Suatu sore hari di Store yang katanya The Helpful Place.
Saya : .... (asyik berkeliling toko menikmati pemandangan label merah, ada diskon dimana-mana). Wuah muraaah banget bang, setengah harga, jadi cuma 30 ribu ya! (ngomong dengan semangat)
Suami : Iya yang, kalau mau beli aja :)
Saya : Mba.. (memanggil sales toko), saya mau yg ini ya 1, yang itu juga (sambil menunjuk produk lain).
Sales : Wuah, sebentar ya Mba, ini semua salah harganya (menunjuk 1 deret rak yang ada label merah)
Si Mba Sales pergi menanyakan harga ke CS), tak berapa lama kemudian dia kembali
Sales : Harganya yang bener Rp 80.000 Mba, jadi kalau diskon Rp 40.000 (senyum manis, tapi rada malu)
Saya : (dalam hati saya berucap, idiiih beneran ini diskon, tapi harga dinaikiin dulu, dan si Sales ga malu ya). Owh yaudah, saya ga jadi ambil Mba.
Sales : Kalau yg ini (menunjuk produk kedua), mau?
Saya : Nggak jadi deh.
Sales : Sayang lho Mba, Diskonnya cuma sampai Hari Ini.
Saya : Nggak jadi. Makasih ya (sambil pergi berlalu bersama suami)
Suami : (setelah agak jauh), Kok bisa ya, seharian itu Harga nempel disitu, udah gitu baru ketauan berubah naik pas ada customer yang nanya.
Saya : Iya, ga malu ya bang. hahahaha. Untung Ga Jadi Beli! Selama ini cuma bisa denger doang, kalau barang diskonan itu pasti dinaikkin dulu harganya. Lha, ini ngalamin sendiri.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Suatu hari di supermarket yang selalu mempunyai saingan kembaran siam.
Saya : Ayo bang, kita beli Softenernya yang banyak, mumpung beli 2 gratis 1.
Suami : Iya, (sambil mengangguk2, tapi tidak semangat seperti saya).
Dua minggu kemudian di supermarket itu lagi.
Saya : Lho, harganya turun 1500 dari terakhir kemaren, jadi cuma 9 ribu bang.
Suami : Emang kemaren berapa yang?
Saya : Waktu kemaren lagi bonus beli 2 gratis 1, harganya jadi Rp 10 ribu sekian per pouch.
Suami : Ini mah sama aja kaya kejadian waktu itu.
Saya : Iya siy, tapi mending deh, daripada kaya yang waktu itu ga jadi beli kan lebih parah naiknya. Jadi kalau gitu mending jangan ngincer barang diskonan ya, tapi beli yang dapet bonus. (dengan mata berbinar)
Suami : Ya... nggak gitu juga kali. hahahaha.
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Well, fenomena diskon memang menjadi seperti surga dunia bagi kaum hawa (*kayanya buat saya aja deh ya, hehe). Dan kejadian seperti yang saya alami tadi sepertinya sudah tidak aneh lagi. Namun, tetap saja banyak masyarakat yang mengandalkan Diskon, Sale, Obral dan sejenisnya untuk berbelanja. (termasuk saya, hehe).
Diskon, Sale atau apapunlah namanya, biasanya diadakan Toko/ Pedagang untuk menghabiskan stock lama, atau dapat voucher diskon setelah belanja sekian rupiah, atau juga bahkan kadang untuk menjual produk cacat. Nah ini dia ini yang harus menjadi perhatian para pemburu Diskon, termasuk saya :P.
Saya sendiri juga penggemar Diskon Akhir Tahun, Diskon Awal Tahun, Diskon Ramadhan, Diskon Lebaran, de el el (lhaaa terus kapan nabungnya ya?). Tapi Alhamdulillah, sampai sejauh ini saya belum TERTIPU Diskon tersebut, cuma NYARIS TERTIPU saja.
Menjadi Pembeli Cerdas, Bukan Konsumtif :) |
Sebelum membeli barang diskonan, saya mencermati dulu di pasaran (cieeeh sok ahli), berapa harga standarnya. Jika sudah berada di Toko saya lihat lagi kualitasnya, masih bagus atau tidak. Jujur, saya lebih menyukai Toko-Toko yang mengadakan Diskon karena memang ingin menghabiskan stock lama, walaupun sudah bukan trennya lagi. Saya bukan termasuk orang yang suka mengikuti tren, tapi bukan berarti nggak trendi dan modis lho *pembelaan diri, hehe. Menurut saya, ngikutin tren itu CAPE, karena:
- Ibarat seperti mengikuti hawa nafsu yang nggak pernah ada habisnya. huehehe sok agamais :P
- Trendy, Unik dan Modis itu ga selalu harus ngikutin tren, kalo ngikutin jadi sama dong sama yang laen. Ga Seru ah, hehe. Berbedalah dan menjadi Unik :D
Kalau produk yang di diskon itu bukan makanan mah enak ya, ga ada kadaluarsanya (menurut saya lho). Lain halnya, kalau produk yang di diskon itu makanan, pastiiiiii udah kadaluarsa atau mendekati kadaluarsa. Untuk yang satu ini saya juga pernah mengalaminya sendiri (ketauan banget emak-emaknya ya). Waktu saya mau beli susu UHT di salah satu Supermarket dekat rumah, ternyata setelah dilacak, tanggal kadaluarsanya tinggal 1 bulan lagi. Bikin Malesss kan, coba kalo nggak rajin ngecek, gegara diskon, bukan untung malah buntung konsumsi minuman hampir basi. Memang siy sebenarnya, kadang ada juga toko nakal yang "menjebak" konsumen yang malas mengecek. Walaupun nggak diskon, ternyata masih saja dipajang di etalase!
Kembali ke Judu; Tulisan ya. Lantas Mengapa Saya Bilang "Jebakan Maut Diskon"?
Nah, hal ini berlaku untuk para pelaku diskonan yang melakukan tipu-tipu terhadap konsumennya. Bilangnya sih Diskon 50%, tapi ternyata harganya sudah dinaikkan sebelum barang di Diskon. Jadi, sebenarnya Diskon yang didapatkan konsumen hanya sebesar 10%, atau harga sama (harga normal), dan lebih parahnya lagi harga barang semakin mahal!
Tau kah bahwa para pelaku diskonan tipu-tipu itu bisa kena sanksi atau hukuman?
Saya sendiri baru tau, hahahaha
Ternyata ada Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen Pasal 11:
Pelaku usaha dalam hal penjualan yang dilakukan melalui cara obral atau lelang, dilarang
mengelabui/ menyesatkan konsumen dengan;
a. menyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah telah memenuhi standar mutu tertentu;
b. menyatakan barang dan/atau jasa tersebut seolah-olah tidak mengandung cacat tersembunyi;
c. tidak berniat untuk menjual barang yang ditawarkan melainkan dengan maksud untuk menjual barang lain;
d. tidak menyediakan barang dalam jumlah tertentu dan/atau jumlah yang cukup dengan maksud menjual barang yang lain;
e. tidak menyediakan jasa dalam kapasitas tertentu atau dalam jumlah cukup dengan maksud menjual jasa yang lain;
f. menaikkan harga atau tarif barang dan/atau jasa sebelum melakukan obral.
Ternyata, konsumen bisa lho mengajukan protes, bahkan menghukum pelaku diskonan nakal. hehe
Tapi, buat saya sendiri.... saya pun malasnya melakukan protes tersebut, ya karena memang nggak pernah dan nggak mau jadi korban jebakan maut diskon. hehe. Buat yang pernah kena tipu, monggo silahkan melaporkan ke lembaga perlindungan konsumen Indonesia atau ke pihak berwajib. Buat yang nggak mau kena tipu, nii saya mau berbagi sedikit tips-nya (didapat dari yang ini):
- Membeli karena kebutuhan bukan karena keinginan. Belanja saat sale memang ada manfaatnya jika barang yang dibeli memang dibutuhkan dan bukan hanya semata-mata, karena keinginan membeli padahal belum tentu barang tersebut benar-benar dibutuhkan.
- Membeli sesuai kebutuhan yang sudah direncanakan dan dianggarkan. Namun, biasanya dengan iming-iming diskon besar, apalagi hingga 70%. Hal itu mendorong orang ingin belanja dengan mencari pembenaran "ah ini kan murah, kapan lagi bisa membeli dengan harga semurah ini". Lantas, yang terjadi justru melampaui anggaran yang seharusnya.Oleh karena itu, tetap fokus pada kebutuhan yang sudah direncanakan dan dianggarkan.
- Bandingkan harga sebelum sale dan pada saat sale. Sebelum sale dimulai, cek dulu harga-harga normalnya, dan ketika 'sale' apakah memang harga didiskon dari harga normal sebelum sale atau jangan-jangan harga dinaikkan dulu baru kemudian diberikan diskon.
- Perhatikan kualitas barang. Perhatikan barang-barang yang didiskon apakah masih baik kualitasnya.Artinya barang yang didiskon memang, karena harus terjual habis yang akan berganti model, dan bukan karena barang sudah tidak bagus lagi atau ada cacat.
- Perhatikan barang-barang yang masih Anda miliki. Coba periksa kembali barang-barang yang Anda beli pada saat sale yang lalu, apakah benar-benar Anda gunakan dan memang sesuai dengan kebutuhan Anda. Jika ternyata barang-barang tersebut masih menumpuk dilemari Anda dan baru digunakan beberapa kali bahkan ada yang belum digunakan, Anda tidak perlu berbelanja sale kali ini.
- Sale, bukan artinya kewajiban berbelanja. Bukan berarti harga sedang murah dan Anda harus membeli.Saat sale adalah dimana biasanya seseorang justru cenderung untuk berbelanja banyak dan mengeluarkan uang melampaui kebiasaan saat tidak ada sale.
Hmmmm... saya setuju banget sama tips-tips itu. Daripada kantong bolong ga jelas, mending tahan godaan deh. Nggak selamanya Diskon itu membawa keberuntungan. hehe. Sambil nungguin aksi aktif dari pemerintah yang katanya akan mengatur lebih jelas tentang pelaku diskon nakal ini, saya lebih senang jadi konsumen cerdas dan menahan diri, hehe. Mengingat Tahun 2015 nanti Indonesia akan memasuk ASEAN Free Trade (nyambung ga ya..).
So, kembali lagi pada pemikiran, kebijakan dan pilihan para pembaca sekalian ya. Semoga tulisan saya ini bermanfaat ya :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar