Rabu, 24.07.2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Lanjutan.....
Lanjutan.....
Pengagungan Terhadap Ilmu (bagian 3).
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.
Untuk melihat materi sebelumnya, bisa baca disini, Pengagungan Terhadap Ilmu (Bagian 2).
Syekh Dr. Sholeh bin Abdillah ibn Hamad Al Ushoimiy Hafizhahullah dalam Muqaddimah Kitab Khulashah Ta’zhimil Ilmi, banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri.
Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu, maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut. Sebaliknya, barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu, maka akan semakin kurang bagiannya.
20 Perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu:
Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu, maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut. Sebaliknya, barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu, maka akan semakin kurang bagiannya.
20 Perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu:
9. Sabar dalam menuntut ilmu dan menyampaikan ilmu. Menghafal membutuhkan kesabaran. Memahami membutuhkan kesabaran. Menghadiri majelis ilmu membutuhkan kesabaran. Demikian juga menjaga hak seorang guru, membutuhkan kesabaran. Berkata Yahya ibnu Abi Katsiirin:
لا يُسْتَطَاعُ العلمَ بِرَاحَةِ الجِسْم
"Tidak didapatkan ilmu dengan badan yang berleha-leha."
Demikian pula menyampaikan dan mengajarkan perlu kesabaran. Duduk bersama dengan para penuntut ilmu perlu kesabaran. Memahamkan mereka perlu kesabaran. Demikian pula menghadapi kesalahan-kesalahan mereka perlu kesabaran.
10. Memperhatikan adab-adab ilmu. Ilmu yang bermanfaat didapatkan diantaranya dengan memperhatikan adab yang mencakup adab terhadap diri di dalam pelajaran, adab terhadap guru, teman dan lain-lain. Orang yang beradab di dalam ilmu, berarti dia mengagungkan ilmu. Maka dia dipandang sebagai seorang yang berhak untuk mendapatkan ilmu tersebut. Adapun orang yang tidak beradab, maka dikhawatirkan ilmu akan sia-sia jika disampaikan padanya. Berkata Ibnu Siirin:
كانوا يتعلمون الهَدْيَ كما يتعلمون العلم
"Dahulu mereka mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu."
Bahkan, sebagian salaf mendahulukan mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu. Banyak diantara penuntut ilmu tidak mendapatkan ilmu karena menyia-nyiakan adab.
11. Menjaga ilmu dari apa yang menjelekkannya. Hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga wibawanya karena apabila dia melakukan sesuatu yang merusak wibawanya sebagai seorang penuntut ilmu, berarti dia telah merendahkan ilmu. Contohnya, terlalu banyak menoleh di jalan, berteman akrab dengan orang-orang fasik, dan lain-lain.
12. Memilih teman yang sholeh. Seorang penuntut ilmu perlu teman yang membantu untuk mendapatkan ilmu dan bersungguh-sungguh. Teman yang tidak baik, akan memberi pengaruh yang tidak baik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل
"Seseorang berada diatas agama teman akrabnya, maka hendaklah salah seorang diantara kalian melihat dengan siapa dia berteman akrab."
(Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud, dan At-Tirmizi)
Bersambung.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar