Jumat, 08 Maret 2019

13 Alasan Untuk Bangkit dari Clutter House

Assalamu'alaikum...
Alhamdulillah, bisa aktif isi blog lagi, karena selain semangat mengerjakan tugas mingguan dari Gemar Rapi juga sekalian mulai menata kehidupan bebenah, mulai dari diri, rumah, keluarga dan insyaAllah di lingkungan sekitar. Soal Gemar Rapi pernah saya tulis disini ya.

Berbicara soal rumah, terutama Rumah Daniesta yang kami tinggali sejak November 2012 ini, sungguh banyak hal seri di dalamnya. Hampir delapan tahun silam, saat hendak membuat denah rumah, saya khususnya bercita-cita ingin rumah yang dengan bentuk yang sangat minimalis. Alhamdulillah, ukuran lahan pun sangat pas, sekitar berukuran 7,8 x 12 m. Mulai dari denah hinggan desain fasad (tampak depan) rumah hanya ingin seminimalis mungkin, tidak perlu ukiran ataupun molding dengan sistem furniture semua serba tertutup. Tidak rak-rak terbuka atau banyak pajangan didinding. Mengapa? Karena semakin banyak penyimpanan barang-barang dalam bentuk terbuka, maka semakin banyak juga tempat nyangkutnya debu. Semakin banyak pajangan/ hiasan di dinding atau tempat lainnya di rumah, maka semakin harus rajin juga membersihkannya.


Lalu, apa kami malas membersihkan? terkadang iya terkadang tidak. hahaha.. Intinya sih, di keluarga kami ada yang alergi dengan debu, termasuk saya. Jika sudah kumat alerginya, selain kulit gatal-gatal kemerahan,  hidung mampet tak kunjung usai, kepala pun terasa sakit. Ya begitulah.. 

Cita-Cita: Ruang Mudroom

Itu dulu cita-citanya...

Faktanya sekarang adalah, rumah benar-benar dalam kondisi kacau (clutter), berantakan dan berdebu. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Jika diuraikan bisa terdapat banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Namun, sebelumnya, saya ingin membahas sedikit soal clutter yang menurut materi Gemar Rapi merupakan rumah yang tidak rapi, clutter dapat berupa benda-benda yang bertebaran (berantakan) dan tidak memiliki 'rumah' ataupun benda yang berserakan yang tidak dikembalikan ke tempat asalnya setelah digunakan. Clutter juga dapat berupa tumpukan benda- benda yang terabaikan dan tidak dimanfaatkan dengan optimal.

Gimana? Apa sudah mulai benderang apa itu clutter? Atau bahkan sudah mengetahui tentang clutter?
Jadi... kira-kira seperti itulah keadaan dirumah sekarang, kacau balau dengan tempat-tempat yang masih dalam kondusif alias rapi hanya dibeberapa ruang saja. Tentunya, ruangan tersebut yang memang pasti disinggahi setiap hari, seperti kamar tidur, dapur, kamar mandi, ruang tamu dan ruang keluarga. Ruang lainnya, seperti gudang, teras atas, dan ruang keluarga di lantai atas, sungguh tak enak dilihat. 


Cita-Cita: Tempat duduk diruang baca
Nggak punya Gudang? Owh tentu ada, bahkan gudang sudah merambah jatah kamar satu lagi diatas, hahaha... Mulanya gudang tersebut kami adakan dengan tujuan untum menyimpan barang-barang yang tidak dipakai setiap hari, storage bahan-bahan kerajinan hingga barang-barang jualan. Tadinya rapi, tapi lama kelamaan dari tahun ke tahun semakin penuh sesak dan akhirnya memenuhi ruangan sebelahnya yang mana rencana semula hendak dijadikan kamar. Tidak hanya itu, bahkan beberapa buku-buku dan mainan anak-anak pun berserakan di lantai dua rumah kami. Tak sangguplah kami perlihatkan gambarnya disini, hahaha.. Hanya sebagian kecil "keburukan" saja yang kami sharing disini.. Maluu gaesss. wkwkwkwk...


