Alhamdulillah...
tepat hari ini, Selasa, 9 April 2013, Tsaqi berumur 2 tahun :)
Selamat Hari Lahir ke-2 Tsaqi, semoga umurnya berkah selalu, jadi anak sholehah dan bantu Ayah Ibu masuk surga ya, semoga weaning with love kita berjalan lancar :*
Tsaqi lagi Bobo, 2 Tahun lalu. Kekenyangan IMD + udah mandi |
malam sebelumnya....
Ayah : nggak nyangka ya, besok umur Tsaqi udah taun, padahal kayanya baru kemaren...
Ibu : iya, cepet banget ya....
Ayah : kayanya kemaren masih segini (red: kecil), sekarang udah loncat-loncat kaya bola bekel, hahaha
Ibu : hahaha, iya, akhirnya sampe juga 2 taun nyusuin Tsaqi :)
- Mengapa harus menyusui Tsaqi?
- Mengapa Tsaqi harus nyusu sampai 2 taun?
- Mengapa Tsaqi cuma nyusu sampai 2 taun?
- Mengapa harus DUA TAHUN Menyusui?
Ibu cuma bisa kasih jawaban: Karena Allah bilang Dua Tahun :)
Seperti yang Allah tuliskan dalam Surat Al Baqarah: 233
Surat Al Baqarah 233 : Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. [Sumber: Al Qur'an Indonesia] |
Iya, cuma itu alasan Ibu "Ngotot" Menyusui Tsaqi mulai dari Tsaqi lahir sampai dua tahun ini. Bukan alasan yang lain. Dibilang sok agamais, biarin deh :P
Memang banyak alasan yang bisa dijadikan dasar sebagai menyusui anak, seperti di bawah ini:
- Meningkatkan ikatan (bonding) yang kuat antara Ibu dan Anak
- Menyusui lebih hemat secara finansial (keuangan)
- Menurunkan resiko alergi
- ASI membuat IQ anak lebih tinggi, dan menjadi cerdas
- Susu kaleng (Susu Formula) banyak resikonya
- daaaann segudang kelebihan lainnya...
Namun, kelebihan-kelebihan itu bukan menjadi dasar kuat bagi saya menyusui Tsaqi. Saya menyebutnya sebagai BONUS a.k.a Nikmat dari Allah :) Silahkan saja jika mau memakai hal-hal postitif tersebut sebagai dasar menyusui, tidak dilarang juga, hehe.
Proses menyusui itu tidak sulit, tidak juga mudah. Hmmm... tergantung sudut pandang yang dipakai. Jika dalam kondisi yang sulit, tapi masih bisa dicari solusinya dan enjoy, lantas mengapa harus dibilang sulit. Jika dalam kondisi yang mudah, tapi jangan sampai khilaf dan selalu introspeksi, maka bersyukurlah saya :)
Proses menyusui Tsaqi selama dua tahun, seruuu banget, kaya apa ya rasanya, sulit disandingkan dengan perumpaan apapun. Mungkin seperti ini kira-kira ya:
Iya, kira-kira seperti itulah isi pikiran saya. Pengalaman saya menyusui Tsaqi sampai tulisan ini diketik, pikiranlah sebagian besar yang memengaruhi produksi ASI, dan sisanya dipengaruhi kondisi fisik.
Selama proses menyusui, Ayah Irfan Danial memegang peranan sangat penting. Yap! karena dia nahkoda kapal rumah tangganya. Dia sudah lulus jadi Ayah ASI, hehe.
Minggu-minggu pertama kelahiran Tsaqi, Ayah sudah membantu proses laktasi. Jika Tsaqi selesai disusui, lantas, Ayah yang menyendawakan Tsaqi. Hal ini berlangsung sampai umur Tsaqi sekitar 12 bulan. (Berdasarkan info yang kami dapatkan, bayi belum bisa bersendawa sendiri sampai umur 1 tahun). Kadang juga, Ayah yang membantu menggelitiki kuping, wajah, kaki dan hampir seluruh bagian tubuh Tsaqi jika menyusui. Nah, kalau yang ini nih Tsaqi ratunya! Tsaqi termasuk anak yang suka tidur (masih berlangsung sampai sekarang dan mungkin seterusnya). Tidak perlu untuk me-Nina Bobo-kan Tsaqi. Cukup beri Tsaqi Udara Sejuk (dengan AC), Kasur Empuk dan Guling. Lalu beberapa menit kemudian akan terlelap pulas.
