Alhamdulillah masih diberikan kesehatan dan kenikmatan lainnya oleh Allah Subhanallahu Wata'ala sehingga bisa kembali lagi cerita disini.
Nah, kali ini ingin cerita tentang kisah salah satu Shahabiyah Rasulullah Shalallahu Alayhi Wassalam. Kalo cerita tentang Shahabiyah Rasulullah, selalu terngiang dengan buku cerita anak-anak yang bertema Sahabat Cilik Rasul. Salah satu buku tersebut berjudul Asma binti Abu Bakar - Anak Perempuan yang Cinta Rasul. MasyaAllah, kalau baca cerita tentang Asma binti Abu Bakar tersebut, meski usianya terbilang sangat muda tapi sangat memberi arti. Dikisahkan dalam buku tersebut, Asma' termasuk putri yang pertama kali memeluk Islam. Dia masuk Islam pada usia yang masih belia. Asma' dilahirkan pada 27 tahun sebelum Hijrah. Usianya lebih tua sepuluh tahun dari Aisyah ummul mukminin, saudara perempuannya. Asma' juga merupakan saudara kandung Abdullah bin Abu Bakar.
Pada kajian Tabligh Akbar tentang kisah Hijrah Rasulullah SAW, Selasa 2 Oktober 2018 di Masjid Sulaiman Fauzan Al Fauzan Bageknyaka, Lombok Timur, Ustadz Firanda Andirja menyebutkan nama Asma' Binti Abu Bakar. Saat peristiwa hijrah itu Rasulullah bersama Abu Bakar Ash- Shiddiq bersembunyi di Gua Tsur selama tiga hari. Asma' yang mengantar bekal makanan yang sudah disiapkan oleh Aisyah untuk Rasulullah dan Abu Bakar selama di gua. Saat Rasulullah hendak melakukan perjalanan lagi, Asma' membungkus perbekalan dengan Nithaq. Asma mengambil Nithaq dan memotongnya menjadi dua. Menurut Ustadz Firanda, Nithaq digunakan wanita saat hendak beraktivitas (sebagai pengikat seperti ikat pinggang). Sementara jika pria hendak beraktivitas dengan menyingsingkan lengan bajunya.
Satu bagian Nithaq Asma digunakan untuk membungkus sufrah (makanan bekal). Sementara satu bagian lainnya untuk membungkus qirbah pada waktu malam. Sejak saat itulah Rasulullah SAW memberi Asma' binti Abu Bakar dengan gelar "Dzatin Nithaqain", Pemilik Dua Ikat Pinggang. Asma' menjadi terkenal dengan gelar tersebut, karena talinya digunakan untuk membungkus makanan Rasulullah SAW yang akan mendakwahkan Islam. Hal ini merupakan penghargaan bagi Asma' dan sangat terkenal di kalangan sahabat. Melalui peristiwa ini menunjukkan betapa pentingnya hijrah Rasulullah SAW. Meski Asma' melakukan perbuatan kecil, tapi memberikan jasa yang besar saat peristiwa hijrah Rasulullah SAW.
Selang beberapa hari, kaum Kafir Quraisy masih gencar mencari Rasulullah dan Abu Bakar. Saat mereka datang ke rumah Abu Bakar, disana hanya ada Asma' dan Aisyah. Abu Jahal menanyakan keberadaan Rasulullah dan Abu Bakar padanya, tapi Asma' tidak gentar dan tidak memberitahukannya. Lantas Abu Jahal menampar Asma' hingga dia jatuh tersungkur ke tanah. Namun, Asma' tidak bergidik dan takut sama sekali. MasyaAllah, sungguh berani.
Keberanian Asma' juga ditunjukkan ketika dirinya bersama suaminya, Zubair bin Awwam ikut berjibaku dalam Perang Yarmuk. Saat perang yang terjadi pada 15 Agustus 636 M hingga 20 Agustus 636 M itu, Asma' membawa sebilah belati yang diletakkan di balik lengan bajunya. i masuk, maka akan kutusuk perutnya."
Kembali pada kisah hijrah Rasulullah SAW, saat peristiwa tersebut dikisahkan juga bahwa Abu Bakar turut serta membawa hartanya yang berjumlah sekitar 5.000 atau 6.000 dirham. Lalu kakek Asma' yang seorang tuna netra, Abu Quhafah, datang dan berkata, "Demi Allah, sungguh aku lihat dia (Abu Bakar) telah menyusahkan kalian dengan hartanya, sebagaimana dia telah menyusahkan kalian dengan dirinya."
Namun, Asma' berkata, "Sekali-kali tidak, wahai Kakek. Beliau telah meninggalkan kebaikan yang banyak bagi kita." Lantas Asma' mengambil beberapa dan meletakkannya di tempat biasanya ayahnya menyimpan harta. Setelah itu, Asma' menutupinya dengan kain. Kemudian Asma' memegang tangan Abu Quhafah dan memintanya untuk meletakkan tangannya di atas kain tersebut. Ketika Abu Quhafah meletakkan tangannya di atas kain, ia "Tidaklah mengapa jika dia tinggalkan ini bagi kalian, maka dia telah berbuat baik. Ini sudah cukup bagi kalian." Padahal, ayahnya sama sekali tidak meninggalkan bagi keluarganya. Akan tetapi, Asma' melakukan hal itu untuk menenangkan hati sang Kakek.
Dalam beberapa literatur disebutkan selain sangat pemberani, Asma' juga berparas cantik, cerdas serta dermawan. Pada masa jahiliyah, putri dari Abu Bakar dan Qutailah ini melihat langsung kebodohan kaumnya yang masing menyembah berhala. Namun, berkat didikan ayahnya, Asma' menyadari bahwa agama yang benar hanyalah Islam. Asma' juga menyadari betapa beratnya perjuangan Islam dimana dia menyaksikan perjuangan ayahnya dan Rasulullah SAW kala itu.
Cerita tentang kedermawanan Asma' dikisahkan oleh putranya, Abdullah bin Zubair yang berkata, "Tidaklah kulihat dua orang wanita yang lebih dermawan daripada Aisyah dan Asma'. Kedermawanan mereka berbeda. Adapun Aisyah, sesungguhnya dia suka mengumpulkan sesuatu, hingga setelah terkumpul semua, dia pun membagikannya. Sedangkan Asma', dia tidak menyimpan sesuatu untuk besoknya."
Dari Asma' kita belajar bahwa usia dan keterbatasan materi yang dimiliki tidak menghalangi langkah untuk berdakwah dan membantu sesama.
MasyaAllah sangat menginspirasi sekali membaca kisah-kisah tentang Asma' bin Abu Bakar. Banyak hikmah yang bisa diambil dari kisah hidupnya. Namun, hanya beberapa saja yang bisa dituliskan disini. Semoga bisa menjadi manfaat bagi yang membaca ya... ❤️