Rabu, 24 Juli 2019

HSI - Pengagungan Terhadap Ilmu (Bagian 3)

Rabu, 24.07.2019

Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)

Lanjutan.....

Pengagungan Terhadap Ilmu (bagian 3).
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Untuk melihat materi sebelumnya, bisa baca disini, Pengagungan Terhadap Ilmu (Bagian 2).

Syekh Dr. Sholeh bin Abdillah ibn Hamad Al Ushoimiy Hafizhahullah dalam Muqaddimah Kitab Khulashah Ta’zhimil Ilmi, banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri.
Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu, maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut. Sebaliknya, barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu, maka akan semakin kurang  bagiannya.

20 Perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu:

9. Sabar dalam menuntut ilmu dan menyampaikan ilmu. Menghafal membutuhkan kesabaran. Memahami membutuhkan kesabaran. Menghadiri majelis ilmu membutuhkan kesabaran. Demikian juga menjaga hak seorang guru, membutuhkan kesabaran. Berkata Yahya ibnu Abi Katsiirin:


 لا يُسْتَطَاعُ العلمَ بِرَاحَةِ الجِسْم 

"Tidak didapatkan ilmu dengan badan yang berleha-leha."




Demikian pula menyampaikan dan mengajarkan perlu kesabaran. Duduk bersama dengan para penuntut ilmu perlu kesabaran. Memahamkan mereka perlu kesabaran. Demikian pula menghadapi kesalahan-kesalahan mereka perlu kesabaran.

10. Memperhatikan adab-adab ilmu. Ilmu yang bermanfaat didapatkan diantaranya dengan memperhatikan adab yang mencakup adab terhadap diri di dalam pelajaran, adab terhadap guru, teman dan lain-lain. Orang yang beradab di dalam ilmu, berarti dia mengagungkan ilmu. Maka dia dipandang sebagai seorang yang berhak untuk mendapatkan ilmu tersebut. Adapun orang yang tidak beradab, maka dikhawatirkan ilmu akan sia-sia jika disampaikan padanya. Berkata Ibnu Siirin:

 كانوا يتعلمون الهَدْيَ كما يتعلمون العلم 

"Dahulu mereka mempelajari adab sebagaimana mereka mempelajari ilmu."

Bahkan, sebagian salaf mendahulukan mempelajari adab sebelum mempelajari ilmu. Banyak diantara penuntut ilmu tidak mendapatkan ilmu karena menyia-nyiakan adab.

11. Menjaga ilmu dari apa yang menjelekkannya. Hendaknya seorang penuntut ilmu menjaga wibawanya karena apabila dia melakukan sesuatu yang merusak wibawanya sebagai seorang penuntut ilmu, berarti dia telah merendahkan ilmu. Contohnya, terlalu banyak menoleh di jalan, berteman akrab dengan orang-orang fasik, dan lain-lain.

12. Memilih teman yang sholeh. Seorang penuntut ilmu perlu teman yang membantu untuk mendapatkan ilmu dan bersungguh-sungguh. Teman yang tidak baik, akan memberi pengaruh yang tidak baik. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


الرجل على دين خليله فلينظر أحدكم من يخالل 

"Seseorang berada diatas agama teman akrabnya, maka hendaklah salah seorang diantara kalian melihat dengan siapa dia berteman akrab."
(Hadits hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud, dan At-Tirmizi)




Bersambung.....

Selasa, 23 Juli 2019

HSI - Pengagungan Terhadap Ilmu (Bagian 2)

Selasa, 23.07.2019

Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)

Lanjutan.....

Pengagungan Terhadap Ilmu (bagian 2).
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Untuk melihat materi sebelumnya, bisa baca disini, HSI - Pengagungan Terhadap (Ilmu Bagian 1).

Syekh Dr. Sholeh bin Abdillah ibn Hamad Al Ushoimiy Hafizhahullah dalam Muqaddimah Kitab Khulashah Ta’zhimil Ilmi, banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri.
Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu, maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut. Sebaliknya, barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu, maka akan semakin kurang  bagiannya.

20 Perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu:

5. Menempuh jalan yang benar dalam menuntut ilmu agama. Orang yang salah cara dalam menuntut ilmu, maka dia tidak akan mendapat keinginannya, atau mendapatkan sedikit disertai rasa lelah yang sangat. Cara yang benar dalam mempelajari satu cabang ilmu, yaitu:
  1. Menghafal sebuah matan kitab yang menyeluruh dan dia mengumpulkan perkara-perkara yang raajih atau yang dikuatkan menurut para ulama dibidang tersebut.
  2. Mempelajari ilmu tersebut dari seorang ahli yang bisa dijadikan teladan dan mampu mengajar.
6. Mendahulukan ilmu yang paling penting kemudian yang setelahnya dan setelahnya. Dan ilmu yang paling penting adalah ilmu yang berkaitan dengan ibadah seseorang kepada Allah. yang berkaitan dengan ‘ubudiyah seseorang kepada Allah ‘azza wajalla, seperti: ilmu ‘aqidah, tata cara wudhu, tata cara shalat dan lain-lain.

7. Bersegera untuk mendapatkan ilmu dan memanfaatkan waktu muda, karena waktu muda adalah waktu yang emas untuk mempelajari ilmu agama. 

Berkata Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah:


العلم في الصغر كالنَقْش في الحجر 

Artinya: "Menuntut ilmu diwaktu kecil seperti mengukir di batu". 

Adapun apabila sudah tua maka kebanyakan manusia akan memiliki banyak kesibukan, pikiran dan memiliki banyak koneksi. Kalau dia bisa mengatasi itu semua maka insyaAllah dia mendapatkan ilmu. Para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dahulu mempelajari agama dan mereka sudah berumur.

8. Pelan-pelan didalam menuntut ilmu, karena menuntut ilmu tidak bisa dilakukan serta merta sekali jalan, tetapi diambil ilmu secara pelan-pelan dengan memulai kitab-kitab yang ringkas, menghafal dan memahami maknanya dan jangan kita memulai menuntut ilmu dengan membaca kitab-kitab yang panjang.



Bersambung.....

Senin, 22 Juli 2019

HSI - Pengagungan Terhadap Ilmu (Bagian 1)

Senin, 22.07.2019
Halaqah Silsilah Ilmiah

Pengagungan Terhadap Ilmu (bagian 1).

Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.

Syekh Dr. Sholeh bin Abdillah ibn Hamad Al Ushoimiy Hafizhahullah dalam Muqaddimah Kitab Khulashah Ta’zhimil Ilmi, banyak sedikitnya ilmu seseorang adalah sesuai dengan pengagungan dia terhadap ilmu itu sendiri.

Barangsiapa yang hatinya penuh dengan pengagungan terhadap ilmu, maka hati tersebut pantas menjadi tempat bagi ilmu tersebut. Sebaliknya, barangsiapa yang berkurang pengagungannya terhadap ilmu, maka akan semakin kurang  bagiannya.

20 Perkara yang merupakan bentuk pengagungan terhadap ilmu:


1. Membersihkan tempat ilmu, yaitu hati. Apabila hati bersih, maka ilmu akan berkenan masuk. Semakin bersih maka semakin bersih ilmu tersebut. Hal yang mengotori hati dan ilmu sulit masuk adalah syahwat dan syubhat.

2. Mengikhlaskan niat karena Allah. Sesuai dengan keikhlasan seseorang, maka dia akan mendapatkan ilmu. Niat yang ikhlas dalam mencari ilmu, yaitu (1) mengangkat kebodohan dari diri sendiri, (2) mengangkat kebodohan dari orang lain, (3) menghidupkan dan menjaga ilmu supaya tidak punah, dan (4) mengamalkan ilmu.

3. Mengumpulkan tekad untuk menuntutnya, meminta pertolongan kepada Allah dan tidak merasa lemah. Sebagaimana dalam hadits:

احرص على ما ينفعك واستعن بالله ولا تعجز

“Hendaklah engkau semangat melakukan apa yang bermanfaat untuk dirimu dan memohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah engkau merasa lemah” (H.R. Muslim).

Dahulu, Imam Ahmad bin Hambal terkadang ingin keluar dari rumahnya untuk menghadiri majelis ilmu gurunya sebelum datang waktu subuh. Dan sebagian mereka membaca shahih Al Bukhari kepada gurunya dalam 3 majelis (pertemuan). Hal ini menunjukkan semangat dan tekad para pendahulu kita dalam menuntut ilmu.

4. Memusatkan semangat untuk mempelajari Al Qur’an dan Al Hadist karena inilah asal dari ilmu itu sendiri.


Bersambung.....

Minggu, 21 Juli 2019

Berbenah Kamar Mandi dan Toiletries

Assalamu' alaikum...

Alhamdulillah, jumlagi lagi dengan berbenah, kali ini materi Gemar Rapi tentang Berbenah Kamar Mandi dan Toiletries, yeaaaa....

Alhamdulillah juga kabar berbenah cenderung melambat, wkwkwk.. maklum anak-anak udah mulai sekolah. Tapi, berbenah tetap berjalan dan diajarkan juga pada anak-anak.

Oiya, Gemar Rapi memberikan Tips untuk berbenah kamar mandi dan toiletries, cekidot ya...
  1. Kepala Shower dapat dibersihkan dengan rendaman larutan cuka putih selama semalam.
  2. Pintu kamar mandi dapat dibersihkan dengan campuran baking soda dan vinegar.
  3. Poles sela-sela keramik (nat) minimal 6 bulan sekali.
  4. Lubang toilet dapat dibersihkan dengan baking soda.
  5. Cuci handle keran wastafel minimal seminggu sekali.
  6. Kamar mandi tidak perlu dikunci. Kunci kamar mandi dapat digantung di tempat tinggi, jauh dari jangkauan anak-anak.
  7. Pastikan lantai kamar mandi tidak licin.
  8. Hindari terminal (colokan) listrik dekat dengan sumber air.
  9. Tambahkan alat bantu untuk anak-anak atau orang tua. Misal, handle di sekitar toilet.
  10. Awasi anak yang masih dibawah umur saat mandi.
  11. Ganti lap/keset kamar mandi minimal 2-3 kali seminggu.
  12. Pisahkan sikat gigi antar anggota keluara. Kepala sikat jangan saling bersentuhan.
  13. Tutup toilet duduk saat flushing.
  14. Hindari menyimpan perlengkapan make up dan skin care di kamar mandi.
  15. Hindari membawa telepon genggam ke kamar mandi/toilet.
  16. Jemur handuk setelah digunakan agar tidak lembab.

Nah, sekarang kita bahas sikit yang soal kamar mandi di Rumah Daniesta.
Jadi, singkat cerita, kamar mandi di Rumah Daniesta itu Alhamdulillah ada dua, satu terletak di lantai bawah dan satu terletak di lantai 2. Secara ukuran, fungsi dan tata letak kamar mandi atas dan bawah sama. Perbedaannya terletak pada toilet yang digunakan. Kamar mandi lantai satu menggunakan toilet duduk dengan lantai campuran berupa keramik dan batu alam. Sementara kamar mandi lantai dua menggunakan toilet jongkok dengan lantai terbuat dari batu alam.

Kamar Mandi Ideal
Mengingat keterbatasan lahan dan efisiensi, kami menyatukan kamar mandi dan toilet. Kamar mandi tersebut juga masing-masing digunakan secara bergantian oleh setiap anggota keluarga di rumah. Namun, kamar mandi yang paling sering digunakan yaitu kamar mandi bawah karena memang kami lebih banyak berativitas di lantai ini.

Sejak rencana awal membangun Rumah Daniesta, tata letak dan ukuran kamar mandi termasuk salah satu yang dipikirkan dengan matang. Kami tidak ingin punya kamar mandi yang terlalu sempit dan terlalu luas. Kamar mandi tersebut tidak terlalu sempit untuk dimasukkan bak mandi bayi ketika anak-anak masih bayi. Selain itu, kamar mandi juga tidak terlalu luas sehingga menyebabkan keletihan saat membersihkannya.

Kamar mandi di rumah kami juga tidak menggunakan bak mandi mandi permanen. Hal tersebut dari hasil mencermati kamar mandi di rumah orang tua dan kamar mandi di Indonesia pada umumnya. Menurut kami, dengan menggunakan bak permanen atau pun tidak di kamar mandi, justru menambah masalah saja. Pasalnya, dengan adanya bak terutama yang permanen, maka haru rajin dibersihkan dan dicek kualitas baknya agar tetap higienis serta tidak bocor. Walhasil, jadilah kami membangun dua kamar mandi tanpa bak permanen. Di dalam kamar mandi, ada dua keran, yaitu 1 untuk shower dan 1 keran biasa untuk ambil wudhu. Kami hanya meletakkan 1 ember ukuran sedang di setiap kamar mandi. Ember tersebut diisi air hanya ketika dipakai, biasanya anak-anak yang lebih sering mandi menggunakan air di ember bersama gayung.