Fakta: Ini Kursi dengan Penyimpanan.
Bahkan, niatan semula rumah yang tanpa rak terbuka dan pajangan, itu hanya halu... Kenyataannya, banyak pernak-pernik bertebaran disana-sini, dan ada beberapa rak gantung terbuka untuk menyimpan buku anak-anak dan hasil karya mereka. Alasannya pake pajangan? Mempercantik rumah. Alasan pake rak gantung? Karena ga muat. Gitu aja terus sampe nanti tau-tau anak-anak udah SMP. Nggak maju-maju, jauh bangeet dari cita-cita keluarga yang tumbuh, boro-boro rumah yang tumbuh dan berkembang.


Akhirnya, perlahan tapi pasti, keluarga kami yang hanya berempat ini mulai insaf. Terutama saya yang harus insaf duluan. Yaiyalah gaesss.. Ibu itu ibaratnya ujung tombaknya dirumah. Ibu, madrasah pertama dan utama, kalo ibunya aja ga insaf, ga tobat, trus siapa yang bisa membimbing dan menyemangati. Apalagi kalo inget hisab, berat gaesss nggak akan ada yang kuat! seperti kata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam saat menggambarkan keadaan hari kiamat dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, berikut ini:

ู„َุง ุชَุฒُูˆْู„ُ ู‚َุฏَู…َุง ุงุจْู†ِ ุขุฏَู…َ ูŠَูˆْู…َ ุงู„ْู‚ِูŠَุงู…َุฉِ ู…ِู†ْ ุนِู†ْุฏِ ุฑَุจِّู‡ِ ุญَุชَู‰ ูŠُุณْุฃَู„َ ุนَู†ْ ุฎَู…ْุณٍ ุนَู†ْ ุนُู…ْุฑِู‡ِ ูِูŠْู…َุง ุฃَูْู†َุงู‡ُ ูˆَุนَู†ْ ุดَุจَุงุจِู‡ِ ูِูŠْู…َุง ุฃَุจْู„َุงู‡ُ ูˆَุนَู†ْ ู…َุงู„ِู‡ِ ู…ِู†ْ ุฃَูŠْู†َ ุงูƒْุชَุณَุจَู‡ُ ูˆَูِูŠْู…َุง ุฃَู†ْูَู‚َู‡ُ ูˆَู…َุงุฐَุง ุนَู…ِู„َ ูِูŠْู…َุง ุนَู„ِู…َ.
Tidak akan bergeser kedua kaki anak Adam di hari kiamat dari sisi RabbNya, hingga dia ditanya tentang lima perkara (yaitu): tentang umurnya untuk apa ia habiskantentang masa mudanya untuk apa ia gunakantentang hartanya dari mana ia dapatkan, dan dalam hal apa (hartanya tersebut) ia belanjakan serta apa saja yang telah ia amalkan dari ilmu yang dimilikinya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2416, ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir jilid 10 hal 8 Hadits no. 9772 dan Hadits ini telah dihasankan oleh Syaikh Albani dalam Silsilah al-AHadits ash-Ashahihah no. 946)

Jangan nangis gaess, kalo cuma nangis ga akan mengubah hidupmu, rumahmu atau keluargamu menjadi lebih baik. Semangat gaesss...
Supaya bisa merapikan diri, keluarga, rumah dan lingkungan, semua itu harus dimulai dari nol, dari diri sendiri. Terutama soal mindset, yak pola pikir ini penting banget! Cekidot Firman Allah SWT:


ูˆَุฌَุนَู„َ ู„َูƒُู…ُ ุงู„ุณَّู…ْุนَ ูˆَุงู„ْุฃَุจْุตَุงุฑَ ูˆَุงู„ْุฃَูْุฆِุฏَุฉَ ۙ ู„َุนَู„َّูƒُู…ْ ุชَุดْูƒُุฑُูˆู†َ
Dialah yang menjadikan kalian memiliki pendengaran, penglihatan, dan hati, supaya kalian bersyukur. [Q.S. An-Nahl:78].
Jadiii apa siy sebenernya yang bikin rumah berantakan, kacau balau, kek kapal karam? Banyaaak peyebabnya kalo dijabarin satu-satu ga akan abis, yang ada malah ikutan jadi clutteri  ini tulisan. Soalnya penyebab itu saling berkaitan satu sama lain. Mari simak kekira penyebab kekacauan dirumahku istanaku, Rumah Daniesta :
  1. Adanya mindset, "Semua akan rapi pada waktunya berdasarkan kalimat, semua akan indah pada waktunya,". Itu palsu gaesss... Kebiasaan menunda dan menumpuk-numpuk benda-benda dengan alasan, "Nanti akan dipakai", "Dibuang sayang", atau "Dirapikannya nanti sesudah yang ini yang itu rapi" itu juga sangat menyesatkan. Ya memang, tanpa sadar kami, mungkin melihatnya selama puluhan tahun hal tersebut berlangsung, baik dirumah ortu atau dirumah kerabat. Sungguh saya tidak bermaksud menyalahkan orangtua atau pihak lain. Namun, saya hanya berusaha instropeksi diri darimana ini berasal, dan saya harus bisa menerimanya bahwa sedari kecil tidak ditanamkan atau bahkan tidak diberitahu bahwa perilaku tersebut "bukannya tidak apa-apa". Dengan demikianlah, saya dapat move on dan menjadi lebih baik.
  2. Keluarga kami, terutama saya dan suami memiliki kebiasaan yang buruk soal menyimpan. Barang-barang diletakkan tidak sesuai dengan kategorinya, yang menyebabkan menjadi sulit dicari dan akhirnya membeli lagi barang/ benda yang sama. Daaannn.. menumpuklah itu semua... Daaan ditirulah itu semua oleh anak-anak.. Maafkan kami ya Allah...
  3. Potensi kami berempat sangatlah beragam. Ada yang suka kegiatan fisik seperti olahraga bola, mewarnai bahkan hingga memasak. Hal tersebut tentunya memengaruhi barang yang digunakan dan disimpan dirumah. Di sisi lain, kami, khususnya saya tidak mengetahui metode yang tepat untuk merapikan dan menyimpan barang-barang tersebut.
  4. Tidak diterapkannya less waste atau bahkan zero waste. Hal ini dapat saya jelaskan ketika belanja mingguan ke pasar. Ketika berbelanja, saya memang menggunaka kantong belanjaan sendiri. Namun, ketika semua belanjaan tersebut dirapikan dan disimpan dikulkas, saya selalu menggunakan plastik klip sekali pakai. Tentunya dengan alasan, praktis dan tidak makan tempat seperti menggunakan kotak plastik. Nyatanya, hal itu salah besar gaess.. Beberapa kali ditemukan bahan makanan terselip di kulkas dan menjadi busuk. Akhirnya tidak bisa dipakai dan terbuang percuma. Astagfirulahalazdiim...
  5.  Apakah saya dan suami tipe konsumtif? Iya tentu saja meski kami bukan pengikut tren. Konsumtif tetap saja konsumtif, meski tidak parah. Hal ini sudah pasti menjadi salah satu faktor penyebab kacaunya rumahku surgaku. Saya dan suami memang memiliki kesamaan dan perbedaan mengenai barang atau benda yang dibeli. Jika lagi dateng khilafnya, apalagi dengan bisikan syaitan mulai dari "Kalau nggak dibeli sekarang, nanti nyesel lho", "Beli sekarang atau menyesal kemudian!" hingga kalimat "Nanti juga pasti kepake" Semua itu sungguh cuma godaan dunia gaesss.. Karena waktu yang dimaksud tidak akan pernah datang.
  6. Kami juga sempat punya prinsip, "Tidak apa-apa banyak barang, asalkan tertata rapi". Namun, itu hanyalah kesemuan belaka. Nyatanya, rumah tidak akan bisa rapi karena terlalu banyak barang.
Berbagai macam penyebab kekacauan dirumah kami tersebut, tentunya memiliki dampak sangat buruk, terutama pada anak-anak. Memang, kami termasuk keluarga yang betah dirumah, tapi itu saja tidak cukup untuk membuktikan kalau rumah kami baik-baik saja. Pasalnya, anak-anak dirumah cenderung menjadi tidak fokus, yaitu tadi karena kebiasaan tidak tertatanya barang-barang dirumah. Alhamdulillah siy tidak ada yang sampai sering sakit karena debu-debu intan dirumah. Akan tetapi, sangat disayangkan hal tersebut memengaruhi perilaku anak-anak yang kadang menjadi tidak tepat waktu. Sungguh menyedihkan, karena kami sebagai orangtua yang diamanahi titipan Allah SWT telah memberi contoh yang buruk.

