Jumat, 29 November 2019

HSI - S4 - Mengenal Agama Islam (Halaqah 8) - Ihsan dan Rukunnya

Jum'at, 29 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 4
Mengenal Agama Islam (Halaqah 8)




Ihsan dan Rukunnya.

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.




Halaqah yang ke-8 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Ihsan Dan Juga Rukunnya”.
Ihsan adalah tingkatan di dalam agama yang paling tinggi.
● Secara Bahasa
Ihsan adalah berbuat sebaik mungkin ketika melakukan sesuatu.
● Secara Syari’at
Makna Ihsan adalah memperbaiki amal dan ibadah kepada Allah karena dia merasa diawasi dan dilihat oleh Allah Subhānahu wa Ta’āla.
Didalam hadist Jibril ‘alayhissalām, Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda ketika ditanya tentang “Apa itu Ihsan?”.
Beliau mengatakan:
أَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ
“Engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, maka apabila engkau tidak melihatnya, sesungguhnya dia melihatmu.”
Orang yang beribadah seakan-akan melihat Allah atau merasa dilihat Allah baik zhahir maupun bathinnya maka dia akan:
  • Beramal seikhlas mungkin.
  • Dan sesesuai mungkin dengan ajaran Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
  • Dan dia akan meninggalkan kemaksiatan baik kemaksiatan yang dilakukan hati, lisan, maupun anggota badan yang lain.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
وَمَا تَكُونُ فِي شَأْنٍ وَمَا تَتْلُو مِنْهُ مِنْ قُرْآنٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَنْ رَبِّكَ مِنْ مِثْقَالِ ذَرَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَلَا أَصْغَرَ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْبَرَ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِين
“Dan tidaklah kamu dalam sebuah keadaan dan tidaklah kamu membaca Al Quran dan tidaklah kalian mengamalkan sebuah amalan kecuali kami mengetahuinya ketika kalian mengamalkannya. Dan tidak ada yang luput dari Rabb-Mu sesuatu sebesar dzarrah pun di bumi maupun di langit. Dan tidak ada sesuatu yang lebih kecil daripada itu dan tidak ada yang lebih besar kecuali ada di dalam kitab yang jelas.”
(Q.S. Yunus: 61)
Dan Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
قُلْ إِنْ تُخْفُوا مَا فِي صُدُورِكُمْ أَوْ تُبْدُوهُ يَعْلَمْهُ اللَّهُ ۗ وَيَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۗ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Katakanlah: Seandainya kalian menyembunyikan apa yang ada di dalam dada-dada kalian atau kalian menampakkannya maka Allah mengetahuinya. Dan Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan Allah Maha mampu melakukan segala sesuatu.” (Q.S. Ali Imran: 29)
Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla menjadikan kita senantiasa merasa diawasi oleh Allah dan takut kepada Allah dimanapun kita berada.

Kamis, 28 November 2019

HSI - S4 - Mengenal Agama Islam (Halaqah 7) - Rukun Iman

Kamis, 28 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 4
Mengenal Agama Islam (Halaqah 7)




Rukun Iman

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.



Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkanul Iman (Rukun-Rukun Iman)”.
Amalan bathin yang paling penting di dalam syariat islam yang dibawa oleh Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah Rukun Iman yang jumlahnya ada enam, sebagaimana sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam ketika Beliau ditanya tentang “Apa itu iman?” :
ﺃَﻥْ ﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟﻠﻪِ ﻭَﻣَﻼَﺋِﻜَﺘِﻪِ ﻭَﻛُﺘُﺒِﻪِ ﻭَﺭُﺳُﻮْﻟِﻪِ ﻭَﺍﻟْﻴَﻮْﻡِ ﺍﻵﺧِﺮِ ﻭَﺗُﺆْﻣِﻦَ ﺑِﺎﻟْﻘَﺪَﺭِ ﺧَﻴْﺮِﻩِ ﻭَ شَرِّهِ
“Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir dan engkau beriman dengan takdir yang baik maupun yang buruk”.
(H.R. Muslim)

Rukun Iman Ke-1
Beriman kepada Allah.
Telah kita bahas dalam Silsilah ‘Ilmiah yang Pertama dan Kedua.

Rukun Iman Ke-2
Beriman kepada malaikat adalah:

  • Beriman dengan keberadaannya.
  • Beriman dengan nama-nama sebagian mereka.
  • Beriman dengan sifat-sifat malaikat.
  • Dan beriman dengan tugas-tugas mereka yang tersebut dalam Al Quran dan juga hadits yang shahih.

Rukun Iman Ke-3
Beriman kepada kitab-kitab Allah, adalah:

  • Beriman bahwa kitab-kitab tersebut berasal dari Allah Subhānahu wa Ta’āla berisi petunjuk bagi manusia.
  • Beriman dengan sebagian nama-nama dari kitab-kitab yang sudah Allah turunkan seperti shuhuf Ibrahim, Zabur, Taurat, Injil, dan juga Al Quran.

Rukun Iman Ke-4
Beriman kepada para Rasul adalah:

  • Beriman bahwa kerasulan adalah pilihan semata dari Allah.
  • Beriman bahwasanya para Rasul adalah sebaik-baik manusia.
  • Beriman dengan beberapa kekhususan para Rasul ‘aliayhimussalām.
  • Beriman bahwasanya dakwah mereka satu.
  • Dan lain-lain.

Rukun Iman Ke-5
Beriman kepada hari akhir.
Adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan hari akhir, seperti:
• Fitnah kubur
• Nikmat dan juga azab kubur
• Tanda-tanda dekatnya hari kiamat
• Ditiupnya sangkakala
• Kebangkitan manusia
• Sampai masuknya manusia ke dalam surga ataupun neraka.

Kemudian yang terakhir,
Rukun Iman Ke-6
Beriman kepada takdir.
Adalah beriman bahwasanya Allah Subhānahu wa Ta’āla:

  • Mengetahui segala sesuatu.
  • Menulis segala sesuatu dan terjadi segala sesuatu dengan kehendak Allah, dan
  • Dia-lah Allah Subhānahu wa Ta’āla yang menciptakan segala sesuatu.
Hendaknya seorang Muslim dan juga Muslimah memberikan perhatian yang besar terhadap 6 Rukun Iman ini.
Dan insya Allah akan kita bahas rukun iman ini secara lebih terperinci pada silsilah ilmiyyah berikutnya, dan sampai bertemu kembali.




Bersambung.....

Rabu, 27 November 2019

HSI - S4 - Mengenal Agama Islam (Halaqah 6) - Rukun Islam

Rabu, 27 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 4
Mengenal Agama Islam (Halaqah 6)




Rukun Islam

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.



Halaqah yang ke-6 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Arkānul Islām (Rukun-Rukun Islam)”.
Syari’at islam yang dibawa oleh Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam terdiri dari amalan yang zhahir dan juga amalan yang batin.
Amalan zhahir yang paling penting adalah Rukun Islam yang jumlahnya ada 5, yang tercantum dalam sabda Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam :

ﺍْﻹِﺳِﻼَﻡُ ﺃَﻥْ ﺗَﺸْﻬَﺪَ ﺃَﻥْ ﻻَ ﺇِﻟَﻪَ ﺇِﻻَّ الله ﻭَﺃَﻥَّ ﻣُﺤَﻤَّﺪًﺍ ﺭَﺳُﻮْﻝُ الله ﻭَﺗُﻘِﻴْﻢَ ﺍﻟﺼَّﻼَﺓَ ﻭَﺗُﺆْﺗِﻲَ ﺍﻟﺰَّﻛﺎَﺓَ ﻭَﺗَﺼُﻮْﻡَ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﻭَﺗَﺤُﺞَّ ﺍﻟْﺒَﻴْﺖَ ﺇِﻥِ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺖَ ﺇِﻟَﻴْﻪِ ﺳَﺒِﻴْﻼ
“Islam adalah engkau bersyahadat lā ilāha illallāh dan bahwasanya Muhammad Rasūlullāh dan mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan melakukan haji apabila engkau mampu menuju ke sana.”
(H.R. Muslim)