Kamar Mandi di Lantai 1

Apakah kamar mandi di Rumah Daniesta sudah ideal?
Alhamdulillah sudah menurut kami, karena sesuai dengan kebutuhan setiap anggota keluarga. Dulu siy waktu belom punya rumah, pengen kamar mandi begini begitu pake bath tub segala. Apalagi kalo abis jalan-jalan en nginep di hotel. Kamar mandinya itu lho bikin mupeng. heuheu... Tapi... dari hasil selalu mengamati kamar mandi dari hotel ke hotel itulah kami jadi paham kamar mandi yang dibutuhkan di Rumah Daniesta. Kamar mandi yang simpel dan mudah dibersihkan, meski kecil tapi terlihat lapang, serta punya sensasi rasa berbeda tidak sekedar seperti kamar mandi rumahan pada umumnya.

Sejak denah awal Rumah Daniesta dibuat, kamar mandilah yang paling pasti tata letak serta material didalamnya, wkwkwk... Demi membuat sensasi berbeda, kami menggunakan lantai kamar mandi dari batu alam, yakni batu koral. Mulanya, untuk lantai kamar mandi di bawah kami menggunakan batu koral warna pink dan putih. Namun, akhir tahun lalu, akibat karena salah membersihkan, lama kelamaan beberapa bagian lantai menjadi rusak. Lalu diganti dengan kombinasi batu koral dan keramik granite motif kayu. Sementara kamar mandi di lantai 2, Alhamdulillah masih awet dengan lantai batu koral.

Mengingat kamar mandi pada umumnya di rumah-rumah Indonesia, sebagian besar terletak di bagian belakang dengan suasana suram nan lembab. Nah, kami sangat menghindari hal sedemikian. Kamar mandi di lantai 1 dan 2 berada pada tata letak yang sama, demi menghindari jika ada rembesan air atau kebocoran tidak menggantu ruangan lainnya (yang kering). Kamar mandi lantai 1 bersebelahan dengan dapur. Pertimbangan kami, karena bukaan cahaya dan udara di dapur dan kamar mandi dapat menjadi lebih lebar. Sehingga kamar mandi tidak lembab. Sementara di lantai 2, kamar mandi bersebelahan dengan ruangan cuci dan jemur. Maka dari itu, meski kamar mandi di lantai 2 menggunakan toilet jongkok, tapi lebih cepat kering daripada kamar mandi dibawah. Karena bukaan udara dan cahaya di kamar mandi di lantai 2 lebih luas lagi.

Hambatan berbenah Kamar Mandi dan Toiletries
Sebenarnya tidak ada hambatan yang nyata dalam berbenah atau membersihkan kamar mandi dan toiletries di Rumah Daniesta. Namun, hambatan itu justru kadang datang dari hal ideal yang kami inginkan. Salah satunya, kamar mandi dengan lantai batu alam yang memang harus ekstra teratur serta teliti dalam membersihkan dan menjaga keindahannya. Jadi kekira ini hambatan dalam berbenah kamar mandi:
  • Membersihkan lantai batu alam dengan bahan yang ramah lingkungan.
  • Masih suka tidak konsisten/lalai dalam menjaga jadwal berbenah kamar mandi.
Sementara untuk toiletries tidak ada hambatan dalam berbenah dan peletakannya. Pasalnya, toiletries yang ada di kamar mandi memang hanya terdiri dari perlengkapan mandi, tanpa make up dan skin care. Toiletries tersebut hanya yang benar-benar digunakan secara keseharian. Sementara untuk stock cadangan toiletries kami sediakan lemari khusus terpisah yang terletak di luar kamar mandi.

RASA dalam Berbenah Kamar Mandi
  • Rapi dan Teratur. Dalam hal ini kamar mandi sudah berada pada tata letak dan fungsinya sesuai kebutuhan. Kami juga sudah memisahkan toiletries harian yang digunakan dengan stock cadangan yang disimpan.
  • Aman dan Nyaman. Mengingat ada anak-anak di rumah, kami mempunyai 2 rak toiletries. Rak tersebut memiliki ukuran dan isi yang sama, mulai dari sikat gigi hingga sabun. Namun, perbedaan rak terletak pada isi dan peletakannya. Rak yang digantung tinggi berisi toiletries untuk Ayah dan Ibu. Sementara rak yang digantung agak rendah berisi toiletries anak-anak.
  • Sehat dan Bersih. Meski kadang kami suka khilaf atau lalai karena lewat waktu dalam membersihkan kamar mandi. Tapi, kamar mandi di rumah selalu ditinggalkan dalam keadaan bersih dan toiletries selalu berada ditempatnya. Terkadanga kami juga tidak perlu menunggu beberapa hari baru mengganti keset kamar mandi. Jika keset baru ditaro pagi dan sorenya sudah terlalu basah, maka akan segera kami ganti yang baru.
  • Alami dan Berkelanjutan. Nah, untuk yang satu ini masih menjadi PR, mengingat akan bahan lantai kamar mandi yang kami gunakan. Lantai dengan batu alam cenderung memiliki perawatan yang ekstra. Oleh karena itu, enam tahun lalu kami sempat kesulitan menemukan bahan pembersih yang aman di tangan, aman di lantai dan juga lingkungan. Sehingga tidka jarang saat membersihkan harus hati-hati meski sudah menggunakan sarung tangan khusus. Selain itu, pernah juga karena salah membersihkan dengan cairan kimia, lantai kamar mandi menjadi rusak. Namun, seiring berlalunya waktu, semakin kesini semakin banyak cara alami dan mudah dalam membersihkan lantai kamar mandi yang terbuat dari batu alam.

Kebiasaan Menjaga Kerapian Kamar Mandi dan Toiletries
Harian
  • Meletakkan toiletries ke tempat semula sesudah digunakan.
  • Mengeringkan dudukan toilet dengan cara didirikan.
  • Menggantung handuk di jemuran sesudah digunakan.
Mingguan
  • Menyikat lantai kamar mandi.
  • Menyikat toilet.
  • Mengganti keset kamar mandi.
  • Membersihkan ember dan gayung.
Bulanan
  • Membersihkan rak toiletries.
  • Membersihkan dinding dan lantai kamar mandi.
  • Membersihkan keran dan shower.
  • Perawatan lantai batu alam.
  • Inventarisir stock toiletries.

Alhamdulillah, demikian sedikit cerita mengenai kamar mandi di Rumah Daniesta.
Semoga kami selalu konsisten dalam berbenah lagi dan lagi.
Aamiin Allahumma Aamiin.


#Task14GP 

#GP1
#gemaripratama 
#angkatan1 
#klaster2
#gemarikamarmandi
#menatadirimenatanegeri 
#gemariclass 
#metodegemarrapi 
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA

Minggu, 14 Juli 2019

Berbenah Ruangan di Rumah

Assalamu' alaikum

Alhamdulillah ketemu lagi disini, masih di gelombang yang sama soal berbenah yesss...
Minggu demi minggu proses berbenah semakin melambat, tapi tetap berjalan meski sikit demi sikit... Apalagi minggu ini terakhir anak-anak libur, dan Senin besok mereka udin masuk. Itu tandanya, harus siap-siap kembali berjibaku dengan rutinas sekolah wkwkwk.. 


Proses Berbenah
Materi berbenah dari Gemar Rapi kali ini adalah Berbenah Kama Tidur dan Ruangan Lainnya. Habis baca itu materi, langsung saja diri ini terhenyak, bingung mau mulai darimana dan bagaimana. Akhirnya back to basic dan bukan jurnal berbenah again. Alhamdulillah dapet hidayah, heuheu...


Oiya, sebelom ceritain proses berbenah yang seuprit ini, bolelaya dicekidot kekira apa aja ruangan yang ada di Rumah Daniesta, yaitu:
  • Ruang Dapur
  • Garasi
  • Taman dan Teras Lantai 1
  • Ruang Tamu
  • Ruang Keluarga Lantai 1
  • Kamar Mandi Lantai 1
  • Kamar Tidur Utama
  • Kamar Tidur Anak 1
  • Ruang Keluarga Lantai 2
  • Ruang Baca Lantai 2
  • Kamar Tidur Anak 2
  • Kamar Mandi Lantai 2
  • Teras Lantai 2
  • Ruang Cuci, Jemur & Setrika
  • Gudang (Perkakas & Produk Jualan)
Lalu, kekira ini dia hambatan dalam berbenah kamar tidur dan ruangan lainnya:

  • Masih belum selesainya berbenah beberapa barang sesuai kategori. Sehingga beberapa ruangan masih terlihat berantakan, karena beberapa barang2 hanya dideclutter dan belum sempat ditata dengan baik dan rapi.
  • Adanya keterbatasan waktu orangtua dalam berbenah.


Nah, kalo ruangan yang paling mudah dan yang paling sulit dibenahi adalah...
Ruangan yang paling mudah dibenahi, yaitu ruang tamu, kamar mandi lantai 1, dan kamar mandi lantai 2. Karena ruangan tersebut paling sedikit barangnya.

Ruangan yang paling sulit dibenahi, yaitu Kamar anak-anak, dan gudang karena diruang tersebut juga tersimpan barang-barang yang sudah disortir tapi belum ditata dengan baik. Sementara di kamar anak-anak tidak sepenuhnya bisa ditata dengan kemauan orangtua, hehehe... Meminta pendapat pada anak-anak sangat penting, tapi ini juga yang menjadi penghambat karena terkadang mereka lama memutuskan ingin begini begitu. Namun, dari semuanya karena keterbatasan waktu, mengingat masa libur sekolah yang panjang ini, maka semakin banyak waktu anak-anak dirumah. Semakin banyak pula aktivitas yang dilakukan anak-anak. Di sisi lain, selama liburan sekolah ini juga saya sangat memiliki keterbatasan waktu untuk berbenah di rumah.

Hal yang menjadi hambatan dalam berbenah kamar tidur dan ruangan lainnya, yaitu


  • Ingin berbenah begini begitu, tapi terlalu banyak masukan (pendapat) dari penghuni rumah lainnya, yaitu suami dan anak-anak. Sehingga tidak jarang harus berembug terlebih dahulu untuk memutuskan tiap hal, terutama ruangan yang dipakai bersama-sama.
  • Selain itu, seperti sudah dituliskan sebelumnya, berbenah saat liburan sekolah ini cenderung jadi lebih memiliki keterbatasan waktu, karena kecepatan berbenah berbanding terbalik dengan kecepatan aktivitas anak-anak selama liburan di rumah dengan berbagai macam aktivitasnya, hehehehe...

Perubahan yang dirasakan setelah merapikan kamar tidur dan ruangan lainnya... 
Meski lelah berbenah, dan prosesnya berjalan lambat saat berbenah, tapi... ada perasaan dan pemandangan yang gimana gitu... 
*pen isi dengan barang baru lagi? ya enggaklah *lalu disambit jurnal berbenah, wkwkwk...
Ada rasa lega melihat ruangan rapi jali bersih nan elok, serasa ngeliat padang rumput hijau berseri, hihi... Sekali lagi kembali merasakan hilangnya sembelit akibat selalu adanya ganjalan dalam clutter yang menghantui. Ga ada beban, rasanya hati ini ringan, wkwkwkw...

Alhamdulillah, semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah dan keistiqomahan pada kita semua menjadi hambanya yang lebih baik lagi.
Aamiin Allahumma Aamiin.



#Task13GP 
#GP1
#gemaripratama 
#angkatan1 
#klaster2
#gemarikamar
#menatadirimenatanegeri 
#gemariclass 
#metodegemarrapi 
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA

Minggu, 07 Juli 2019

Karena Momen Itu Penting

Assalamu' alaikum,
Alhamdulillah, meski semakin kesini semakin melambat, tapi proses berbenah harus tetap berjalan. Semangaaaat....

Materi minggu ini adalah tentang berbenah benda kenangan, ah iya jadi teringat slogan "Karena Momen itu Penting..." Karena ini juga sempat merasakan jadi pribadi yang sentimentil, apa-apa karena momen, apa pun bendanya jadi sentimentil trus dibuang sayang, en makin banyak yang disimpen.


Proser Berbenah Benda Kenangan.
Kalau diingat-ingat dari awal berbenah yaitu bagian dapur, sebagian besar barang yang dihempaskan juga sudah termasuk ke dalam benda kenangan, wkwkwk.. iya sebanyak itu....
Benda Kenangan

Jadi kekira benda kenangan yang dimiliki bisa diklasifikasikan sebagai berikut:


  • Barang dapur kebanyakan berupa dinner set dan barang pecah belah yang diberikan oleh keluarga dan kerabat.
  • Pakaian yang diberikan oleh keluarga, teman dan kerabat. Bahkan ada sebagian pakaian anak-anak yang diberikan oleh almarhumah. Ada juga pakaian sentimentil yang dibeli karena souvenir sehabis traveling.
  • Buku yang proses mendapatkannya susah (jarang). Buku pertama anak-anak yang selalu menjadi favoritnya saat dahulu.
  • Dokumen/kertas berupa prangko, kartu ucapan dan kartu undangan, foto, tiket transportasi dan tiket masuk tempat wisata saat traveling.
  • Benda elektronik seperti handphone, walkman.

