Rabu, 02 Oktober 2019

HSI - S1 - Belajar Tauhid (Halaqah 23) – Taat Ulama dalam Kebenaran

Rabu, 2 Oktober 2019

Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI) 1
Belajar Tauhid (Halaqah 23)

Taat Ulama dalam Kebenaran
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Ulama adalah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah SWT dan juga agamanya, ilmu yang membawa dirinya untuk bertakwa kepada Allah SWT. Para ulama adalah pewaris para Nabi dan kedudukan mereka di dalam agama Islam adalah sangat tinggi.
Allah SWT telah mengangkat derajat para ulama dan memerintahkan kita untuk taat kepada mereka selama mereka menyeru dan mengajak kepada kebenaran dan juga kebaikan. Allah SWT berfirman :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu.”
(QS. An-Nisaa : 59).
Dan ulil amri disini mencakup ulama dan juga umaro/pemerintah
Menghormati para ulama, bukan menaati mereka dalam segala hal sampai kepada kemaksiatan. Ulama seperti manusia yang lain, ijtihad mereka terkadang salah terkadang juga benar. Kalau benar mereka mendapatkan 2 pahala dan kalau salah mereka mendapatkan 1 pahala.
Apabila telah jelas kebenaran bagi seorang muslim dan jelas bahwasanya seorang ulama menyelesihi kebenaran tersebut dalam sebuah permasalahan, maka tidak boleh seseorang menaati ulama tersebut kemudian dia meninggalkan kebenaran.
Rasulullah SAW bersabda :

لاَ طَاعَةَ فَيٍ مَعْصِيَةِ اللهِ إِنَّمَا الطَّاعَةُ فِي الْمَعْرُوْفِ

tidak ada ketaan dalam kemaksiatan, sesungguhnya ketaatan hanya di dalam kebenaran”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
Apabila seseorang menaati ulama dalam kemaksiatan kepada Allah SWT maka dia telah menjadikan ulama tersebut sebagai pembuat syariat dan bukan penyampai syariat. Hal ini seperti yang dilakukan oleh orang yahudi dan nasrani.
Allah berfirman :

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ

Mereka (yaitu yahudi dan nasrani) menjadikan ulama dan ahli ibadah mereka sebagai sesembahan selain Allah.
(Q.S. At-Taubah: 31).
(Maksudnya: mereka mematuhi ajaran-ajaran ulama dan ahli ibadah mereka dengan membabi buta, biarpun orang-orang alim dan rahib-rahib itu menyuruh membuat maksiat atau mengharamkan yang halal.)”

Rasulullah  SAW menjelaskan ayat ini, beliau bersabda:
قَالَ أَمَا إِنَّهُمْ لَمْ يَكُونُوا يَعْبُدُونَهُمْ وَلَكِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا أَحَلُّوا لَهُمْ شَيْئًا اسْتَحَلُّوهُ وَإِذَا حَرَّمُوا عَلَيْهِمْ شَيْئًا حَرَّمُوهُ
"Ketahuilah bahwa mereka bukan beribadah kepada para ulama dan ahli ibadah tersebut. Akan tetapi, mereka apabila menghalalkan apa yang Allah haramkan maka mereka ikut menghalalkan dan apabila ulama dan ahli ibadah tersebut mengharamkan apa yang Allah halalkan maka mereka pun ikut mengharamkan. (H.R. Tirmidzi dari ‘Adhi bin Hatim, di hasankan oleh Syaikh al-Albani).

Bersambung.....

5 komentar:

  1. جزاك الله خيرا و بارك الله فيك يا اختي

    BalasHapus
  2. Kalau bisa jangan disingkat-singkat ya um spy SWT/SAW, ditulis lengkap saja Krn disitu lah pahala kita. Wallahuta'ala bissawab.

    BalasHapus
  3. MasyaAllah
    Ana terkendala beberapa hari cari hadistnya,nemu disini
    Jazakillahu khairan ukhty

    BalasHapus
  4. Maasyaa Allaah... Sayapun ikut terbantu dengan adanya blog ini, terutama haditsnya. Jazaakillah khayran ukhti... Barakallahu fiik...

    BalasHapus
  5. جزاك الله خيرا و بارك الله فيك يا اختي

    BalasHapus