan yang mudah cerna, seperti buah.
  • Fase pembuangan jam 04.00 - 12.00. Pada fase ini, tubuh membuang sisa makanan dan sisa metabolisme. Dalam fase ini dibutuhkan banyak energi, maka sebaiknya tidak mengonsumsi makanan berat karena bisa menurunkan intensitas proses pembuangan, memperlambat proses pencernaan dan boros energi. 

Jika pola konsumsi (makan) tidak sesuai waktunya, misalnya sarapan langsung dengan nasi, tidak dengan buah, maka hal tersebut dapat membuat fermentasi berlebihan. Bahkan, fermentasi sudah terjadi sejak di Usus Halus. Hal inilah yang menyebabkan perut kembung, perut perih, sendawa terus menerus.


Selain itu, Menurut dr. Zaidul Akbar dalam Jurus Sehat Rasulullah, makanlah buah dan sayur sebelum makan besar. Pasalnya, gula buah yang ada pada buah-buahan cepat terserap. Hal tersebut menyebabkan pencernaan lebih siap mencerna makanan. Jadi, makanlah buah sebelum makan yang lain. Lalu 15 menit kemudian konsumsi makanan berat. Adapun jus dapat dicerna selama 15-20 menit, sementara buah segar dicerna selama 30-40 menit.


Dalam keseharian, sebelum mengonsumsi makanan berat, biasanya kami mengonsumsi sayur atau buah terlebih dahulu. Saat sebelum sarapan, sebelum makan siang, dan saat di sore hari atau malam hari jika masih dirasa lapar. Namun, selama Ramadhan, sayur dan buah dikonsumi sebelum menyantap makanan sahur dan saat berbuka puasa. Biasanya saya dan suami hanya makan sayur, buah atau lauk saja saat sahur. Sementara anak-anak minum jus buah lalu dilanjut dengan makanan berat. Selain itu juga perbanyak minum air putih, mengonsumsi madu dan habbatussauda untuk menjaga stamina. Alhamdulillah usai sahur dan selama berpuasa seharian tidak ada rasa begah, badan pegal, nyeri atau hal negatif lainnya yang dirasakan.


Saat adzan maghrib berkumandang, kami berbuka puasa dengan terlebih dahulu mengonsumsi air putih dan kurma atau buah lainnya. Lalu setelah itu sholat maghrib, baru dilanjut dengan makanan berat. Untuk anak-anak masih selalu mengonsumsi nasi putih, tapi saya dan suami mengganti nasi putih dengan jenis karbohidrat lain, seperti nasi merah, kentang, singkong, jagung dan lainnya. Anak-anak memang masih berproses, jadi sedikit demi sedikit "hijrahnya" 😆Alhamdulillah dengan pola makan tersebut kami juga tidak merasakan begah atau perut kembung. Sehingga tidak perlu waswas atau khawatir selalu merasa begah, sendawa dan buang angin saat melaksanakan sholat taraweh dan witir 😆 Perut kenyang, pikiran senang, ibadah tenang ❤️



Perbanyak Konsumsi Sayur dan Buah Setiap Hari

Sayur dan buah-buahan memberikan manfaat yang baik bagi tubuh karena mengandung vitamin, mineral dan serat yang dibutuhkan setiap harinya. Diantaranya vitamin A, vitamin C, vitamin E, magnesium, seng, kalium, fosfor, dan asam folat. Selain bermanfaat bagi tubuh, hal ini juga dapat menangkal datangnya berbagai macam penyakit. 