Dari beragamnya benda-benda tersebut, tentu beragam juga alasan untuk menyimpannya bahkan hingga benda tersebut menjadi clutter.

Hambatan dalam Proses Berbenah Benda Kenangan
Saat berbenah benda sentimentil ini, juga ditemukan beberapa kendala, yaitu

  • Tempat penyimpanannya benda-benda kenangan tersebar di beberapa lokasi. Sehingga sempat kesulitan menemukan beberapa benda kenangan.
  • Beberapa benda yang sudah disimpan dengan rapi, sampai terlupakan punya benda tersebut karena sudah lama tidak melihatnya, hehehe.
  • Hambatan dari dalam diri sendiri akan kesulitan untuk menghempaskannya. Namun, seketika teringat kembali akan hisab, dan Alhamdulillah langsung on the track again.
  • Rasa enggan melepas benda kenangan karena teringat proses mendapatkannya yang tidak mudah.
Proses Memilah Benda Kenangan
Mengingat dan menimbang situasi kondisi beberapa benda kenangan yang berceceran atau bertumpuk, maka saya perlu meng-clutter beberapa benda tersebut. Saya melakukan cluttering terhadap benda tersebut sesuai seleksi kriteria pada jurnal berbenah yang tentunya dikaitkan dengan prinsip RASA, berupa:
  • Rapi dan Teratur, dimana benda kenangan yang disimpan diketahui jumlahnya dan memiliki tempat penyimpanan. Dengan demikian tidak ada lagi sentimental items yang bertumpuk atau bahkan berceceran, sehingga mudah dicari dan disimpan kembali.
  • Aman dan Nyaman yang dalam hal ini saya hanya akan memilih bahan dan bentuk benda kenangan yang benar-benar aman dan mudah disimpan. Benda tersebut benar-benar penting untuk disimpan karena memiliki nilai histori.
  • Sehat dan Bersih disini yaitu benda kenangan yang disimpan dapat mudah dibersihkan dan dirawat sehingga tidak menimbulkan sarang penyakit.
  • Alami dan Berkelanjutan dalam hal ini beberapa benda kenangan yang disimpan selain masih berfungsi juga dapat memiliki fungsi lain, misalnya menjadi bahan cerita atau mengenalkan sejarah untuk anak-anak seperti prangko, tiket, foto masa kecil dan lainnya.

Kategori Benda Kenangan
Saat memilah benda kenangan, saya tidak membuat kategori baru/tambahan dalam menyeleksinya lagi. Adapun kategori benda kenangan yang dimiliki seperti sudah dituliskan sebelumnya, yaitu:
  • Barang dapur.
  • Pakaian.
  • Buku.
  • Dokumen/kertas.
  • Benda elektronik.
Faktor Pemberat dalam Melepas Benda Kenangan
Usai memilah benda-benda kenangan yang layak disimpan dan dihempaskan, maka yang paling berat adalah proses menghempaskannya, karena....
  • Karena momen itu penting, dan tidak akan ada yang berulang kembali sedetik pun.
  • Menyimpan histori pada benda tersebut, bukan dalam hati, ingatan dan kenangan.
  • Terlalu mengandalkan benda tersebut untuk membuka kembali memori kenangan.
Namun, seketika juga langsung istigfar dan mengingat hisab. Alhamdulillah, Allah mudahkan dan tunjukkan jalan dalam melepaskan benda-benda yang tidak bermanfaat.

Kotak Penyimpanan Benda Kenangan: Tiket, Foto, dll.
Proses Organising
Demi mewujudkan rumah yang resik dan rapi, maka benda-benda kenangan juga harus disimpan dan ditata dengan baik. Dalam penyimpanannya, benda-benda tersebut disimpan sesuai dengan kategorinya, yaitu:
  • Barang dapur disimpan di lemari dapur.
  • Pakaian disimpan di lemari pakaian.
  • Buku disimpan di lemari buku.
  • Dokumen/kertas disimpan dalam kotak di lemari buku.
  • Benda elektronik disimpan dalam kotak di lemari buku.
Tidak banyak perubahan dalam penataan benda-benda kenangan ini, karena hampir sebagian besar benda-benda tersebut sudah memiliki tempat, baik itu di kotak dan di lemari. Namun, dengan adanya beberapa pengurangan benda kenangan yang berlebih karena dobel dan lainnya, maka benda-benda tersebut kini semakin mudah dicari dan disimpan kembali. 

Semoga Allah SWT mudahkan setiap langkah menjadi pribadi lebih baik lagi.

#Task12GP 
#GP1
#gemaripratama 
#angkatan1 
#klaster2
#gemaribendakenangan
#menatadirimenatanegeri 
#gemariclass 
#metodegemarrapi 
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA

Minggu, 30 Juni 2019

Manfaat Berbagi Mainan

Assalamu’alaikum,
Alhamdulillah, minggu ke minggu berbenah di Rumah Daniesta masih berjalan, meski kadang macet bahkan terpause, hehehe...
Alhamdulillah lagi, Gemar Rapi minggu ini memasuki materi berbenah mainan., benda-benda menggemaskan yang MasyaAllah rasanya saat diberesin, disimpen, dan dirawat, wkwkwk...
Sesungguhnya, sewaktu bulan Ramadhan lalu kami sudah berbenah mainan hampir lumayan banyak, sebagian besar dikurangi dengan cara disumbangkan dan dibuang (karenan rusak). Maka dari itu, berbenah mainan kali ini tidak terlalu banyak yang dikurangi, hanya sebagian kecil, dan lebih ke proses bagaimana menata mainan-mainan tersebut. Ini yang masih jadi PR, heuheuheu...

Oiya, sebelum membahasa berbenah mainan ala Rumah Daniesta, mari kita simak sedikit informasi dari tim GR mengenai berbenah kali ini. Jadi, menurut Ibu Elly Risman (yang disarikan oleh tim GR), parenting is all about wiring
Ibarat kata, wiring itu kaya jaringan kabel diotak yang ada karena kebiasaan. Iya, karena kebiasaan, bukan ujug-ujug ada gitu aja. Kalau sejak kecil terbiasa melihat keindahan, kerapian, keteraturan, maka bisa disimpulkan jaringan kabel diotaknya InsyaAllah juga demikian baiknya. Nah, demikian juga sebaliknya, kalau kebiasaan yang dilihat, ditiru dan dikerjakan itu jauuuh dari hal kebaikan, maka kekira bisa disimpulkan demikian juga dengan kondisi jaringan kabel-kabel diotaknya. Maka dari itu bahaya kan gaesss kalo sedari kecil anak-anak udah dibiasain sesuatu hal yang tidak baik. Ingat! anak itu titipan dari Allah SWT, maka harus dijaga sebaik-baiknya.

Selain itu, menurut GR, ada beberapa alasan penting supaya anak-anak terbiasa dengan kerapian, yaitu:

  • Rumah rapi = perilaku anak yang baik, InsyaAllah (sesuai studi di Florida).
  • Banyak clutter = anak tidak fokus (kalau ini berasa juga ke ortunya siy, wkwk).
  • Rumah rapi lebih aman (dan nyaman) dibandingkan rumah berantakan.
  • Rumah rapi = InsyaAllah penghuninya lebih sehat.
  • Rumah rapi = penghuninya (terutama anak-anak) akan lebih betah di rumah.
  • Rumah berantakan = (hati-hati) anak bisa stress, bukan cuma ortunya saja, heuheu..
  • Terbiasa berantakan = terbiasa telatan (terlambat).

10 Tips ala GR dalam mengajak anak ikut berbenah:
  1. Sering diajak cerita/diskusi untuk menanamkan pola pikir rapi dan anti berantakan.
  2. Mulai dari yang paling mudah.
  3. Berbenah = hal yang menyenangkan (tentunya yang ngajarin berbenah juga haru punya mindset ini dulu, haha).
  4. Apresiasi (secukupnya, jangan lebay, apalagi sampe diiming-imingin beli ini itu) dengan ucapan Terima Kasih atau gesture berupa pelukan, kecupan dan lainnya.
  5. Jangan ajarkan paksa kalau tidak mau dipaksa. Lha iya, kita aja yang gede ga mau dipaksai en dikekang, apalagi anak-anak kan, hehe. Maka dari itu ada baiknya dibikin jadwal berbenah. Kalau anak masih enggan bahkan malas meski sudah jadwalnya, jangan dipaksa, tapi diajak diskusi.
  6. Buat tulisan (poster) pengingat.
  7. Sediakan fasilitas yang sesuai dan mudah dijangkau anak, misalnya gantungan baju ya setinggi anaknya, bukan setinggi orang dewasa.
  8. Ajarkan anak untuk bisa memilih dan mengambil keputusan.
  9. Beritahu batasan/zona/daerah bermain, tentunya dengan alasan yang masuk akal dan diterima anak. Misalnya, tidak main air di dalam rumah karena bisa basah kemana-mana dan anak mudah terpeleset, dan lainnya.
  10. Jadilah tauladan, bukan telatan ya. Ingat Lead by example. Sebaik-baiknya orangtua adalah yang menirukan perbuatan baik pada anak-anaknya.

Nah, lanjuuut...
Tim GR juga memberi tips tahap berbenah mainan, yaitu:
  1. Sebelum berbenah, buatlah kesepakatan dan aturan mainnya yang tentunya mempertimbangkan perasaan anak sebagai tolak ukurnya.
  2. Keluarkan mainan sesuai kategorinya. Jika langsung banyak sekaligus, malah akan bikin chaos karena anak mudah terdistraksi. hehe...
  3. Saat tahap memilah, ada baiknya membuat daftar pertanyaan seleksi untuk anak.
  4. Kumpulkan mainan yang sudah tidak dipakai, simpan jangan sampai dilihat anak lagi, haha.
  5. Saat menyimpan mainan, tatalah mainan sesuai bentuk dan kategorinya.

Yaap, kekira segitu sedikit materi GR minggu berbenah mainan ini. Mari kita lanjuuut ya...


Proses Berbenah Mainan
A. Respon Anak-anak
Waktu pertama kali tau mainannnya akan dibenahi alias dikurangi saat bulan Mei yang bertepatan dengan bulan puasa, tentunya anak-anak sempat kaget, terutama si adik (4 tahun) yang langsung nyeletuk, "Yaaa.. berarti mainan aku dikurangin dong, nanti jadi abis gimana?" 
Hahahahaha... namanya juga anak-anak. Nah, berhubung si kakak (8 tahun) sudah lebih paham, maka mulailah dijelasin asal muasalnya berbenah mainan ke si kakak. Justru saat itu momennya puasa, bulan penuh kebaikan, jadi yang lebih ditekankan adalah nilai berbagi. Kekira ini poin-poin yang dijelasin:
  • Alasan berbenah mainan.
  • Jenis mainan yang dikurangi.
  • Cara memilah dan memilih mainan.
  • Mudah mencari mainan.
  • Merapikan mainan kembali.

Setelah dijelasin secara berulang-ulang, semakin beragamlah respon yang muncul dari si kakak dan adik, kekira begini:
  • Mencari dan mendekap erat beberapa mainan favoritnya (adik).
  • Mengumpulkan dan memisahkan mainan tidak layak (rusak) untuk dibuang dan layak untuk didonasikan (kakak).
  • Berharap mainan yang tidak lengkap bagiannya (rusak) dapat diperbaiki (padahal sudah tidak bisa diperbaiki apalagi digunakan).
  • Mempertahankan mainan tertentu dengan menceritakan kembali sejarah mainan tersebut.

B. Hambatan dalam berbenah mainan
Saat mulai berbenah mainan terutama declutter, tentu saja ada hambatan, baik itu dari anak-anak dan juga orang tuanya, hahaha. Ada mainan yang sayang dibuang meski sudah tidak layak (bahkan rusak) karena nilai sejarahnya. Ada mainan yang sayang didonasikan karena belum pernah dimainkan. Ada mainan yang sayang kalo cuma punya satu karena takut si kakak sama adik berantem, wkwkwk.. dan banyak alasan lainnya.

Hmmm.. jadi hambatan sesungguhnya dalam berbenah mainan ini lebih ke faktor sentimentil. Jadilah, beberapa mainan yang belom tega dihempaskan masih disimpan dan dikategorikan sebagai barang sentimentil. Oiya, selain itu karena mainan bentuknya beragam, jadi masih bingung bagaimana menyimpan dan menata mainan dengan tepat. InsyaAllah peletakkan semua mainan di rumah sudah mudah diambil dan terjangkau anak-anak. Namun, masih bingung dalam penataan supaya untuk enak dilihat nan dipandang.

C. Proses Memilah Mainan
Adakah kriteria seleksi tambahan? Seperti apa kriteria seleksi yang digunakan?
Saat proses declutter mainan dimulai, tentunya harus membuat kriteria jenis mainan sesuai umur si kakak dan adik, mengingat mereka punya rentang umur yang lumayan. Pasalnya, hal tersebut memengaruhi jenis mainan yang mereka sukai.

Kriteria Mainan Kakak:


  • Puzzle potongan kecil (bahan karton).
  • Balok potongan kecil (bahan plastik).
  • Peralatan dan perlengkapan olahraga (sepeda roda 2, sepatu roda, peralatan renang, peralatan bulu tangkis).
  • Peralatan menggambar (Buku gambar, krayon, kuas, dll).


Kriteria Mainan Adik:

  • Puzzle potongan besar (bahan plastik dan karton/kertas).
  • Balok potongan besar (bahan plastik/kayu).
  • Peralatan dan perlengkapan olahraga (balancing bike, sepatu roda, peralatan renang).
  • Peralatan menggambar (Buku gambar, pensil warna, krayon, kuas, dll).
  • Sensory play (pasir kinetik, slime, play dough, origami, dsb).


Kriteria Seleksi Tambahan:


  • Mainan bersama (bisa dimainkan kakak dan adik), seperti boneka, pretend toys (masak-masakan, dokter-dokteran, Crafting and DIY), board game, permainan tradisionil (congklak, bola bekel), alat musik (tifa, markis), peralatan olahraga (bola basket, ban renang, bola).
  • Mainan yang bersifat sentimentil dengan alasan yang sudah dituliskan tadi.

Jadi, saat proses memilah mainan dilakukan, ada beberapa kategori mainan, yaitu:

  • Mainan layak yang ingin dimainkan (dipisahkan sesuai kriteria).
  • Mainan layak yang dapat didonasikan (dipisahkan berdasarkan bahan dan jenisnya).
  • Mainan tidak layak pakai (dipisahkan berdasarkan bahan dan jenisnya).
  • Mainan yang dapat diperbaiki.
  • Mainan yang belum dipakai (masih baru) tapi belum waktunya.
  • Mainan sentimentil.

D. Proses Menata Mainan.
Mainan udah dikurangi, tapiiii masih berantakan juga, ini PR-nya.. Soalnya masih belajar banget menata mainan anak-anak yang bentuknya unik bin ajaib itu. Jadi kekira begini kesulitannya kalo disimpulin:

  • Membiasakan anak-anak (terutama si adik) untuk menyimpan mainan ke tempatnya semula sesuai kriteria.
  • Mainan besar yang bingung dimana dan bagaimana penyimpanannya.
  • Beberapa tempat penyimpanan yang tidak sesuai.

Manfaat Berbagi Mainan
Oiya lagi, mau cerita sedikit, dari proses berbenah mainan ini, ada beberapa manfaat yang dapat dirasakan (terutama pada anak-anak saya), yaitu:
  • Melatih anak untuk menghargai nilai barang miliknya (mainan).
  • Menumbuhkan sikap berbagi dan meredam keegoisan.
  • Menumbuhkan sikap empati.

Kekira sedemikian dahulu cerita kali ini, untuk fotonya menyusul ya, hehehe...



#Task11GP 
#GP1
#gemaripratama 
#angkatan1 
#klaster2
#gemarimainan
#menatadirimenatanegeri 
#gemariclass 
#metodegemarrapi 
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu

#RASA

Minggu, 23 Juni 2019

Berbenah Dokumen dan Kertas

Assalamu' alaikum...
Alhamdulillah, setelah libur lebaran, blog ini kembali berdebu.. wkwkwk...
Tapi Alhamdulillah rumah ga berdebu, karena semakin rajin berbenah dan declutter semakin berukurang, hehe...
Monmaap lahir batin ya kengkawans, semoga Allah SWT menerima amal ibadah kita semua, dan kita jadi alumni Ramadhan yang sukses..

Kalo gitu, kembali lagi berbenah, dan kali ini berbenah Dokumen dan kertas yang hampir pasti selalu ada di setiap rumah, ya kan ya kan ya kan.... hehehe...

Menurut Gemar Rapi penyimpanan dokumen penting yang rapi akan mempermudah saat dibutuhkan dan diselamatkan jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, mari cekidot proses berbenah dokumen dan kertas di Rumah Daniesta. Ketika berbenah dokumen dan kertas ini Alhamdulillah tidak serumit seperti berbenah barang-barang sebelumnya. 



Pembagian Kategori Dokumen dan Kertas
Untuk pembagian kategori dokumen dan kertas di rumah dibagi menjadi seperti:

  1. Dokumen/Kertas Suami: akte lahir, ijazah sekolah, Kartu Keluarga, identitas diri (SIM, KTP, Paspor), Sertifikat pendidikan/pekerjaan, buku tabungan.
  2. Dokumen/Kertas Istri: akte lahir, ijazah sekolah, identitas diri (SIM, KTP, Paspor), Sertifikat pendidikan/pekerjaan, buku tabungan.
  3. Dokumen/Kertas Anak ke-1: akte lahir, ijazah sekolah, identitas diri (Paspor), Sertifikat pendidikan/pekerjaan, buku tabungan, Hasil lembar ujian sekolah.
  4. Dokumen/Kertas Anak ke-2: akte lahir, identitas diri (Paspor), sertifikat pelatihan.
  5. Dokumen/Kertas Berharga: Sertifikat tanah dan rumah, BPKB kendaraan, STNK.
  6. Dokumen/Kertas Kesehatan: Kartu Berobat Suami, Istri dan Anak-anak, Rekam Medis, USG, Hasil Laboratorium.
  7. Dokumen Karya Anak-anak: Hasil menggambar dan/ mewarnai, prakarya membuat kerajinan di sekolah dan/rumah.
  8. Dokumen/Kertas Garansi dan Manual Book untuk: kamera foto, blender, kulkas, AC, Oven, dan alat elektronik lainnya.
  9. Dokumen/kertas tagihan: listrik, telepon dan internet, dan nota belanja kebutuhan pokok bulanan.
  10. Dokumen. Taraaa ini dia sebagian penampakan
    dokumen/kertas yang disimpan dalam
    lemari khusus dokumen/berkas.
  11. Dokumen Kenangan: tiket dan sejenisnya.
Pembagian dokumen/kertas seperti ini sudah saya lakukan semenjak sekolah karena orangtua mencontohkan hal sedemikian. Dengan beberapa modifikasi dan perkembangan, pengategorian dokumen/kertas tersebut saya tetap lakukan saat menikah dan hingga sekarang. Hal tersebut sangat positif karena sangat memudahkan dalam pencarian ketika saat darurat, terutama dokumen kesehatan. Dahulu, saat belum memasuki era digital, dokumen suami, istri dan anak-anak memiliki fotokopian masing-masing. Namun, sejak makin canggih dan digitalnya masa sekarang, sebagian besar dokumen sudah kami digitalisasi dengan di-scan lalu disimpan di email. Sementara untuk dokumen/kertas tagihan hanya disimpan sementara. Biasanya maksimal 1 bulan ke bulan berikutnya, karena sebagian besar transaksi dilakukan dengan debit, maka nota/bon tersebut akan dimusnahkan setelah menge-print buku tabungan. Memang kami sudah terintegrasi dengan e-banking, tapi rasanya lebih afdol jika meng-print langsung, hehehe....