RUKUN PERTAMA | Persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allāh dan bahwasanya Muhammad adalah Rasūlullāh shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Maknanya telah diterangkan dalam Silsilah 1 sampai 3.
RUKUN KEDUA | Mendirikan shalat lima waktu.
Dan hukumnya adalah wajib bagi setiap Muslim yang dewasa dan berakal.
Barang siapa yang mengingkari kewajiban shalat maka dia adalah kafir.
Barang siapa yang meninggalkannya karena malas padahal mengakui kewajiban tersebut maka dia berada dalam bahaya yang besar karena para ulama berselisih tentang kekafiran orang tersebut.
RUKUN KETIGA | Membayar zakat.
• Hukumnya adalah wajib sebagaimana shalat lima waktu.
• Hukumnya juga wajib bagi orang yang terpenuhi syarat-syarat wajibnya.
Hikmahnya adalah membersihkan jiwa dan juga harta seseorang.
RUKUN KEEMPAT | Berpuasa di bulan Ramadhān.
Wajib bagi seorang Muslim yang:

  1. Dewasa
  2. Berakal
  3. Memiliki kemampuan
  4. Tidak ada penghalang seperti haid dan juga nifas.

RUKUN KELIMA | Menunaikan ibadah haji.
Hukumnya wajib 1 kali dilakukan seumur hidup bagi orang yang mampu pergi ke sana.
Dan seorang Muslim dan juga Muslimah hendaknya memberikan perhatian yang besar kepada Rukun Islam ini.



Bersambung.....

Selasa, 26 November 2019

HSI - S4 - Mengenal Agama Islam (Halaqah 5) - Tingkatan-Tingkatan Di Dalam Islam

Selasa, 26 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 4
Mengenal Agama Islam (Halaqah 5)



Tingkatan-Tingkatan Di Dalam Islam.

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.



Halaqah yang ke-5 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Maratib (Tingkatan-Tingkatan) di Dalam Islam”.
Di dalam hadits Umar bin Khaththab radhiyallāhu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, datang Malaikat Jibril yang menjelma menjadi seorang laki-laki dengan ijin Allah, bertanya kepada Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam tentang beberapa pertanyaan, diantaranya ditanya tentang “Apa itu Islam, Iman dan juga Ihsan.”
Maka Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam menjawab satu persatu dari pertanyaan tersebut.
Kemudian di akhir hadits Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam berkata:
فَإِنَّهُ جِبْرِيْلُ أَتَاكُمْ يُعَلِّمُكُمْ دِيْنَكُمْ
“Sesungguhnya dia adalah Jibril yang datang kepada kalian, mengajarkan kepada kalian, agama kalian.”

Di dalam hadits ini disebutkan 3 tingkatan dalam agama yaitu:
  1. Islam
  2. Iman
  3. Ihsan

Iman lebih tinggi daripada Islam dan Ihsan lebih tinggi daripada Iman.
Islam berkaitan dengan amalan zhahir.
Iman berkaitan dengan amalan bathin.
Ihsan adalah puncak dari amalan zhahir dan bathin.
Orang yang sampai derajat Ihsan berarti dia telah mencapai derajat yang paling tinggi dalam Islam dan juga Iman.
Setiap orang yang beriman dia adalah orang yang Islam, tetapi tidak semua orang yang Islam, dia beriman.

Allah Subhānahu wa Ta’āla berfirman :
قَالَتِ الْأَعْرَابُ آمَنَّا ۖ قُلْ لَمْ تُؤْمِنُوا وَلَٰكِنْ قُولُوا أَسْلَمْنَا وَلَمَّا يَدْخُلِ الْإِيمَانُ فِي قُلُوبِكُمْ ۖ
“Berkata orang-orang Arab Badui: ‘Kami telah beriman.’ Katakanlah: ‘Kalian belum beriman.’ Dan katakanlah oleh kalian: ‘Kami telah Islam.’ Dan belum masuk Iman di dalam hati-hati kalian.”
(Q.S. Al Hujurat: 14)

Mereka berkata di awal mereka masuk Islam bahwa mereka sudah sampai derajat keimanan.
Maka merekapun diperintahkan untuk mengatakan “Kami telah Islam” karena hakikat keimanan belum masuk di dalam hati-hati mereka.
Dan masing-masing dari tiga tingkatan tersebut memiliki rukun.
Yang dimaksud dengan rukun adalah yang terpenting/terkuat dari sesuatu.


Bersambung

Senin, 25 November 2019

HSI - S4 - Mengenal Agama Islam (Halaqah 4) - Keutamaan Islam Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad

Senin, 25 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 4
Mengenal Agama Islam (Halaqah 4)




Keutamaan Islam Yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad shallallāhu ’alayhi wa sallam.

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.