Kementerian Kesehatan RI dan World Health Organization dalam artikel Kenapa Kita Harus Makan Sayur dan Buah Setiap Hari? menyarankan untuk mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 5 porsi per hari. WHO telah mengumpulkan banyak bukti yang menemukan bahwa makan sayur dan buah minimal 400 gram per hari (1 porsi = 80 gram) diperlukan untuk:
  • Memenuhi kebutuhan nutrisi
  • Menurunkan risiko penyakit serius, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes mellitus tipe 2, obesitas, dan beberapa jenis kanker
Oleh karena itu, di rumah biasanya selalu tersedia macam sayur dan buah. Untuk sayur biasanya dikonsumsi saat di jam makan. Sementara untuk buah, selain dikonsumsi saat jam makan, juga dijadikan cemilan, terutama untuk anak-anak. Kadang disantap langsung atau diolah terlebih dahulu, seperti jus, smoothies, pudding, dan lainnya. Memang perlu kreatif dan usaha keras serta tekun untuk mengajarkan makan sayur dan buah dengan baik pada anak-anak 😂 Terutama saat Ramadhan, dimana waktu konsumsi makanan/minuman dibatasi. Oleh karena itu, biasanya usai makan berat, jika anak-anak masih merasa lapar, saya menghidangkan buah-buahan sebagai cemilan mereka.

Konsumsi Probiotik dan Prebiotik

Infused Water Kurma, Jahe dan Kayu Manis
Selain itu, kami juga mengonsumsi probiotik dan prebiotik untuk menjaga stamina dalam keseharian. Saat Ramadhan, kami mengonsumsinya baik saat sahur dan juga saat berbuka. Tidak perlu banyak sekaligus saat mengonsumsi, tapi sedikit demi sedikit dan sering.

Namun, apa itu Probiotik?
Menurut dr. Zaidul Akbar dalam Jurus Sehat Rasulullah, probiotik merupakan organisme mikro yang hidup aktif di dalam makanan dan memberikan kebaikan untuk kesehatan usus dan kolon. Probiotik dapat bertahan di area asam pada organ lambung sehingga dapat bertahan hidup di dalam ususu dan kolon.

Probiotik menurut Food and Agriculture Organization, yaitu mikroorganisme hidup yang apabila dikonsumsi dalam jumlah memadai dapat memberikan manfaat bagi kesehatan inangnya (baik hewan maupun manusia). Secara garis besar, ada dua jenis:

1. Golongan Lactobacillus, sp
2. Golongan Bifidobacterium, sp

Dalam makanan sehari-hari, probiotik dapat ditemukan dalam makanan/minuman yang telah melalui proses fermentasi. Contoh: tempe, asinan sayur dan buah, acar, kimchi (salad Korea), tauco, sirup probiotik, infused water, dan lainnya.


Manfaat Probiotik

1. Menekan populasi perkembangan bakteri jahat.
2. Membantu proses metabolisme.
3. Menguatkan daya tahan tubuh.
4. Menurunkan aktivitas enzim beracun di kolon.
5. Mengurangi resiko kanker.
6. Menurunkan lipid darah.
7. Menjadi sumber makanan bagi bakteri baik yang selama ini menjaga daya tahan tubuh dari serangan berbagai macam penyakit.

Ramadhan kali ini, saya mencoba membuat sirup probiotik yang terdiri dari madu (raw), jahe dan lemon. Proses pembuatannya sekitar 7 hari karena ini dibutuhkan untuk menumbuhkan bakteri baik yang dibutuhkan tubuh. Setelah 7 hari, sirup disimpan di chiller kulkas untuk menghentikan proses fermentasi. Sirup ini tidak ada kadaluarsanya, selama penyimpanannya di kulkas ya. Namun, sirup ini tidak akan bertahan lama kalau penghuni rumah pada doyan dan ketagihan 😂


Untuk mengonsumsi sirup ini dapat diminum langsung 1-2 sendok makan perhari. Rasanya sangat spesial, seperti meminum manisan. Pasalnya tergantung lebih dominan bahan mana yang banyak digunakan, lemon atau jahe. Selain itu, sirup juga dapat ditambahkan dengan air hangat seperti minum teh atau wedang. Baiknya air hangat ya bukan air panas mendidih karena nanti bakteri baiknya malah mati 😂 Bisa juga ditambahkan madu lagi kalau mau lebih manis. Berikut resepnya ya.....