Hambatan dalam Berbenah Dokumen dan Kertas
Sesungguhnya, tidak ada hambatan yang terlalu krusial dalam berbenah kali ini, karena dokumen dan kertas merupakan barang yang mudah dikategorikan dan di-declutter. Hanya saja ada sedikit keraguan ketika menyentuh dokumen karya anak dan kenangan, hehe.. sangat sentimentil dan bahkan bingung untuk dimusnahkan meski sudha terlalu banyak, terutama karya anak-anak. Akhirnya, karya-karya tersebut dipisahkan dahulu masuk ke barang sentimentil.

Proses Berbenah (Memilah Dokumen/Kertas)
Untuk berbenah dokumen suami dan istri kami lakukan masing-masing dan juga saling kroscek untuk melengkapi jika ada yang kurang. Namun, untuk dokumen anak-anak, belum bisa mereka lakukan sendiri, jadi orangtua yang mengerjakan. Adapun untuk dokumen yang dirapikan anak-anak yaitu yang dokumen yang berkaitan dengan hasil karya mereka.

Lost and Found.
Waktu berbenah lemari dokumen, suami
nemuin barang-barang ini yang mana
kebanyakan punya istrinya, hahahaha... *monmaap...
Sebagian dokumen/kertas kami simpan dalam clear holder, mulai dari dokumen suami, istri, anak-anak, dokumen berharga, kesehatan, serta garansi dan manual book. Untuk dokumen/kertas tagihan diletakkan di papan magnet, sehingga mudah terlihat oleh kami. Tapi, tagihan di zaman sekarang tidak memakan banyak kertas seperti zaman dahulu, karena hampir sebagian besar dikirim dalam bentuk digital. Sementara untuk dokumen kenangan kami simpan di dalam satu kotak. Nah, yang masih bingung ini penempatan dokumen karya anak karena ada yang berbentuk 2 dimensi seperti kertas hingga 4 dimensi seperti hasil kerajinan tangan. Sejauh ini, penyimpanannya kami pisahkan sesuai dengan bentuknya. Meski dokumen/kertas karya anak-anak yang disimpan sudah disortir sesuai dengan yang sangat mereka sukai, tetap saja semakin bertumpuk, hehehe... Terkadang untuk mengakalinya, saya memfoto karya tersebut, dan yang disimpan hanya fotonya saja. Sementara karyanya sudah dialihfungsikan atau rusak dan dibuang, hehehe...

Oiya, untuk kriteria seleksi yang kami gunakan sebenarnya menyesuaikan dengan kategori yang kami buat tadi, yaitu Dokumen/Kertas Suami, Dokumen/Kertas Istri, Dokumen/Kertas Anak ke-1, Dokumen/Kertas Anak ke-2. Dokumen/Kertas Berharga. Dokumen/Kertas Kesehatan. Dokumen Karya Anak-anak. Dokumen/Kertas Garansi dan Manual Book,  Dokumen/kertas tagihan, dan Dokumen Kenangan. Terkadang jika kami lalai atau saat malas menerjang, terbitlah satu kriteria tambahan berupa dokumen/kertas miscellaneous atau setipe dengan lost and found, wkwkwk... Tidak selalu ada siy, dan kalopun ada, maka dibulan berikutnya sudah menghilang masuk ke dalam kategori yang sudah ada atau dibuang karena tak butuh. hehehe...

Proses Menata Dokumen dan Kertas
Alhamdulillah, tidak ada juga kesulitan dalam menata Dokumen/Kertas Suami, Dokumen/Kertas Istri, Dokumen/Kertas Anak ke-1, Dokumen/Kertas Anak ke-2. Dokumen/Kertas Berharga. Dokumen/Kertas Kesehatan, Dokumen/Kertas Garansi dan Manual Book yang ditempatkan di clear holder sesuai kategori. Clear Holder tersebut kami simpan di lemari kaca khusus dokumen/kertas tersebut di dalam kamar. Sejauh ini sangat memudahkan dalam mencari dan menyimpan kembali. Demikian juga dengan penyimpanan Dokumen/kertas tagihan, dan Dokumen Kenangan yang terletak di papan magnet dalam kamar sangat memudahkan dalam mencari dan menyelesaikannya. Sementara untuk Dokumen Karya Anak-anak ditata dan disimpan di dalam kamar anak-anak, sebagian besar disimpan dalam lemari meja belajar mereka. 

Seperti sudah dituliskan sebelumnya, anak-anak hanya menyimpan dokumen/kertas karya yang favorit, tapi tetap saja semakin bertumpuk, hehehe... Terkadang untuk mengakalinya, saya memfoto karya tersebut, dan yang disimpan hanya fotonya saja. Sementara karyanya sudah dialihfungsikan atau rusak dan dibuang, hehehe...

Oiyaa lagi, jika sudah ada dokumen/kertas atau fotokopiannya yang tidak terpakai, jangan langsung dibuang gitu aja ya gaesss, kalo kekira aman untuk dibikin prakarya boleh banget lho.. ya meski ga harus permanen karyanya, nanti saat sudah tidak dipakai lagi prakaryanya tetap dihancurkan juga, hehehe... Kalopun dokumen/kertas tersebut tidak dibutuhkan lagi juga bisa langsung dimusnahkan saja ya, bisa dengan cara dipotong kecil-keciiil banget nget, hehehe...

Alhamdulillah, kekira segini aja dulu ya ceritanya, InsyaAllah disambung lagi, hehehe...


#Task10GP 
#GP1
#gemaripratama 
#angkatan1 
#klaster2
#gemaridokumen
#menatadirimenatanegeri 
#gemariclass 
#metodegemarrapi 
#indonesiarapi
#serapiitu
#segemariitu
#RASA