Jadwal rutin Tsaqi nyusu waktu masih newborn memang tetap 2-3 jam sekali. Tapi, caranya itu yang unik, apalagi ketika malam. Kalau bobonya lagi awet dan pules banget, musik ondel-ondel pun nggak akan sanggup membangunkannya. Jadi yang kami lakukan adalah mengambil posisi, saya menggendongnya dengan posisi menyusui, sementara Ayah siap sedia menggelitik seluruh badan Tsaqi. Jika Tsaqi berhenti menyedot susu (dengan mata tetap merem), maka Ayah akan mengelitikinya lagi, begitu seterusnya. Ibaratnya seperti menyalakan mainan yang menggunakan dinamo ya, haha. Nah, kalo lagi ingat nyusu, maka di malam hari dia akan menangis dengan kencang (masih dengan mata merem), lalu saya susui (masih dengan mata merem), dan kalo sudah kenyang Tsaqi sendiri yang menyudahi (masih dengan mata merem). Iyes, seperti nyusu dalam mimpi ya. Walopun mata Tsaqi terpejam, Ayah tetep menyendawakannya :)
The amount of Breast Milk is not affected by large or small breast, but by MIND, SPIRIT, FOOD, and THE PEOPLE including POSITIVE THINGS that are around you. Do You STILL DENY THE GIFT that ALLAH SWT gives? [saya post ini sekitar 1 tahun lalu di salah satu media jejaring sosial]
Tsaqi disendawain Ayah: "Aaaarh..." |
Selama proses menyusui, Ayah Irfan Danial memegang peranan sangat penting. Yap! karena dia nahkoda kapal rumah tangganya. Dia sudah lulus jadi Ayah ASI, hehe.
Minggu-minggu pertama kelahiran Tsaqi, Ayah sudah membantu proses laktasi. Jika Tsaqi selesai disusui, lantas, Ayah yang menyendawakan Tsaqi. Hal ini berlangsung sampai umur Tsaqi sekitar 12 bulan. (Berdasarkan info yang kami dapatkan, bayi belum bisa bersendawa sendiri sampai umur 1 tahun). Kadang juga, Ayah yang membantu menggelitiki kuping, wajah, kaki dan hampir seluruh bagian tubuh Tsaqi jika menyusui. Nah, kalau yang ini nih Tsaqi ratunya! Tsaqi termasuk anak yang suka tidur (masih berlangsung sampai sekarang dan mungkin seterusnya). Tidak perlu untuk me-Nina Bobo-kan Tsaqi. Cukup beri Tsaqi Udara Sejuk (dengan AC), Kasur Empuk dan Guling. Lalu beberapa menit kemudian akan terlelap pulas.
Jadwal rutin Tsaqi nyusu waktu masih newborn memang tetap 2-3 jam sekali. Tapi, caranya itu yang unik, apalagi ketika malam. Kalau bobonya lagi awet dan pules banget, musik ondel-ondel pun nggak akan sanggup membangunkannya. Jadi yang kami lakukan adalah mengambil posisi, saya menggendongnya dengan posisi menyusui, sementara Ayah siap sedia menggelitik seluruh badan Tsaqi. Jika Tsaqi berhenti menyedot susu (dengan mata tetap merem), maka Ayah akan mengelitikinya lagi, begitu seterusnya. Ibaratnya seperti menyalakan mainan yang menggunakan dinamo ya, haha. Nah, kalo lagi ingat nyusu, maka di malam hari dia akan menangis dengan kencang (masih dengan mata merem), lalu saya susui (masih dengan mata merem), dan kalo sudah kenyang Tsaqi sendiri yang menyudahi (masih dengan mata merem). Iyes, seperti nyusu dalam mimpi ya. Walopun mata Tsaqi terpejam, Ayah tetep menyendawakannya :)
Saya memang bukan Ibu Rumah Tangga yang Full Time Mother (FTM). Setiap Senin - Jum'at, pukul 08.00 - 17.00 saya bekerja di salah satu Lembaga Peradilan di Indonesia :) Iyes, I'm a PNS --> Pegawai Negeri Sipil. Akan tetapi, sebagai working mom, tidak menyurutkan langkah saya menyusui Tsaqi. Sejak lahir Tsaqi ke dunia, tepatnya di umurnya yang baru 4 hari, saya sudah mulai menyetok ASI. Saya memerah pakai pompa manual, tapi karena selama 4 hari pertama mencoba mengalami ketidaknyamanan dan ketidakpuasan, akhirnya beralih ke langkah manual.