Halaqah yang ke-4 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Keutamaan Islam yang Dibawa Oleh Nabi Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam”.
Islam yang dibawa oleh Nabi kita Muhammad Shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam memiliki banyak keutamaan yang tidak dimiliki syari’at sebelumnya, di antaranya:
1. Syari’at Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah untuk seluruh umat manusia.
Allah berfirman:
قُلۡ يَـٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ إِنِّى رَسُولُ ٱللَّهِ إِلَيۡڪُمۡ جَمِيعًا
“Katakanlah: Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah Rasulullah untuk kalian semuanya”
(Q.S. Al A’raf: 158)
Wajib bagi setiap orang yang mendengar diutusnya Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam untuk beriman dengan Beliau.
Barangsiapa yang tidak beriman dengan Nabi Muhammad shallallāhu ‘Alayhi wa Sallam setelah diutusnya Beliau maka dia kafir, meskipun dia mengaku mengikuti syariat seorang Nabi sebelum Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لاَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ إِلاَّ كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّارِ
“Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya, tidaklah mendengar tentang diriku seorang pun dari ummat ini, baik Yahudi maupun Nashrani, kemudian dia meninggal dan tidak beriman dengan apa yang aku bawa, kecuali dia termasuk penduduk neraka.”
(H.R. Muslim)
2. Syari’at Beliau Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam adalah syari’at yang paling sempurna.

Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda :
مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ، إِلَّا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ
“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali sudah diterangkan kepada kalian.”
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Ath Thabrani di dalam Al Mu’jamil Kabir)

Datang beberapa orang Yahudi kepada Salman Al-Farisi radhiyallāhu ‘anhu dan mengatakan:
قَدْ عَلَّمَكُمْ نَبِيُّكُمْ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلَّ شَيْءٍ حَتَّى الْخِرَاءَةَ
Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai tata cara buang air kecil.”
(H.R. Muslim)

Apabila permasalahan yang dianggap sepele oleh manusia diajarkan oleh Islam maka bagaimana dengan permasalahan yang lain?
Islam mengajarkan:
• Aqidah kepada Allah
• Akhlaq kepada manusia
• Tata cara berdagang
• Makanan yang halal
• Makanan yang haram
• dan lain-lain.
Oleh karena itu seorang Muslim hendaknya bersyukur atas nikmat hidayah kepada Islam ini ketika banyak manusia yang tidak mendapatkannya.


Bersambung.....

Jumat, 22 November 2019

HSI - S4 - Mengenal Agama Islam (Halaqah 3) - Yang Membedakan Diantara Para Nabi

Jum’at, 22 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 4
Mengenal Agama Islam (Halaqah 3)




Yang Membedakan diantara Para Nabi.

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.



Halaqah yang ke-3 dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Apa Yang Membedakan Diantara Para Nabi ‘Alayhimussalām?”.
Para Nabi beragama Islam, menyerahkan dirinya hanya kepada Allah.
Yang membedakan antara agama Islam yang dibawa seorang Nabi dengan agama Islam yang dibawa Nabi yang lain adalah tentang:

  1. Tata cara beribadah
  2. Halal dan juga haram
Terkadang suatu ibadah memiliki nama yang sama, akan tetapi caranya berbeda.
Terkadang sesuatu yang diharamkan atas satu umat, dihalalkan bagi umat yang lain.
Semuanya ini sesuai dengan hikmah dan kebijaksanaan dari Allah Subhānahu Wa Ta’āla, Zat Yang Maha Tahu dan Maha Bijaksana.
Allah Subhānahu Wa Ta’āla berfirman :
لِكُلٍّ ﺟَﻌَﻠۡﻨَﺎ ﻣِﻨﻜُﻢۡ ﺷِﺮۡعَةً ﻭَﻣِﻨۡﻬَﺎجًا
“Kami telah jadikan masing-masing dari kalian syariat dan juga cara.”
(QS Al Maidah: 48)


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
الأﻧْﺒِﻴَﺎﺀُ ﺇِﺧْﻮَةّ لِعلّاﺕٍ أُﻣَّﻬَﺎﺗُﻬُﻢْ ﺷَﺘَّﻰ ﻭَﺩِﻳﻨُﻬُﻢْ ﻭَﺍﺣِﺪ
“Para Nabi itu adalah saudara satu bapak, ibu-ibu mereka berbeda, akan tetapi agama mereka satu.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)

Yang dimaksud dengan “ibu-ibu mereka berbeda” adalah syari’at mereka berbeda.
Shalat dan zakat telah disyariatkan kepada umat sebelum Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Allah Subhānahu Wa Ta’āla berfirman tentang Nabi Ismail:
ﻭَﻛَﺎﻥَ ﻳَﺄۡﻣُﺮُ ﺃَﻫۡﻠَﻪُ ۥ ﺑِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ﻭَﭐﻟﺰَّﻛَﻮٰﺓ
“Dan dahulu Ismail menyuruh keluarganya untuk shalat dan juga zakat.”
(Q.S. Maryam: 55)

Nabi Isa ‘alayhissalām, beliau berkata :
ﻭَﺃَﻭۡﺻَـٰﻨِﻰ ﺑِﭑﻟﺼَّﻠَﻮٰﺓِ ﻭَﭐﻟﺰَّڪَﻮٰﺓِ ﻣَﺎ ﺩُﻣۡﺖُ ﺣَﻴًّ۬ﺎ
“Dan Allah Subhānahu Wa Ta’āla telah berwasiat kepadaku untuk shalat dan juga zakat selama aku masih hidup.”
(Q.S. Maryam: 31)
Namun, shalat di atas tanah terbuka, di luar tempat khusus beribadah, hanyalah disyari’atkan di dalam agama islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam.
Demikian pula rampasan perang diharamkan bagi umat-umat sebelum kita dan dihalalkan bagi kita.
Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
ﻭَﺟُﻌِﻠَﺖْ ﻟﻲ ﺍﻟْﺄَﺭْﺽُ ﻣَﺴْﺠِﺪًﺍ ﻭَﻃَﻬُﻮﺭًﺍ ﻓَﺄَﻳُّﻤَﺎ ﺭَﺟُﻞٍ ﻣﻦ ﺃُﻣَّﺘِﻲ ﺃَﺩْﺭَﻛَﺘْﻪُ ﺍﻟﺼَّﻠَﺎﺓُ ﻓَﻠْﻴُﺼَﻞِّ ﻭَﺃُﺣِﻠَّﺖْ ﻟﻲ ﺍﻟْﻤَﻐَﺎﻧِﻢُ ﻭﻟﻢ ﺗَﺤﻞَّ ﻟِﺄَﺣَﺪٍ ﻗَﺒْﻠِﻲ
“Dan telah dijadikan bagiku tanah ini (bumi ini) sebagai masjid dan juga alat untuk bersuci. Maka siapa saja di antara umatku yang mendapatkan waktu shalat, maka hendaklah dia shalat. Dan telah dihalalkan bagiku rampasan perang dan tidak dihalalkan bagi seorangpun sebelumku.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)




Bersambung.....

Kamis, 21 November 2019

HSI - S4 - Mengenal Agama Islam (Halaqah 2) - Agama Para Nabi adalah Islam



Kamis, 21 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 4
Mengenal Agama Islam (Halaqah 2)





Agama Para Nabi adalah Islam.


Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.



Halaqah yang ke-2 dari Silsilah Mengenal Agama Islam berjudul “Agama Para Nabi Adalah Islam”.
Islam yang artinya penyerahan ibadah hanya kepada Allah adalah agama para Nabi. Agama mereka satu yaitu Islam.

Berkata Nabi Ibrahim ‘Alaihissalām:
أَسۡلَمۡتُ لِرَبِّ ٱلۡعَـٰلَمِينَ
“Aku ber-Islam (menyerahkan diriku) kepada Rabbul ‘Alamin."
(Q.S. Al-Baqarah: 131)



Beliau dan juga Nabi Ya’qub berwasiat kepada anak-anaknya.
يَـٰبَنِىَّ إِنَّ ٱللَّهَ ٱصۡطَفَىٰ لَكُمُ ٱلدِّينَ فَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسۡلِمُونَ
“Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah Subhānahu Wa Ta’āla telah memilih agama bagi kalian. Maka janganlah kalian meninggal dunia kecuali dalam keadaan sebagai orang Islam.”
(Q.S. Al-Baqarah: 132)