Oleh karenanya, selain bertaubat dan beristigfar, perlahan tapi pasti kami mulai mengubah pola pikir yang buruk tersebut, bahkan membuangnya jauh-jauh. InsyaAllah sedikit demi sedikit kami mulai bergerak menuju ke arah decluttering. Alhamdulillah, setelah mengikuti kelas online Gemar Rapi, saya pun mengetahui kalau langkah perbaikan tersebut dapat menyesuaikan dengan nilai RASA, yaitu Rapi & Teratur, Aman & Nyaman, Sehat & Bersih, serta Alami & Berkelanjutan.

Lalu, adakah tahapan atau bahkan motivasi yang dapat dilakukan untuk segera bangkit dari Clutter House ini? Kira-kira, seperti inilah tahapan langkah nilai RASA yang dapat kami buat berdasarkan Life Mapping keluarga kami untuk membiasakan hidup gemar rapi.
  1. Mengubah dan membuang pola pikir yang menjadi penyebab kekacauan.
  2. Bergerak dari sekarang, atau menyesal kemudian.
  3. Setiap dua hingga 4 kali seminggu, saya dan suami selalu berusaha menyortir dan mengurangi barang-barang yang kami benar-benar butuhkan. Memang saat ini belum dapat dilakukan secara besar-besaran dan sekaligus, karena belum menemukan waktu yang tepat. Maka kami berpikir, lebih baik menyortir sedikit demi sedikit daripada tidak sama sekali.
  4. Kami berharap, tindakan kami yang sedikit ini dapat menjadi contoh yang baik untuk anak-anak.
  5. Dalam kurun waktu maksimal 6 bulan, hanya ada barang atau benda yang benar-benar dibutuhkan dirumah.
  6. Dalam waktu 6 bulan, kami berharap rumah benar-benar dalam keadaan aman dan nyaman, serta sehat dan bersih.
  7. Sejalan dengan itu, secara bertahap hingga lebih dari 6 bulan ke depan, semoga rumah kami mulai rapi dan teratur. Setiap individu dirumah mengetahui dimana letak benda miliknya masing-masing.
  8. Setelah satu tahun berlalu, kami berharap dapat mewujudkan rumah yang ramah dengan alam dan juga berkelanjutan. Taman dan tanaman dirumah dapat teratur rapi dengan baik. Banyaknya ruang terbuka dan jendela dirumah kembali berfungsi sesuai tujuan awal rumah ini dibangun, yaitu menjadikan rumah ini memiliki pencahayaan alami (matahari) pada siang hari. Serta mengembalikan kesegaran udara dirumah yang ditunjang dengan sirkulasi udara yang baik.
  9. Setelah satu tahun kedepan juga kami berharap dapat terwujudnya Ruang Baca yang berdekatan dengan Musholla, demi menunjang hobi anak-anak.
  10. Semoga Allah mudahkan dalam dua tahun kedepan dalam membuat lahan bermain aktivitas anak-anak dilantai 3 dengan konsep outdoor sesuai ide awal membangun rumah ini.
  11. Dalam 2-3 tahun kedepan juga benar-benar tersedia tempat yang rapi dan teratur untuk meletakkan barang dagangan, hobi dan mempunyai work station di rumah.
  12. Sekitar 4-5 tahun lagi, anak-anak dapat pindah kamar ke lantai 2 yang tentunya lebih dekat dan banyak aktivitasnya disana.
  13. Pada akhirnya, kami hanya berharap sedikit perubahan dalam rumah dapat menghasilkan kebaikan yang besar demi mengatur waktu kami menjadi lebih baik dalam meringankan hisab dan demi mendidik anak-anak yang merupakan investasi akhirat kami.

Yap, segini saja dulu kali ya rencana yang dapat saya uraikan. Semoga dengan adanya tulisan ini juga dapat membuat kami istiqomah menjalankan niat baik kami dalam rangka meringankan langkah dan hisab kami di akhirat kelak.
Aamiin Allahumma Aamiin.


ุจِุณْู…ِ ุงู„ู„ู‡ِ ุงู„ุฑَّุญْู…ٰู†ِ ุงู„ุฑَّุญِูŠْู…ِ 


#Task1GP #gemaripratama #angkatan1 #kelas5 #menatadirimenatanegeri #gemariclass #metodegemarrapi #berbenahalaIndonesia #indonesiarapi #serapiitu #segemariitu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar