Kamis, 07 Mei 2020

Ibu Madrasah Pertama dan Utama

وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.
(Q.S. AnNisa: 9)

Dalam ayat ini Allah Subhanallahu Wata'ala memerintahkan orangtua untuk mendidik anak-anak secara serius, supaya ketika ditinggalkan anak-anak sudah siap (dalam keadaan siap), tidak lemah ilmu, akhlak, akidah ataupun kekuatan ekonomi. Pasalnya, anak adalah amanah terbesar yang diberikan oleh Allah Subhanallahu Wata'ala. Oleh karena itu, janganlah main-main dalam mendidik anak untuk menjadi pribadi yang kuat kelak.



Dengan menjadikan anak-anak generasi qurrata a’yun (penyejuk mata) yang memberi harapan baik bagi masa depan. Maka anak-anak tersebut memiliki jiwa kokoh dengan pikiran berlandaskan agama. 

Jelas sekali tergambarkan betapa beratnya tugas seorang Ibu dalam mendidik anak-anaknya. Namun, sebelum mendidik anak, tentunya harus dipersiapkan pendidik yang kuat terlebih dahulu, yaitu orangtua. Dalam hal ini, Ibu adalah madrasah pertama dan utama bagi anak-anak dengan Ayah sebagai kepala sekolahnya. 



Madrasah Pertama dan Utama
Ada ungkapan yang kita ketahui dari penyair Mesir, Hafez Ibrahim, yaitu
"Al-Ummu madrasatul ula, iza a’dadtaha a’dadta sya’ban thayyibal a’raq”.
Maknanya, yaitu Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya. Jika mempersiapkan anak dengan baik, maka sama halnya dengan mempersiapkan bangsa yang baik.

Oleh karena itu, Ibu dituntut untuk memiliki ilmu yang mumpuni dalam mendidik anak-anaknya. Secara tidak langsung, ibu juga dituntut untuk profesional menjalankan perannya dalam mendampingi suami dan anak-anaknya. Tentunya, hal tersebut adalah impian setiap ibu. Namun, ternyata jalannya tidak semudah yang dibayangkan, terutama di zaman sekarang yang semakin banyak ujiannya.

Ada berbagai ikhtiar yang dapat dilakukan ibu untuk semakin profesional dan menjadi kebanggan keluarga. Salah satunya, yaitu dengan selalu meningkatkan kemampuannya. Hal ini tidak hanya bermanfaat untuk sang Ibu, tapi juga untuk keluarga dan bahkan lingkungannya. Bersama Ayah sang nahkoda kapal, Ibu harus mampu merencanakan pendidikan anak-anaknya. Misalnya dengan membuat kurikulum keluarga untuk mendidik anak-anaknya. Menurut Ummu Balqis dalam kajian daring bertema "Membedah Kurikulum Keluarga" pada 15 Februari 2019 silam, ada 5 komponen penting dalam kurikulum keluarga, yaitu:

1. Tujuan: untuk apa dipelajari/penting diketahui anak.
2. Topik Pembelajaran: tema materi yang akan diiberitahukan pada anak.
3. Strategi Pembelajaran: metode apa yang akan digunakan untuk mendidik anak.
4. Detail Planning: berupa teknis rencana pendidikan anak.
5. Evaluasi: berupa ujian untuk mengetahui pemahaman anak.

Jika Ibu sudah meraih ilmu bermanfaat yang dibutuhkannya, tentunya Ibu dapat menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Pasalnya, salah satu cara terbaik untuk mendidik anak adalah dengan mencontohkannya, bahkan untuk hal terkecil pun. 


Oleh karena itu, yuk mari kita semangat menjadi Ibu profesional kebanggaan keluarga dengan dimulai dari diri sendiri, dari hal terkecil sekalipun. Meski harus dituntut profesional, InsyaAllah lelah akan jadi lillah jika mengingat betapa mulianya seorang Ibu.

Semangat!
Bismillah....


Annisa Lestari
3119209125

Tidak ada komentar:

Posting Komentar