Berkata murid-murid Nabi ‘Isa ‘Alaihissalām kepada beliau;
وَٱشۡهَدۡ بِأَنَّا مُسۡلِمُونَ
“Dan saksikanlah bahwasanya kami adalah orang-orang Islam.”
(Q.S. ‘Ali ‘Imran: 52)



Nabi Musa ‘Alaihissalām, beliau pernah berkata kepada kaumnya;
فَعَلَيۡهِ تَوَكَّلُوٓاْ إِن كُنتُم مُّسۡلِمِينَ
“Maka hendaklah kalian hanya bertawakal kepada Allah kalau kalian benar-benar orang Islam.”
(Q.S. Yunus: 84)



Di dalam suratnya, Nabi Sulaiman ‘Alaihissalām berkata kepada Ratu Balqis dan juga para pengikutnya;
أَلَّا تَعۡلُواْ عَلَىَّ وَأۡتُونِى مُسۡلِمِينَ
“Hendaklah kalian jangan sombong kepadaku dan datanglah kalian kepadaku dalam keadaan sebagai orang Islam.”
(Q.S. An-Naml: 31)



Inilah agama para Nabi dan juga para pengikut mereka.
Dan Allah Subhānahu Wa Ta’āla tidak menerima kecuali agama Islam.
إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلۡإِسۡلَـٰمُ‌ۗ
“Sesungguhya agama yang benar di sisi Allah adalah Islam.”
(Q.S. ‘Ali ‘Imran :19)


وَمَن يَبۡتَغِ غَيۡرَ ٱلۡإِسۡلَـٰمِ دِينً۬ا فَلَن يُقۡبَلَ مِنۡهُ وَهُوَ فِى ٱلۡأَخِرَةِ مِنَ ٱلۡخَـٰسِرِينَ
“Dan barangsiapa yang mencari selain agama Islam maka tidak akan diterima darinya dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang merugi.”
(Q.S. ‘Ali ‘Imran: 85)


Rasulullah shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda di dalam hadits yang shahih:
الْأَنْبِيَاءُ إِخْوَةٌ لِعَلَّاتٍ وَأُمَّهَاتُهُمْ شَتَّى وَدِينُهُمْ وَاحِدٌ
“Para Nabi adalah saudara sebapak, ibu-ibu mereka berbeda dan agama mereka satu.” (H.R. Bukhari dan Muslim)





Bersambung.....

Rabu, 20 November 2019

HSI - S4 - Mengenal Agama Islam (Halaqah 1) - Pengertiian Agama Islam

Rabu, 20 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 4
Mengenal Agama Islam (Halaqah 1).




Pengertian Islam.

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.



Halaqah yang pertama dari Silsilah Mengenal Agama Islam adalah tentang “Pengertian Islam Secara Bahasa dan juga Syari’at”.
Islam secara bahasa adalah penyerahan diri.
Sedangkan secara istilah syariat maka yang dimaksud dengan Islam adalah penyerahan ibadah hanya kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla semata.
Orang Nashrani dikatakan masuk ke dalam agama Islam, apabila:
Meninggalkan penyembahan terhadap Nabi Isa ‘alayhissalām dan juga ibunya, Maryam.
Dan hanya menyembah dan menyerahkan dirinya kepada Allah Subhānahu wa Ta’āla.

Seorang yang beragama Islam adalah orang yang:

  • Hanya menyerahkan ibadahnya kepada Allah semata.
  • Tidak menyerahkan sebagian ibadah kepada siapa pun selain Allah, baik seorang nabi, seorang malaikat, jin, orang yang shalih, kepada batu, pohon dan lain-lain.

Oleh karena itu syarat masuk ke dalam agama Islam adalah:

  1. Syahadat laa ilaaha illallaah.
  2. Syahadat Muhammad Rasulullah.


Syahadat laa ilaaha illallaah artinya adalah persaksian bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dan diibadahi kecuali Allah.

Orang yang sudah mengucapkan laa ilaaha illallaah kemudian menyerahkan sebagian ibadah kepada selain Allah, maka berarti dia:

  1. Belum memahami makna Islam, atau
  2. Memahami akan tetapi melanggarnya.
Dan keduanya adalah musibah.

Semoga Allah Subhānahu wa Ta’āla memudahkan kita semua dan orang-orang yang kita cintai untuk memahami agama Islam ini.

Bersambung.....