Sirup Probiotik


Bahan:

350 ml Madu (raw)
2 Lemon
4 Ruas jahe gajah

Alat:

Toples Kaca
Sendok Kayu/Keramik (Non Logam)

Cara Membuat:

1. Cuci bersih toples, keringkan lalu sterilisasi.
2. Cuci bersih lemon.
3. Cuci bersih jahe (bisa dikupas kulitnya).
4. Iris tipis lemon dan jahe.
5. Masukkan irisan lemon sampai memenuhi dasar toples.
6. Masukkan irisan jahe, taruh diatas irisan lemon.
7. Lakukan berulang kali dan berselang-seling hingga habis.
8. Tuang madu secara perlahan dalam toples hingga merendam lemon dan jahe.
9. Tutup rapat toples.
10. Simpan di suhu ruang selama tujuh hari.
11. Aduk sekali sehari dengan sendok kayu/keramik (non logam).
12. Pada hari ketujuh, sirup probiotik sudah siap dikonsumsi.

Lalu, Apa itu Prebiotik?
Prebiotik merupakan makanan bagi probiotik. Dengan mengonsumsi prebiotik maka sangat bermanfaat bagi kesehatan karena akan merangsang tumbuhnya bakteri baik. Sementara pertumbuhan bakteri jahat seperti Escherichiacoli dan Clostridium akan terhambat. Prebiotik juga dapat ditemukan dalam makanan keseharian kita, mulai dari buah, sayur hingga rempah-rempah.

Kurangi/Hindari Konsumsi Makanan dan Minuman Berikut Ini
Allah Subhanallahu Wata'ala menciptakan makanan yang baik untuk dikonsumsi manusia. Namun, manusialah yang membuatnya jadi kurang atau bahkan tidak layak dikonsumsi bagi tubuh. Pasalnya makanan/minuman tersebut sudah mengalami beberapa kali proses sehingga menghilangkan kandungan vitamin dan mineral didalamnya. Bahkan makanan/minuman tersebut ada yang mengalami proses rekayasa genetika seperti berbuah sebelum waktunya. Tentunya jika mengomsumsi yang demikian secara terus menerus akan berdampak negatif bagi tubuh. Oleh karena itu, kami sekeluarga berusaha mengurangi dan menghindari beberapa makanan berikut:
1. Tepung terigu (gluten)
2. Gula (yang diputihkan)
3. Minyak sawit.
4. Susu sapi kemasan.

Sebagai pegganti terigu, kami memakai tepung singkong, tepung jagung (pati jagung), tepung ganyong, tepung sagu dan banyak tepung lainnya. Sudah sekitar lima tahunan terakhir, jika saya mengonsumsi makanan yang mengandung terigu (gluten), maka akan membuat perut begah dan sembelit. Demikian juga suami dan anak-anak ketika mengonsumsi terigu dalam roti, mie dan lainnya. Sungguh sangat tidak enak rasanya. 🥺

Saat Ramadhan seperti ini rasanya ingin sekali menyantap semua makanan 😂 Salah satu yang diinginkan, terutama oleh anak-anak tentu saja Mie Ayam. Namun, mengingat masih mewabahnya Covid-19, alih-alih membelinya, saya bertekad membuatnya sendiri, termasuk mie-nya. Repot memang, tapi insyaAllah akan lebih aman untuk tubuh.

Sementara untuk gula, dirumah sudah membiasakan mengonsumsi madu baik itu diminum langsung, dicampur ke makanan dan minuman. Terkadang juga kami menggunakan gula aren saat membuat minuman, tapi sangat jarang sekali. Selain itu, proses pengolahan makanan dirumah pun lebih banyak direbus/kukus dan juga dipanggang. Jika pingin sekali makanan yang kriuk, terutama anak-anak, maka biasanya saya menggorengnya dengan minyak kelapa atau dipanggang dengan oven.

Namun, ada satu lagi yang masih proses dikurangi, yaitu susu sapi. Agak sulit, terutama untuk anak-anak. Namun, kami tetap berusaha menggantinya sedikit demi sedikit dengan susu kedelai dan susu almond. Ada perbedaan cukup besar yang dirasakan ketika mengomsumsi susu sapi kemasan dengan susu kacang. Ada rasa begah ketika mengonsumsi susu sapi kemasan. Itu sangat tidak nyaman.

