Senin, 30 September 2019
Halaqah Silsilah Ilmiah (HSI)
Belajar Tauhid (Halaqah 21)
Belajar Tauhid (Halaqah 21)
Cinta Kepada Allāh
Disampaikan oleh Ust. Dr. Abdullah Roy, M. A. Hafidzahulloh.
Mencintai Allah merupakan ibadah yang agung. Cinta yang merupakan ibadah ini mengharuskan seorang muslim merendahkan dirinya dihadapan Allah, mengagungkan Allah yang akhirnya akan membawa seseorang melaksanakan perintah Allah dan menjauhi apa yang Allah larang. Inilah cinta yang merupakan ibadah, barangsiapa yang menyerahkan cinta seperti ini kepada selain Allah maka dia telah berbuat syirik besar.
Allah berfirman :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ
“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai sekutu-sekutu Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman maka cinta mereka kepada Allah jauh lebih besar.”
(Q.S. Al Baqarah: 165)
Adapun cinta yang merupakan tabiat manusia seperti cinta harta, keluarga, pekerjaan, dll maka hal ini diperbolehkan selama tidak melebihi cinta kita kepada Allah. Apabila seseorang mencintai perkara-perkara tersebut melebihi cintanya kepada Allah mka dia telah melakukan dosa.
Allah berfirman :
قُلْ إِنْ كَانَ آبَاؤُكُمْ وَأَبْنَاؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّىٰ يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ ۗ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
“Katakanlah: “jika bapak-bapak kalian, anak-anak kalian, saudara-saudara kalian, isteri-isteri kalian, kaum keluarga kalian, harta kekayaan yang kalian usahakan, perniagaan yang kalian khawatirkan kerugiannya, dan tempat tinggal yang kalian sukai, adalah lebih kalian cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan Allah, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.”
(Q.S. At-Taubah: 24)
Ketika terjadi pertentangan antara dua kecintaan maka disini akan nampak siapa yang lebih ia cintai dan akan nampak siapa yang cintanya benar dan siapa yang cintanya hanya sebatas ucapan saja. Diantara cara untuk memupuk rasa cinta kita kepada Allah adalah dengan mentadaburi, memperhatikan ayat-ayat Al-Qur’an dan memikirkan tanda-tanda kekuasaan Allah di alam semesta demikian pula dengan cara mengingat-ingat berbagai kenikmatan yang Allah berikan.
Bersambung.....