Peralatan Tempur untuk Nyetok ASIP :) |
Intinya, saya bersyukur sama Allah SWT, Alhamdulillah *tereaaaaak yg kenceng, hehehe
Waktu cuti melahirkan pun sudah habis. (Cuti melahirkan untuk PNS, yaitu 3 bulan: 1 bulan sebelum melahirkan dan 2 bulan setelah melahirkan.) Kembali bekerja, proses menyusui pun juga tidak selalu berjalan mulus kaya pipi Tsaqi *hehehe. Pasti adaaaa aja yang memengaruhi produksi ASI. Tapiii, satu yang pasti, pas udah masuk kantor, saya bisa memanfaatkan kulkas kantor sebagai tempat tambahan untuk menyimpan ASIP. Memang saya sudah memakai kulkas 2 pintu di rumah (1 kulkas khusus pribadi, 1 kulkas freezernya punya nyokap, hehe), tapi itu masiiih kurang. Akhirnya numpang deh di freezer kulkas kantor *itu pun saingan sesama mama perah, hehe.
Tsaqi pegang sendiri Botol susu :) |
Oia, selama saya bekerja, Tsaqi menyusu pakai botol. Namun, hal tersebut tidak berlangsung lama, sejak Tsaqi punya gigi (5,5 bulan) dan makin mantap duduknya. Tsaqi nggak mau lagi pakai botol. Sebenarnya, Tsaqi itu termasuk yang pemilih, bayangin aja, sedari umur 1 bulan dicobain minum ASIP pakai botol dengan berbagai jenis dot, cup feeder, sendok, pipet, dll, Dia nggak mau cyiiin. Maunya langsung nyusu dari emaknya. Jadilah selama 1 bulan menjelang masuk saya ketar-ketir, sampai akhirnya 1 hari menjelang saya masuk kantor, dia baru mau, itu pun nyusunya hanya sedikit. Jadilah selama saya bekerja, Tsaqi menyusu pakai botol hanya sampai umur 8 bulan (tanpa mengganti dot yang masih ukuran newborn dan sudah sedikit sobek, hehe). Tsaqi pinter banget dey!
Jadinya, sejak umur Tsaqi 8 bulan, kalau minum susu (ASIP), langsung dari botol kaca ASIP-nya dengan memakai sedotan. Bahkan, kalau dia lagi iseng, diteglek gitu ajah duonksss. hahaha. Belepetan? Iyes, sudah pasti ituh, biarin deh. Kalau nggak gitu, dia nggak akan belajar duonkss.
Tsaqi lulus S2 ASI :) |
Tsaqi, hari makin hari makin tambah cuantik *kaya ibunya, (*yang baca jangan ngiri). Memasuki umur enam bulan, Tsaqi sudah harus mengonsumsi Makanan Pendamping ASI (MPASI). Lantas saya pun dengan dikomandoin Nyokap, makin semangat membuat makanan buat Tsaqi. Yaiyalah semangat, wong bikinin makanan buat bocah, ga ada rasanya juga pasti dimakan dan diabisin kan yak.. hahaha. Weitzzzz, tapi bukan itu alasannya. Saya cuma pengen, kalau memang bisa masak buat Tsaqi, ya harus diusahakan, emak-emak yang laen aja bisa masakin buat anaknya. Nyokap saya aja nggak pernah ngasih saya makanan buatan orang laen, apalagi makanan instan. It's a BIG NO NO :D
Ternyata permirsaaaah, mulai MPASI pun, tidak memengaruhi jumlah konsumsi susu Tsaqi. Selama saya bekerja saja, dia mampu menghabiskan susu sebanyak 6- 8 botol @ 100ml. Yaiyalaaaayaw, namanya juga MPASI, yang tetep utamanya ya ASI duonk! hahaha. Sampai umur Tsaqi 1 tahun, dia masih suka mengonsumsi 6-7 botol ASIP selama saya kerja, dan malamnya pun nyusu terus nempel kaya cicak, hahaha.