Sehat Bonus Cantik
Tidak ada ritual khusus yang dilakukan untuk mempercantik tubuh, terutama saat Ramadhan. InsyaAllah dengan menjaga kesehatan jiwa dan raga dengan mengonsumsi yang halal dan thayyib, maka kecantikan akan mengikuti. Alhamdulillah hal ini saya rasakan dengan tidak adanya lagi masalah kulit dan lainnya.

Biasanya memang minimal sebulan atau dua bulan sekali kami ke salon. Saya dan anak-anak bermanja-manja mendapatkan perawatan di salon muslimah, mulai dari creambath sampai massage. Jika tidak sempat keluar, biasanya kami memanggil terapis langganan ke rumah. Sementara suami juga memotong rambut dan refleksi sebulan sekali.

Namun, mengingat masih mewabahnya Covid-19, tentu semua jadi berbeda. Alih-alih menyetop perawatan tersebut, saya berinisiatif memindahkannya ke rumah. Sebelum wabah ini pun sudah sering menyetok bahan-bahan untuk perawatan tubuh. Akan tetapi, sejak wabah, semakin banyak yang disediakan dirumah, mulai dari krim untuk rambut hingga garam relaksasi (garam spa).

Untuk perawatan wajah juga tidak ada perlakukan khusus yang saya lakukan. Hanya menggunakan kosmetik berlabel halal pada umumnya. Tidak juga menerapkan beberapa tahap dalam perawatan wajah, karena tidak ada waktu. Keburu digelendotin anak-anak 🤣

Semoga yang saya tulis ini membawa manfaat bagi yang membacanya ya 🥰


Jumat, 15 Mei 2020

Menyelami Makna Core Value Institut Ibu Profesional

Assalamu'alaikum,
Alhamdulillah... misi matrikulasi batch #8 kali ini memasuki hal yang baru, tentang Core Value.
Bersama para Widyaiswara, para penjelajah berusaha untuk menyelami makna core values tersebut.

Menurut Widyaiswara Farda, ada 5 Core Value dari IIP, yaitu:
1. Belajar
2. Berkembang
3. Berkarya
4. Berbagi
5. Berdampak

Widyaiswara Bune Yani menjelaskan, tentang Value Belajar pada IIP, yaitu
1. Semua guru semua murid.
2. Komitmen (tepat waktu) dan konsistensi
3. Fokus dan percaya diri, "Itu menarik, tapi saya tidak tertarik".

Sementara Widyaiswara Diyah Amalia memaknai value Belajar berupa peran sebagai perempuan, istri, dan ibu. Dalam proses belajar tersebut maka kita dapat memaknai peran-peran tersebut, serta memuliakan diri dan keluarga. Kita juga harus menjaga semangat untuk berubah lebih baik dengan memahami kembali niat awal belajar.

Sedangkan Widyaiswara Alisa memaknai value Belajar yang berkaitan dengan kemauan belajar tinggi merupakan modal dasar untuk belajar. Oleh karena itu, menurutnya menjadi ibu harus kompeten dalam hal:
1. Kemampuan untuk mendidik anak
2. Mengembangkan Bakat anak
3. Mengelola keluarga dengan baik


Dari beberapa ilmu yang dipelajari selama hidup, baik secara langsung di kelas atau pun dalam jaringan (daring), Alhamdulillah semakin banyak kemampuan diri yang berkembang. Sejalan dengan makna core value dari para widyaiswara, kini Aku tahu...

Ilmu yang perlu kupelajari
Merajut
Membuat website mandiri

Ilmu yang perlu ditingkatkan
Agama
Desain grafis
Editor Video

Ilmu yang perlu aku latih
Parenting
Menjahit
Manajemen Emosi
Manajemen Waktu
Menulis

Ilmu yang bisa aku bagikan
Fotografi
Food Preparation
Berbenah (decluttering)



Mohon doanya semoga semakin istiqomah menjadi manusia pembelajar sehingga bisa bermanfaat bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan sekitar.

Annisa Lestari

3119209125