Selasa, 19 November 2019

HSI - S3 - Pentingnya Mengenal Rasūlullāh (Halaqah 7) - Rasūlullāh hallallāhu ’alayhi wa sallam Adalah Rasul Terakhir

Selasa, 19 November 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Silsilah 3
Mengenal Rasūlullāh (Halaqah 7)



Rasūlullāh shallallāhu ’alayhi wa sallam Adalah Rasul Terakhir 
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.


Halaqah yang ke-7 dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah tentang “Mengenal Beliau sebagai Rasul Terakhir”.

Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal pada tahun ke-11 Hijriah setelah menyempurnakan tugas menyampaikan risalah dari Allāh.
Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal dunia sebagaimana manusia yang lain yang juga meninggal dunia.

Allãh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
كُلُّ نَفۡسٍ۬ ذَآٮِٕقَةُ ٱلۡمَوۡتِ
“Setiap jiwa akan merasakan kematian.”
(Q.S. Āli ‘Imrān: 185)


Dan Allãh Subhānahu wa Ta’āla juga berfirman:
إِنَّكَ مَيِّتٌ۬ وَإِنَّہُم مَّيِّتُونَ
“Sesungguhnya engkau akan meninggal dunia dan mereka akan meninggal dunia” 
(QS Az Zumār: 30 )



Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah Rasul terakhir, tidak ada Rasul sepeninggal Beliau.

Allãh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَآ أَحَدٍ۬ مِّن رِّجَالِكُمۡ وَلَـٰكِن رَّسُولَ ٱللَّهِ وَخَاتَمَ ٱلنَّبِيِّـۧنَۗ
“Bukanlah Muhammad bapak salah seorang laki-laki di antara kalian, akan tetapi Beliau adalah Rasūlullāh dan penutup para Nabi.”
(Q.S. Al Ahzab: 40)


Dalil-dalil dari hadits Nabi Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bahwasanya Beliau adalah Nabi terakhir mencapai derajat mutawatir.


Dan sebagian ulama mengatakan;
◆ Kalau seseorang tidak mengetahui bahwa Muhammad Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah Nabi terakhir maka dia bukan Muslim, karena ini termasuk perkara yang diketahui secara darurat di dalam agama Islam.

Di antara hadits yang menunjukkan bahwasanya Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam adalah Nabi yang terakhir adalah sabda Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam:

وإِنَّهُ سَيَكُونُ مِنْ أُمَّتِي كَذَّابُونَ ثَلَاثُونَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيُّ وَأَنَا خَاتَمُ الْأَنْبِيَاءِ لَا نَبِيَّ بَعْدِي


“Sesungguhnya akan ada di antara umatku 30 orang pendusta, semuanya mengaku menjadi Nabi dan aku adalah penutup para Nabi, tidak ada Nabi setelahku”
(Hadits shahih diriwayatkan oleh Abū Dāwūd)


Dan di dalam sebuah hadits yang Mutaffaqun ’alaih, Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وأنا العاقِبُ الَّذي ليسَ بعدَه نبيٌّ
“Dan aku adalah Al ‘Āqib (yang terakhir) yang tidak ada setelahnya Nabi.”


Meskipun Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam meninggal dunia, Allãh Subhānahu wa Ta’āla akan menjaga agama ini dengan menjaga sumbernya yaitu Al Qurān dan juga Al Hadīts dan menyiapkan para ulama yang amanat untuk menyampaikan keduanya kepada umat.

Allãh Subhānahu wa Ta’āla berfirman:
إِنَّا نَحۡنُ نَزَّلۡنَا ٱلذِّكۡرَ وَإِنَّا لَهُ ۥ لَحَـٰفِظُونَ
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al Qurān dan sesungguhnya Kami akan menjaganya”
(Q.S. Al Hijr: 9)


Dan Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الأَنْبِيَاءِ وَإِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا وَرَّثُوا الْعِلْمَ
“Dan sesungguhnya para ulama adalah pewaris para Nabi dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham akan tetapi mereka mewariskan ilmu.”
(HR Abū Dāwūd, Tirmidzi dan Ibnu Mājah dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani rahimahullāh)


Dan ini adalah halaqah yang terakhir dari Silsilah Mengenal Rasūlullāh Shallallāhu ‘alayhi wa sallam dan sampai bertemu kembali pada silsilah berikutnya yaitu Silsilah yang ke-4 tentang “Mengenal Agama Islam”.