Kejar tayang stock ASIP juga beberapa kali saya alami. Kejar Tayang yang alami disini adalah menurunnya jumlah stock ASIP (tapi masih mencukupi stock untuk beberapa hari kedepan), dan stock meres ASI hari ini ya untuk besok. Itulah mengapa untuk urusan stock menyetok ASIP saya rada ngotot, karena saya nggak tau apa yang akan terjadi nanti. Jadi ya sebisa mungkin, sesering mungkin, sesedikit mungkin saya selalu menyetok ASIP.
Jadi ingat waktu Ramadhan tahun 2011. Saya puasa, nyusuin Tsaqi, dan juga tetap nyetok ASIP. Wuiiih, cobaan kala itu berat banget. Bayangin aja, kalo lagi nggak puasa aja, habis nyusuin lapernya bukan maennn. Nah ini, habis nyetok ASIP di kantor dan sedang puasa, yang ada malah keliyengan, tensi drop. Tapi, saya nggak nyerah, dan tetap puasa. Seperti yang Suami selalu bilang: Diusahain aja dulu, liat nanti. Well, sekali lagi, pengaruh Ayah a.k.a Suami berpengaruh kan. Balik lagi soal Puasa Ramadhan, jadi ya selama masih menyusui Tsaqi, saya sahur yang buanyaaak, makan minum yang banyaaak. Ketika bedugh maghrib bertabuh, saya pun menyegerakan berbuka. Terutama banyak mengonsumsi air putih.
Demikian juga waktu menjalani Puasa Ramadhan tahun lalu, Alhamdulillah, nggak bolong puasa karena menyusui. Ada juga beberapa teman yang memilih tidak berpuasa, karena kalau puasa membuat produksi ASI berkurang. Bahkan ada juga teman yang ketika berpuasa, anaknya tidak mau lagi menyusu karena rasa ASI-nya berubah. Nah, silahkan saja jika memang itu menjadi alasan untuk tidak berpuasa Ramadhan. Tidak ada larangannya :)
Hmmm.... Soal rasa ASI yang berubah, saya nggak pernah nyobain rasa ASI pas lagi puasa berubah atau nggak. hehe. Tapi, Alhamdulillah, Tsaqi asoy geboy ajah. Oleh karena itu, saya bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan (tentunya dengan ijin Allah) dengan baik. Jadi keinget kalau ada yang nanya, Udah pernah nyobain ASI? Tandanya ASI rusak gimana?. Nah, saya punya pengalaman sendiri soal ini. Jadi waktu masih cuti lahiran itu (bukan bulan Ramadhan lho), saya agak sedikit bereksperimen. Saya nyobain rasa ASI, kalau makan ini itu dalam porsi yang agak berlebih dibanding makanan/minuman lainnya, dan memang ternyata berpengaruh. Misalnya saja, jika lebih banyak mengonsumsi yang manis, ASI akan terasa lebih manis, dan juga berbau manis.
