Sabtu, 21 Maret 2020

6 Hari Di Rumah Aja

Assalamu’alaikum,

Hari ini memasuki hari keenam #dirumahaja setelah himbauan tentang Social Distancing akibat dari mewabahnya Covid-19 dari orang nomer 1 di Indonesia pada Minggu (15/3) lalu.

"Dengan kondisi ini, saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah"
Presiden Joko Widodo

Jakarta, tempat tinggal saya, menjadi salah satu kota dengan kasus terbanyak. Bahkan, data hingga per 21 Maret 2020 pukul 08.00 WIB, total sebanyak 258 kasus yang positif terinfeksi Covid-19. Sebanyak 157 orang dirawat, 71 orang isolasi mandiri, 17 orang dinyatakan sembuh, dan 23 orang meninggal dunia karena terkena Covid-19. (Sumber: JAKARTA TANGGAP COVID-19)

انا لله وانا اليه راجعون

Senin, (16/3), saya masih ke kantor yang berada di dekat Monas, karena belum ada surat edaran perihal Kerja Dari Rumah (KDR) atau Work From Home (WFH). Saat perjalanan ke kantor, suasana masih terlihat seperti biasa, bahkan cenderung agak lowong. Namun, halte-halte transjakarta terlihat sangat padat dengan antrian yang mengular. Hal tersebut karena adanya pembatasan jumlah penumpang di dalam bus transjakarta untuk meminimalisir penyebaran Virus Corona. Di sepanjang jalan juga masih terlihat pedagang keliling dan warung-warung kecil yang buka. Warga pun masih berinteraksi seperti biasa.

Setibanya di kantor pun akhirnya baru diinfokan bahwa beberapa kegiatan dibatalkan. Akhirnya menjelang siang sudah ada keputusan untuk KDR selama dua pekan. Sementara suami masih bekerja seperti biasa. Sambil menunggu jam pulang kantor, pukul 16.00 WIB, saya mempersiapkan barang-barang yang hendak dibawa pulang untuk dicuci atau memang dibutuhkan di rumah.

Selama perjalanan pulang dari kantor hingga ke rumah, aktivitas masih terlihat seperti biasa, terkecuali Monas yang sudah ditutup sejak Sabtu (14/3). Tidak terlihat lagi warga yang berolahraga di dalam Monas. Ada beberapa yang berolahraga di luar pagar Monas, itu hanya sedikit jumlahnya. Akan tetapi, terlihat warga masih berinteraksi seperti biasa, tanpa jaga jarak.

Sementara, sekolah anak-anak sudah menginformasikan kegiatan belajar mengajar selama dua pekan dilakukan secara jarak jauh, Belajar Dari Rumah (Study From Home). Program pengajaran untuk anak-anak diinfokan melalui WhatsApp, dan anak-anak bersama orangtua harus membuat laporan sesuai batas waktu yang ditentukan setiap harinya. Alhamdulillah hingga hari ini kegiatan belajar anak-anak di rumah masih berjalan lancar, meski kadang tidak sesuai waktunya.

Selasa (17/3), saya harus ke sekolahan untuk mengambil barang anak-anak di loker, karena sekolah akan disterilisasi. Selepas dari sekolah, saya mampir ke pasar untuk membeli beberapa kebutuhan pokok. Selama berada di luar rumah itu, saya masih mendapati warga beraktivitas seperti biasa. Masih ada warga yang berkumpul dan bercengkrama di depan rumahnya, di pinggir jalan, atau di warung-warung. Di pasar pun, penjual dan pembeli tidak menjaga jarak seperti himbauan dari pemerintah. Tetap saja berdesakan.

Rabu ba'dha maghrib, saat sedang mencuci piring saya masih mendengar suara Jangkung, tukang nasi goreng keliling di permukiman kami. Biasanya suara benturan sodet dan wajannya terdengar hingga pukul 01.00 dini hari. Pasalnya, di pemukiman sini banyak kos-kosan atau kontrakan yang dihuni para pekerja harian, mulai dari cleaning service hingga pengemudi ojek daring (ojek online).

Saat pukul 21.00 WIB, suara Jangkung sudah tidak terdengar lagi. Bahkan ketika saya terbangun pukul 00.30 WIB, sunyi sekali. Apakah pembelinya berkurang karena dampak corona?
Ternyata, saat Kamis dan Jum'at malam, hanya beberapa kali terdengar gosekan suara sodetnya sesudah adzan isya. Setelah itu, sunyi. Tidak ada lagi warga yang nongkrong di depan rumah hingga malam hari. Meski anak-anak di rumahkan, tapi tidak ada anak-anak yang bermain di jalanan.

Namun, para pedagang keliling tetap beraktivitas seperti biasa menjajakan dagangannya, mulai dari tukang jamu, tukang roti, hingga tukang yakult. Tidak ada perubahan dari mereka, yang ada hanya semakin jarang yang memanggil mereka untuk membeli dagangannya. Tentu ini berkaitan dengan semakin merebaknya virus Corona, terutama di lingkungan rumah. Berdasarkan data dari pemerintah, sudah ada kasus positif di sekitar kelurahan seberang, mulai dari kelurahan Rawasari, Cempaka Putih Barat hingga Kayu Putih. Alhamdulillah di kelurahan Cempaka Putih Timur tempat tinggal saya, tidak ada kasus.

Selama #dirumahaja ini, saya dan anak-anak berjemur di depan rumah, jika tidak hujan tentunya. Ternyata, beberapa tetangga juga ikut berjemur, semakin banyak orang dewasa yang berjemur. Alhamdulillah, sepertinya ada perubahan positif dari dampak wabah Corona, kesadaran masyarakat akan kesehatan meningkat.

Beberapa kali, odong-odong masih melintas membawa penumpang dari dan ke pasar Rawasari. Tidak ada perubahan aktivitas, tidak ada social distancing. Akan tetapi, semakin kesini, semakin banyak saya dapati penumpangnya memakai masker. Sepertinya sudah mulai ada peningkatan kesadaran akan wabah Corona ini.

Semoga kesadaran masyarakat, terutama rakyat kecil semakin meningkat tentang social distancing ini demi mencegah penyebaran virus Corona. Semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala mempermudah rezeki para pekerja harian yang terpaksa harus menghentikan aktivitasnya.

Kami sekeluarga sangat bersyukur bisa berkumpul hanya di rumah saja, daripada diisolasi di ruang tertutup . Alhamdulillah masih bisa makan makanan yang dimau dan masak sendiri. Tidak terbayangkan jika sampai sakit dan makanan sulit dicerna. Semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala teguhkan dan sabarkan orang-orang yang di rumah aja.

Semoga dengan #dirumahaja dapat membantu menurunkan penyebaran wabah. Semoga Allah Subhanallahu Wa Ta'ala mudahkan para tenaga kesehatan dan angkat penyakit para pasien.

Semangaaaat, masih ada seminggu tersisa #dirumahaja.
Semoga dampaknya semakin membaik :)




9 komentar:

  1. Semoga makin meningkat ya kesadaran orang yang tidak penting2 banget untuk berkeliaran diluar rumah..sehingga mata rantai covid-19 terputus.aamiin

    BalasHapus
  2. Semoga semua segera berlalu...aamiin yaa Rabb

    BalasHapus
  3. Aamiin, semoga semua cepat berlalu ya mba 🙂

    BalasHapus
  4. Aamiin, saya pun di Jkt merasakan hal yg sama mba, utk pedagang kecil tetap berjualan seperti biasa krna mgkin memang hanya itu sumber penghasilan, kasian krna pembelinya pastilah berkurang

    BalasHapus
  5. kreatifnya nih kegiatan d rumah, aku malah udah 2 minggu nih dirumahaja mba..semoga segera berlalu ya

    BalasHapus
  6. aamiin semoga wabahnya cepat berlalu

    BalasHapus
  7. Semoga musim covid ini segera berlalu..aamiin..

    BalasHapus