Alhamdulillah sudah memasuki Ramadhan, bulan yang penuh ampunan. Semoga ditengah wabah Covid-19 ini kita selalu diberikan kesahatan dan keberkahan di bulan yang penuh rahmah ini.
Beberapa minggu terakhir ini saya ikut kelas daring, yaitu Matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP). Kelas pengantar yang tergabung di batch 8 ini memberikan informasi seputar pedoman dan acuan yang digunakan untuk kami penjelajah dalam mengarungi samudera. Harapannya semoga para penjelajah dapat sampai tujuan dengan selamat, sehat sentosa, dan tidak tersesat.
Kelas dimulai dengan perkenalan dengan Widyaiswara yang akan berbagi ilmu dan pengalamannya dalam penjelajahan samudera ini. Lalu setelah itu, para penjelajah dibantu untuk mempersiapkan bekal dalam mengarungi samudera.
Rasanya deg-degan campur aduk waktu kelas dimulai karena tidak tahu apa yang akan dihadapi di depan nanti. Setiap ada info terbaru di facebook group IIP, grup WhatsApp Matrikulasi HIMA 8 Jakarta selalu ramai. Banyak info dan pengalaman yang diceritakan teman-teman penjelajah. Saling dukung dan saling memberi semangat.
Pada matrikulasi ini juga ingi meyakinkan para penjelajah bahwa IIP ini adalah salah satu tempat yang benar, baik dan bermanfaat dalam meningkatkan diri. Para penjelajah juga dikonfirmasi kembali dengan jenis ragam kegiatan yang hendak diikutinya nanti.
Dalam matrikulasi ini, saya menyadari, IIP adalah salah satu tempat yang benar untuk meng-upgrade diri karena InsyaAllah dipandu para professional yang akan berbagi pengalaman dan pengetahuannya sesuai kemampuan dan keilmuan yang dimilikinya untuk menjadi diri yang lebih baik lagi.
Institut ini juga salah satu tempat yang baik karena di dalamnya terdapat orang-orang yang akan saling mengingatkan, mendukung dan membersamai dalam rangka mengenali potensi diri untuk menjadi diri yang lebih baik, sehat dan bahagia.
Maka dari itu, IIP menjadi salah satu tempat bermanfaat dengan banyak hal baru yang tidak diketahui. Hal ini dapat menambah pengetahuan untuk lebih dalam mengenali potensi diri sehingga dapat meningkatkan kualitas diri, keluarga, dan masyarakat.
Selama menjelajah di kelas matrikulasi, para penjelajah juga harus cermat menemukan teka teki tentang semua boleh kecuali yang tidak boleh. Ketika mencari jawaban teka-teki ini, saya berulang kali membaca petunjuk yang ada. Bukan takut salah menjawab, tapi apakah jawabannya yang saya berikan sudah baik? Semoga iya, hehehe...
Ada beberapa prinsip baik yang dianut oleh IIP yang juga sebenarnya prinsip ini sangat baik dan dipakai dalam keseharian juga.
Bahasan yang dilarang untuk para Penjelajah:
1. Kritik
2. Ghibah
3. Fitnah
4. Suku, Agama, Ras dan Anggota Tubuh (SARAT)
5. Khilafiyah
6. Kepentingan
Keenam hal tersebut memang tidak patut juga dilakukan dimana pun, bukan hanya di IIP. Pasalnya hal tersebut hanya akan membawa dampak negatif pada yang membicarakannya tanpa ada solusi nyata.
Prinsip berkomunitas ini benar-baik-bermanfaat baik di dalam maupun di luar, karena memikirkan semua anggotanya dapat berinteraksi dengan lancar. Sehingga tercipta situasi dan kondisi yang aman, nyaman serta tentram dalam berkomunitas.
Untuk dapat berlayar dengan mantab dan gagah berani, para penjelajah juga harus mengetahui Code of Conduct IIP. Setelah mengetahuinya, para penjelajah dapat meresapi dan tentu saja melaksanakannya. Nah, apa saja aksi yang bisa kulakukan untuk membumikan CoC? Silahkan cekidot:
1. Dahulukan adab dalam menuntut ilmu.
2. Berpartisipai aktif dan bertanggungjawab.
3. Melakukan publikasi baik offline atau online secara bermartabat dan bertanggungjawab.
Aksi tersebut baik karena salah satu cara untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat adalah dengan memperhatikan dan mengutamakan adab terlebih dahulu. Berkata Ibnu Sirin, “Dahulu mereka mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu”. Mahasiswa IIP yang menuntut ilmu juga harus ikhlas dalam mencari ilmu. Bersihkan hati lalu isi dengan keikhlasan, dengan demikian maka ilmu dapat diserap dan diamalkan dengan baik. Oleh karenanya jika tidak memperhatikan adab, maka hanya akan merugikan diri sendiri dan juga komunitas karena tidak menghargai ilmu yang sudah diberikan.
Aksi tersebut bermanfaat karena akan memandu perilaku mahasiswa dalam menuntut ilmu di IIP. Dengan demikian proses menuntut ilmu akan berjalan lancar dan terkendali, mulai dari hulu ke hilir, mulai dari penyampaian ilmu, diskusi, hingga pengumpulan misi (tugas). Maka tujuan yang diharapkan mahasiswa dan komunitas akan tercapai dengan baik dan memiliki manfaat bagi sesama.
Selama menjalankan misi ke misi, ada rasa tidak karuan, banyakan deg-degan-nya. Kadang kepikiran apa beneran bisa menjalankan misinya. Soalnya waktu dua minggu awal mengerjakan misi kondisi di rumah sedang tidak kondusif karena anak-anak sakit dan diopname. Namun, MasyaAllah, terharu banget ternyata manteman dari HIMA Jakarta baiknya super duper. Mereka selalu mengingatkan para penjelajah seperti saya ini. Kadang malu juga kalo sampe dapet japrian WA untuk mengerjakan tugas. Bukannya tidak komitmen ikut ini, tapi Qodarullah ada yang harus diprioritaskan dahulu.
Alhamdulillah bisa ada dititik ini, tentunya semua berkat bantuan dan dukungan dai manteman juga yang saling mengingatkan.
Semoga ke depannya semakin bisa aktif berkontribusi dan berpartisipasi.
Wassalamu'alaikum...
Annisa Lestari
3119209125