Saya juga pernah sengaja "merusak" stock ASIP dengan cara meletakkan ASIP beku di chiller selama lebih dari 1 x 24 jam, lalu meletakkannya di luar kulkas (suhu ruang) selama lebih dari 6 jam. Pengen tau aja berapa lama ketahanan ASI tersebut. Kesimpulannya adalah, ASIP yang rusak itu akan berbau menyengat, warnanya berubah. Soal rasanya, nggak mau nyobain, takut trauma dan nanti malah memengaruhi produksi ASI, *wueee alesan :P
Jadi, ya memang Tsaqi tokoh utamanya. Alhamdulillah deh, Tsaqi asyik-asyik ajah mengomsumsi ASIP. Kalau diingat-ingat, apa sebenarnya porsi menyusui Tsaqi pernah berkurang, saya rasa tidak. Mungkin di satu waktu Tsaqi ogah-ogahan menyusu, entah lagi sakit atau juga tidak mau minum ASIP, tapiiii pasti Tsaqi akan "membalasnya" di lain waktu. Iyes, saya kelepek-kelepek kalau tingkah dia udah kaya gitu. Badan ini rasanya kaya abis diperes, abis turun naek gunung, dan pengennya tiduran ajah, lemesss abiesss. Belum lagi kalau selama menyusui itu, Tsaqi pasti nggak bisa diem. Tidak ada satu pun anggota badan Tsaqi yang bisa tenang ketika menyusu. Mata, Alis, Tangan, Kaki, hingga Kaki pasti bergerak-gerik. Sooo pasti selama menyusui pun dia basah keringet.
Aiiih Tsaqi, bener-bener nggak kerasa, udah 2 tahun berlalu ya Qi. Makin hari kami makin kompak. Tentunya, semua itu nggak terlepas dari dukungan orang-orang disekitar, terutama Ayah yang sampai tulisan ini dibuat pun masih mau dan rajin mengingatkan dan menyiapkan cooler bag + aksesorisnya yang biasa saya bawa ke kantor. Tengkiu Ayah, LopUsoMuch dech....
Sekarang, Tsaqi sudah dua tahun, (sudah potong kue), sudah waktunya memasuki tahap lebih tinggi lagi. Iya kan qi, Janji Kelingking! Ingat ya Qi, Allah bilang sampai 2 tahun, dimulai dengan Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
Selamat buat Tsaqi, Selamat buat Saya, Selamat buat Ayah, dan Selamat buat semuanya atas keberhasilannya membantu menyusu Tsaqi selama dua tahun. Terima Kasih buat Tsaqi, Terima Kasih buat Saya, Terima Kasih buat Ayah, dan Terima Kasih buat semuanya yang sudah membantu proses menyusu Tsaqi.
Mariii Tsaqi, Saya, Ayah dan semuanya, kita masuki lagi tahap yang lebih keren. Menyapih dengan Cinta, bahasa kerennya Weaning with Love (WWL). Dimulai dengan cinta, maka diakhiri dengan cinta, tanpa tipu-tipu, tanpa jampe-jampe, tanpa paksa-paksa :*
Dua Tahun Meng-ASI-hi Tsaqi, maka disudahi dengan kasih dan cinta juga.
Semoga proses WWL kita berjalan lancar ya Qi, dan Ayaaaaah (tereak yang super kenceng) Ayooo kita kerjasama lagi, supaya kita naik grade lagi :)
Bismillah (^_^)
Jadi ingat waktu Ramadhan tahun 2011. Saya puasa, nyusuin Tsaqi, dan juga tetap nyetok ASIP. Wuiiih, cobaan kala itu berat banget. Bayangin aja, kalo lagi nggak puasa aja, habis nyusuin lapernya bukan maennn. Nah ini, habis nyetok ASIP di kantor dan sedang puasa, yang ada malah keliyengan, tensi drop. Tapi, saya nggak nyerah, dan tetap puasa. Seperti yang Suami selalu bilang: Diusahain aja dulu, liat nanti. Well, sekali lagi, pengaruh Ayah a.k.a Suami berpengaruh kan. Balik lagi soal Puasa Ramadhan, jadi ya selama masih menyusui Tsaqi, saya sahur yang buanyaaak, makan minum yang banyaaak. Ketika bedugh maghrib bertabuh, saya pun menyegerakan berbuka. Terutama banyak mengonsumsi air putih.
Demikian juga waktu menjalani Puasa Ramadhan tahun lalu, Alhamdulillah, nggak bolong puasa karena menyusui. Ada juga beberapa teman yang memilih tidak berpuasa, karena kalau puasa membuat produksi ASI berkurang. Bahkan ada juga teman yang ketika berpuasa, anaknya tidak mau lagi menyusu karena rasa ASI-nya berubah. Nah, silahkan saja jika memang itu menjadi alasan untuk tidak berpuasa Ramadhan. Tidak ada larangannya :)
Hmmm.... Soal rasa ASI yang berubah, saya nggak pernah nyobain rasa ASI pas lagi puasa berubah atau nggak. hehe. Tapi, Alhamdulillah, Tsaqi asoy geboy ajah. Oleh karena itu, saya bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan (tentunya dengan ijin Allah) dengan baik. Jadi keinget kalau ada yang nanya, Udah pernah nyobain ASI? Tandanya ASI rusak gimana?. Nah, saya punya pengalaman sendiri soal ini. Jadi waktu masih cuti lahiran itu (bukan bulan Ramadhan lho), saya agak sedikit bereksperimen. Saya nyobain rasa ASI, kalau makan ini itu dalam porsi yang agak berlebih dibanding makanan/minuman lainnya, dan memang ternyata berpengaruh. Misalnya saja, jika lebih banyak mengonsumsi yang manis, ASI akan terasa lebih manis, dan juga berbau manis.
Saya juga pernah sengaja "merusak" stock ASIP dengan cara meletakkan ASIP beku di chiller selama lebih dari 1 x 24 jam, lalu meletakkannya di luar kulkas (suhu ruang) selama lebih dari 6 jam. Pengen tau aja berapa lama ketahanan ASI tersebut. Kesimpulannya adalah, ASIP yang rusak itu akan berbau menyengat, warnanya berubah. Soal rasanya, nggak mau nyobain, takut trauma dan nanti malah memengaruhi produksi ASI, *wueee alesan :P
Tsaqi Lagi Nyusu. Matanya, Tangannya, Kakinya, bahkan Badannya Tak Bisa Diam. Semua Bergerak dan Menjadi Keringat. |
Aiiih Tsaqi, bener-bener nggak kerasa, udah 2 tahun berlalu ya Qi. Makin hari kami makin kompak. Tentunya, semua itu nggak terlepas dari dukungan orang-orang disekitar, terutama Ayah yang sampai tulisan ini dibuat pun masih mau dan rajin mengingatkan dan menyiapkan cooler bag + aksesorisnya yang biasa saya bawa ke kantor. Tengkiu Ayah, LopUsoMuch dech....
Sekarang, Tsaqi sudah dua tahun, (sudah potong kue), sudah waktunya memasuki tahap lebih tinggi lagi. Iya kan qi, Janji Kelingking! Ingat ya Qi, Allah bilang sampai 2 tahun, dimulai dengan Bismillah dan diakhiri dengan Alhamdulillah.
Tsaqi 2 Tahun. Selamat Milad Tsaqi, semoga umurnya berkah selalu dan bermanfaat hingga akhir nanti. Semoga Tsaqi tambah sholehah dan membantu Ayah Ibu dan sesama menuju Surga :) |
Selamat buat Tsaqi, Selamat buat Saya, Selamat buat Ayah, dan Selamat buat semuanya atas keberhasilannya membantu menyusu Tsaqi selama dua tahun. Terima Kasih buat Tsaqi, Terima Kasih buat Saya, Terima Kasih buat Ayah, dan Terima Kasih buat semuanya yang sudah membantu proses menyusu Tsaqi.
Mariii Tsaqi, Saya, Ayah dan semuanya, kita masuki lagi tahap yang lebih keren. Menyapih dengan Cinta, bahasa kerennya Weaning with Love (WWL). Dimulai dengan cinta, maka diakhiri dengan cinta, tanpa tipu-tipu, tanpa jampe-jampe, tanpa paksa-paksa :*
Dua Tahun Meng-ASI-hi Tsaqi, maka disudahi dengan kasih dan cinta juga.
Semoga proses WWL kita berjalan lancar ya Qi, dan Ayaaaaah (tereak yang super kenceng) Ayooo kita kerjasama lagi, supaya kita naik grade lagi :)
Bismillah (^_^)
Nisa.... You Rock!
BalasHapusAlhamdulillah...
Hebattttt dunia-akhirat (insyaaAllah, aamiiin)!